5. Lost Control (17+)

10.3K 709 98
                                    

Singto meneguk bir yang tadi dibelinya. Ia duduk bersama Kay didepan sebuah mini market. Ah, Krist belum pulang jadi Singto bebas berkeliaran. Jika masih ada Krist mungkin pemuda itu akan memaksa ikut atau melarangnya pergi.

Singto menyendok es krim rasa cokelat yang masih dingin. Memakannya. Membayangkan hidupnya yang berjalan kacau belakangan ini. Rasanya Singto ingin lari dan benar-benar lepas dari Krist. Tapi itu terdengar sangat mustahil.

"Jadi, mau bercerita?" Kay meremat kaleng sodanya yang telah kosong. Kay tahu bahwa Singto terlihat muram sejak pagi tadi, pasti Singto ada masalah. Kay meraih tangan Singto, mengenggamnya. Berusaha menyalurkan kehangatan. Singto tersenyum tipis pada Kay, menyambut genggaman tangan gadis dihadapannya ini.

Singto menghela napas. "Hidupku kacau." Bisiknya. Tidak tahu lagi harus bercerita pada siapa. Hanya Kay yang bisa memahaminya, Singto selalu berusaha kuat selama ini karena ia adalah tulang punggung keluarga. Singto tidak bisa mengeluh. Tapi sejak ada Kay, Singto bisa mengeluhkan hidupnya. Kay akan mendengarkannya, memberinya solusi, atau bahkan memeluknya sebagai bentuk menyemangati.

Bukankah ia sangat beruntung?

"Kenapa?"

"Aku dipecat dari pekerjaanku." Singto berucap dengan hati-hati. Ia melihat kilatan mata terkejut, Kay mengerjabkan matanya. "Kay, aku tidak bisa membuatmu bahagia. Aku bahkan tidak bisa menjamin masa depan kita nanti. Bagaimana jika-"

"Tidak." Kay memotong cepat. "Hey, look at me." Kay meminta Singto memandangnya. Ia meringis melihat keputus asaan dimata prianya itu. "Kau segalanya Singto. Jika kau pergi dari hidupku, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan."

Singto merasa tersentuh mendengar apa yang Kay ucapkan. Seakan seluruh bebannya menghilang sedikit demi sedikit. Kay begitu tulus padanya, apa yang harus ia ragukan? Singto hanya perlu melepaskan diri dari Krist dan memulai kebahagiaannya kembali dengan Kay.

Singto tersenyum lebar.

"Aku memang bodoh."

"Dan aku mencintai orang bodoh itu." Balas Kay merasa lega karena Singto sudah terlihat lebih baik. Matanya mengendar ke sekitar. Kay tersenyum kecil melihat sekelompok pemuda yang membawa alat musik.

Kay bangkit, mendekati pemuda-pemuda itu. Berucap sesuatu. Singto mengernyitkan dahinya.

Kay kembali membawa sebuah gitar.

"Kau mengenal mereka?" Kay menggeleng.

"Aku hanya ingin menghibur kekasihku." Kay memetik senar gitar, membentuk sebuah nada.

Beberapa orang memandang Kay.

Wise men say only fools rush in
But I can't help falling in love with you
Shall I stay would it be a sin
If I can't help falling in love with you

Like a river flows
Surely to the sea
Darling, so it goes
Some things are meant to be

Take my hand
Take my whole life too
For I can't help falling in love with you
Some things are meant to be
Take my hand
Take my whole life too
For I can't help falling in love with you
For I can't help falling in love with you

Tepuk tangan terdengar riuh setelah Kay menghentikan nyanyiannya. Singto tidak menyangka bahwa Kay akan menyanyikan lagu seromantis itu, membuat para muda mudi tersipu malu.

Kay mengembalikan gitar itu pada pemiliknya. Ia mengelus pipi Singto.

"Kau harus semangat!"

Singto mengangguk. "Terima kasih."

YES OR YES? [SingtoxKrist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang