20. 💦(17+) [END]

16.3K 882 134
                                    

Butuh waktu 3 tahun bagi Singto untuk meyakinkan Krist bahwa ia serius dan tidak mempermainkan Krist. Selama tiga tahun Singto harus sabar dengan segala omongan pedas dan tingkah cuek Krist.

Tapi setiap perjuangan membuahkan hasil bukan? Singto merasakannya. Hubungannya dan Krist membaik beberapa bulan belakangan ini. Nyonya Sangpotirat sudah keluar dari rumah sakit. Ya, walaupun mereka terpisah jarak yang cukup jauh. Bangkok-London.

Perusahaan perlahan mulai bisa pulih. Mereka bekerja keras untuk ini. Meraih kembali kepercayaan orang-orang. Meraih kembali kepercayaan para investor untuk menanamkan dana. Semua benar-benar membaik akhir-akhir ini.

"Singto, nanti malam Cherry ingin makan denganmu." Off dan Kay menahan tawa mati-matian ketika mengucapkan hal itu. Wajah Singto berubah kesal. Cherry adalah salah satu investor yang menanam cukup banyak dana, ia menyukai Singto dan dengan agresifnya selalu mengejar Singto.

"Entah bagaimana jika P'Kit tahu!" Kay tersenyum miring.

"Ohh~ tentu saja dia akan langsung menghancurkan perusahaan wanita gila itu." Off tertawa keras.

Tidak butuh waktu lama bagi Off dan Kay menyadari bahwa Krist Watson memang benar Krist mereka.

Sebagai sepupu dan saudara kembar yang baik. Mereka tahu jelas bagaimana tingkat kecemburuan Krist. Bagaimana posesifnya Krist pada Singto. Krist selalu memonopoli Singto untuk dirinya sendiri dan Singto hanya bisa pasrah.

Ia benar-benar sadar bahwa sikap pencemburu dan posessif memang sudah melekat dalam diri Krist.

Krist selalu mengatakan bahwa Singto hanya punya dua pilihan. Ya atau ya. Krist bahkan mengancam jika Singto berani mencampakkannya, Krist akan menghancurkan Singto. See, Krist masih saja suka mengintimidasi oranglain.

"Jangan berani kau!" Meski Singto sebal pada Cherry, ia tidak tega melihat perusahaan Cherry hancur hanya karena rasa cemburu Krist itu.

"Oke oke kami akan diam~" Kay mengangkat kedua tangannya tanda menyerah. Ponsel Singto bergetar di atas meja. Ada telephone masuk dari Krist.

"Kemana saja kau?!"

Semprot Krist tanpa basa-basi. Singto menghela napas kecil.

"Ada pembicaraan penting dengan Kay dan Off."

"Singto dengar ini. Aku tahu kau akan malam dengan jalang bernama Cherry, jika aku sampai melihatmu makan malam dengannya. Awas saja!"

Singto memijit pelipisnya. Krist memang sering membuatnya sakit kepala.

"Iya iya."

Telephone dimatikan. Tawa Off dan Kay benar-benar meledak setelah melihat wajah pias Singto.

.
.
Walaupun Singto sudah menolak halus ajakan Cherry, tapi wanita berdada besar itu memaksanya. Singto tidak punya pilihan lain. Hanya malam ini saja. Semoga Krist tidak tahu.

"Bagaimana? Apa enak?" Tanya Cherry, Singto tersenyum kaku. Ia melahap pastanya dalam diam. Hanya membalas ucapan Cherry seperlunya. Cherry lumayan kesal. Tapi ia harus sabar bukan?

"Wah malam yang indah ya." Singto menegang ketika merasakan hembusan napas hangat di tengkuknya. Ia kenal betul suara siapa ini. Tapi sejak kapan?!

Cherry tak kalah terkejutnya.

Krist berbisik ditelinga Singto, ia menegakkan tubuhnya. Meletakkan kedua tangannya di bahu Singto.

"Bukankah kau harusnya sadar agar tidak mengusik kekasih oranglain?" Krist bertanya tajam khas dirinya. Cherry tergagap.

YES OR YES? [SingtoxKrist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang