"Jinyoung-ah" kamu berlari menghampiri Jinyoung yang baru saja selesai berlatih koreo untuk debut terbarunya.
"Noona, kenapa kemari? Sudah kukatakan bahwa aku sedang sibuk kan?" Jinyoung menarik tanganmu menjauhi ruang latihan, padahal tadinya sih kamu mau mengintip sedikit hehehe.
Kamu dan Jinyoung duduk di cafeteria perusahaan. Kamu pun dengan santai mengeluarkan rantang makanan yang sedari tadi kamu bawa.
"aigoo, adik kecilku ini kurus sekali. Makan yang banyak, noona sudah memasak banyak untukmu" kamu menjawil pipi Jinyoung dan mengacak rambutnya gemas.
"Yak! Bae (y/n) aku ini sudah dewasa, jangan memperlakukanku seperti bocah!" kesal Jinyoung. Tapi ia hanya berbicara saja karena buktinya sekarang ia makan dengan lahap seperti bocah.
"Jinyoung-ah" panggilmu dengan manis. Dan Jinyoung hanya menjawab dengan deheman karena sibuk mengunyah.
"bisakah kau beri tahu aku berapa jumlah member di grupmu dan siapa saja? Kau tau kan, aku sangat penasaran. Saat tadi Seunghun menjadi member kedua aku terkaget"
Jinyoung menghentikan makannya dan menatapmu tajam "jadi kau memberikanku makanan hanya karena ingin tau siapa member di grupku? Bukan karena kau menyayangiku? Sudahlah, kau pulang saja, aku tak akan memberi tau mu juga lagian"
Kamu terbahak melihat sikap Jinyoung. Adikmu itu sangat menggemaskan sekali. Padahal tadi ia yang baru bilang kalau ia sudah dewasa, nyatanya. Astaga, rasanya kamu ingin kembali mencubit pipi miliknya.
"kenapa tertawa? Ada yang lucu?" Jinyoung masih mempertahankan sikap ketusnya padamu. Sesekali matanya menatap kearah rantang yang masih berisi banyak makanan.
Karena tidak tahan, kamu kembali mencubiti pipi Jinyoung dengan gemas "aku hanya bercanda adik kecilku. Habiskan makanan mu atau aku yang akan marah"
"sudah kubilang—"
"iya-iya maafkan aku, Bae Jinyoung yang sudah dewasa"
Setelah menyelesaikan makannya. Jinyoung mengantarmu pulang sekaligus ingin bertemu orang tua kalian. Kebetulan, kediaman kalian tak jauh dari perusahaan milik Jinyoung. Jadi kalian memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki.
"benar-benar tak apa jika kau tak mengenakkan topi dan masker? Nanti heboh karena kau berjalan dengan wanita cantik sepertiku" goda mu pada Jinyong dan pria itu hanya mendengus.
"Jinyoung-ah. Kau ingat tidak, waktu kecil kau sering kali menangis karena eomma jarang memberikanmu ice cream kau itu sering sekali terkena flu tau"
"iya, dan noona selalu saja memakan ice cream dihadapanku agar aku ingin. Kau memang kakak yang buruk" ejek Jinyoung. Tanpa terasa aura mukamu berubah menjadi sedikit sendu.
"kau benar, kurasa aku memang kakak yang buruk. Bahkan sekarang kau yang membiayai keluarga kita, bukan aku. Padahal aku ini anak tertua, seharusnya ini tanggung jawabku"
Jinyoung menghentikan langkahnya membuatmu ikut melakukan hal yang sama. Adik mu itu berdiri dihadapanmu dengan raut wajah yang tak bisa diartikan. Kamu tersenyum tipis, adikmu yang dulu sangat kecil, bahkan lebih pendek darimu itu kini sudah tumbuh tinggi. Ia jauh lebih tinggi dan lebih besar darimu.
"kau tau kan kalau aku tidak suka mendengarmu berbicara seperti itu noona? Apakah perkataanku tadi menyakitimu? Kalau begitu maafkan aku"
Kamu kembali tersenyum dan menggeleng "tidak-tidak. Aku yang minta maaf karena terlalu sensitif, kau taulah aku ini bagaimana hehehe"
Jinyoung merangkulmu dan tersenyum "kau bukan kakak yang buruk noona. Malah kau kakak yang sangat baik. Kau mengurusku, menasihatiku bahkan membantuku keluar dari keterpurukan. Selama ini aku bahagia bisa menghasilkan uang untukmu dan orang tua kita. Jadi, janganlah berfikir yang aneh-aneh"
Kamu menyengir didalam rangkulan Jinyoung "baiklah maafkan aku. Ayo lekas pulang. Ini sudah sangat malam dan dingin"
Jinyoung mengangguk, kalian mempercepat langkah agar bisa sampai dirumah dengan segera. Ia, Jinyoung bukan lagi anak-anak. Ia sudah dewasa dan kamu menyadarinya sekarang.
FIN

KAMU SEDANG MEMBACA
KPOP IMAGINE
FanfictionDisini kamu bisa menjadi peran utama seperti yang kamu inginkan