(46) Say Yes

1K 77 15
                                    

Author POV

Jihyo dan Mina membawa Nayeon yang tertutup matanya dengan sebuah kain ke arah taman, menuntun gadis yang tak bisa melihat sekitar nya itu.

Karena ini hari Minggu, Nayeon berada di rumah orangtuanya. Seperti yang biasa ia lakukan jika hari libur kerja nya dari jadwal yang padat nya sebagai seorang penyanyi.

Jihyo dan Mina menuntun dengan seksama tangan Nayeon ke arah taman yang sudah di hias cantik dengan lampu yang menyala berwarna pink tertata rapi di atas tanah membentuk sebuah tanda hati.

Jihyo dan Mina mengintruksikan Nayeon agar melangkahkan kakinya. Kini Nayeon sudah berada di dalam tanda hati tersebut. Berdiri di sana masih dengan penutup mata yang melingkar.

Jihyo menyuruh Nayeon jangan membuka ikatan penutup matanya dulu sampai ada yang menyuruh melepaskan nya. Seorang lelaki melangkahkan kaki masuk ke dalam tanda hati, berhadapan dengan Nayeon dengan membawa sebuket bunga di tangan nya.

Sana dan Momo yang sedari tadi berada di taman membantu mempercantik taman pun berlalu pergi sambil mengedipkan matanya kepada lelaki yang berdiri di hadapan Nayeon. Mereka berdua berucap kata 'fighting' tanpa bersuara sambil mengepalkan tangan nya ke atas menyemangati lelaki itu.

Lelaki tersebut tersenyum kepada keduanya, mengucapkan terima kasih tanpa bersuara kepada ke empat gadis yang tak jauh dari taman. Kemudian ke empat gadis tersebut berjalan pergi dari taman tersebut.

"Sekarang kau boleh membuka ikatan penutup mata mu" ucap lelaki yang ada di hadapan Nayeon.

Nayeon yang mendengar suara familiar yang sangat di kenal nya itu pun dengan segera membuka ikatan kain yang menutupi penglihatan nya. Ia mendapati lelaki yang sangat dirindukan nya berdiri membawa sebuket bunga dengan senyuman khasnya.

Nayeon melangkah mendekat kepada lelaki itu lalu memukul dada bidang lelaki itu dengan air mata yang sudah mengalir di pipi nya.

"Kau jahat, kenapa kau tak mengirimi ku surat selama 4 bulan terakhir ini?" ucap Nayeon masih memukul dada lelaki itu terus-menerus.

"Mianhe, karena menjelang akhir masa wajib militer ku aku jadi tambah sibuk, jadi tak sempat memberi kabar padamu" balas lelaki itu sambil menghentikan tangan Nayeon yang belum juga berhenti dari aktivitas nya memukuli dada nya.

Lelaki itu memeluk Nayeon erat sambil terus mengucapkan kata maaf pada Nayeon.

"Kau tau aku sangat tersiksa karena merindukan mu, terlebih kau tak memberi kabar kepadaku.... Aku membenci mu.... Kim Dahyun" ucap Nayeon menangis di dekapan kekasih nya itu.

Flashback on

"Jaga diri mu ya selama masa wajib militer ku, makan yang banyak seperti biasanya, jangan sampai kelelahan sehingga berdampak buruk pada kesehatan bayi kita" ucap Jeongyeon mengelus perut istrinya itu.

"Aku akan sangat merindukan mu, apa kau tak bisa menunda wajib militer mu itu sampai bayi kita lahir?" tanya Momo.

"Ani aku sudah mendapatkan panggilan untuk segera berangkat melaksanakan wajib militer ku, kau tau sendiri kan aku sudah mendaftar cukup lama, kalau saja aku tau kau hamil terlebih dulu pasti aku tidak akan mendaftarkan diri ku" ucap Jeongyeon.

Momo tengah hamil 2 bulan dan kini ia harus ditinggalkan suaminya untuk melaksanakan wajib militer nya. Ia sangat merasa sedih karena harus di tinggal selama 2 tahun, terlebih ia kini sedang hamil muda, dan tentunya Jeongyeon pasti tak akan mendampingi nya saat proses kelahiran nya nanti.

Jeongyeon memeluk istrinya itu untuk yang terakhir kali nya sebelum kepergian nya. Mencium kening istri nya lembut dan sedikit lama.

"Aku pamit ya" ucap Jeongyeon lembut sambil menghapus air mata yang sudah mengalir di pipi Momo saat Jeongyeon memeluk nya tadi.

MELTING✔(DahyunxNayeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang