Kadang kamu suka mikir, apa iya badboy yang sering muncul di tv atau yang sering kamu baca di cerita fiksi itu memang ada. Maksudnya, yang baik Cuma ke ceweknya doang gitu.
Karena kalo badboy sih kamu sering nemu, nakal, suka berontak guru, ngejahilin teman, suka minggat, merokok dan sebagainya sih kamu udah khatam banget.
Kamu duduk dibangku kelas mu, sibuk membaca materi yang akan diujikan hari ini. Iyap, ini sudah memasuki ujian tengah semester dan minggu ini kamu sibuk dengan materi ujian yang bertubi-tubi.
"y/n, lo dicariin" kata teman sebangkumu yang sepertinya baru datang itu.
Kamu menatapnya dan bertanya "siapa?" tanyamu pada temanmu itu.
Temanmu hanya mengedikkan dagunya ke arah pintu kelas dan kamu tau disana sudah ada June, pacar badboy mu.
Kamu memutar mata kesal, tapi pada akhirnya kamu tetap menemui June yang asyik bersandar di dinding depan kelasmu.
Kamu menatap June dari atas kebawah, terlihat bahwa mukanya yang lebam, pasti kemarin dia bertengkar lagi, batinmu.
"kenapa lo gak angkat telepon gue? Terus kenapa lo gak pergi sama gue tadi?" tanpa babibu June langsung menanyaimu.
"gue sibuk belajar, lo tau sendiri kalo minggu ini ujian. Gue mau datang pagi karena mau ngapal materi yang belum gue hapal" jawabmu kalem, terlihat bahwa June mendengus dengan muka memerah menahan marah.
"lo tuh bisa gak sih---"
"gue gak bisa Jun, capek gue sama lo. Dibilangin juga gak pernah mau nurut, udah tiga hari ujian tapi lo gak masuk, muka lo lebam, lo mau jadi apa nantinya? Lo gak pernah mau dengerin gue sedikitpun" ucapmu panjang lebar, ini kali pertamanya kamu berani memotong omongan June.
"jangan ngatur gue!" bentak June sedikit membuatmu terkejut. Kalian juga menjadi tontonan karena ribut didepan kelas yang banyak orang lewat.
Kamu tersenyum sinis "lo tuh selalu kayak gini, nyamperin gue kalo lo lagi kesal, lampiasin semua kemarahan lo ke gue. Kalo lo gak mau gue atur, yaudah kita putus aja, lagian selama ini juga lo gak pernah dengerin omongan gue!" kamu langsung meninggalkan June karena bel masuk juga sudah berbunyi. Berdoa saja semoga apa yang kamu pelajari masih masuk kedalam otak, karena pagimu sudah kacau semenjak June datang.
***
Pukul satu siang sekolah bubar karena memang hanya melaksanakan ujian saja tanpa belajar lagi. Kamu berdiri dari dudukmu dan merenggangkan badan. Capek otak, capek hati, entah kenapa rasanya kamu capek banget hari ini, kamu hanya ingin pulang dan beristirahat dikasur tercinta.
"gue duluan yah y/n" kata teman sebangkumu yang kamu angguki. Karena kamu juga sudah ingin pulang. Baru saja kamu akan keluar kelas, tapi kamu melihat June masuk kedalam kelasmu dan menghampirimu.
Kamu menghela nafas, duduk kembali dibangkumu. June selalu begitu, entah bagaimana kalian bisa berpacaran dulu. Yang jelas, kamu fikir bisa menjadikan June lebih baik adalah keinginan terbesarmu. Tapi nyatanya, malah kamu yang terperangkap didalam kehidupan June tanpa bisa mengubah perilaku nakal pria itu.
"gue antar pulang" kata June tanpa menatapmu, kamu pun juga tak menatapnya.
"gak usah, gue bisa sendiri" kamu berdiri dan memakai ransel mu dipunggung, ingin mendahuluinya namun tanganmu ia tahan.
"y/n bisa gak sih, lo itu gak usah keras kepala?" kata June, ia masih menahan tanganmu dengan erat.
Kamu menatap kearahnya yang juga menatapmu "kalo gue keras kepala? Lo itu apa? Lagian selama ini juga lo gak pernah peduliin gue, kenapa gue harus dengerin lo?"
June menghempaskan tanganmu dan mencekram bahumu "gue peduli sama lo!"
Kamu terkekeh "peduli? Darimana nya? Lo bahkan gak anggap gue pacar didepan teman-teman lo! Lo selalu marah ke gue setiap gue mau kekelas lo! Lo selalu menghabiskan waktu lo untuk melakukan hal yang penting dari pada main sama gue. Lo---"
Ucapanmu terhenti karena June mengecup bibirmu sekilas. Kamu menangis, June itu brengesek dan kamu merasa sakit hati padanya. Setiap hari selama setahun belakangan kamu merasa kalau kamu bukanlah pacar June. Dia hanya memanfaatkanmu agar terlihat lebih baik dimata mantan-mantannya yang dulu.
"iya gue salah, gue nyia-nyiain lo selama ini. Gue bego, gue tolol. Tadi pagi waktu lo minta putus, gue rasa gue bakal gila, gue gak sanggup tanpa lo. Gue tau maaf gue gak akan ada artinya buat lo, tapi please kasih gue satu kesempatan lagi" June menarikmu kedalam pelukannya.
"kasih gue kesempatan y/n, gue janji akan ngedengerin omongan lo"
Kamu mengangguk didalam pelukannya. Yah, pada akhirnya kamu memang tak bisa lepas dari jeratan badboy macam June.
Fin
Iya emng bego banget si y/n

KAMU SEDANG MEMBACA
KPOP IMAGINE
FanfictionDisini kamu bisa menjadi peran utama seperti yang kamu inginkan