$8- Minta Tanggung Jawab

7.1K 181 6
                                    

"Jad---"

Kauu masih gadis atau sudaaah jan~~~

"Ups sori, gue angkat dulu" kamvret, suara panggilan di hape gue bikin seisi kelas pada ketawa.

"Halo?"

"Buk, suami ibu sedang dalam bahaya, ibu harus transf--"

Tuut tuut tuutt

"Anjir deh sempet aja mau nipu gue, orang gue masih gadis juga, dikatain ibuk ibuk!" gue pun kembali menghadap ke Iren dengan tatapan serius.

"Ren! Woy bangun!!" Sekali lagi kampret, Irennya malah ketiduran. Katanya he eh mau dengerin curhatan gue. Emang dia kira ini dongeng sebelum tidur apah, sar sempakk bulukkk.

"Hah, ya apa?" Dia terkejut dan mencoba untuk melek.

"Dah ah males gue" gue tinggalin aja si Iren. Membiarkan dia tidur dengan tenang lebih baik dari pada dia godain cowok satu sekolah.

Kebetulan jamkos gini, kantin gak berdesakan, kan pas banget ini time buat gue berleha leha dahulu.

Lagu india yang mengalun ditelinga membuat gue gak tahan buat gak menari nari dikoridor sekolah yang kosong, ini waktu yang passs banget buat joget joget ria.

Syalalaaa

"Asek asek joss"

Lenggak lenggok.

Kiri kanan.

Brukkk

Lagu yang mengalun indah tadi tiba tiba terhenti. Seseorang menabrak sampe sampe headset yang gue pake putus kanan kiri.

"AAAKHH, putus kaaaaan!!" gue merengek pada orang yang sudah menabrak gue tadi. Sebenernya gue belum liat tampang orangnya.

"Ganti dong!!" Gue yang lagi terduduk dilantai menadahkan headset gue yang putus.

"Ganti kata lo?! Lo gila?!!" Katanya ngegas. Gak kaget, siapa sih yang gak kenal sama kakak kelas satu ini, kak Iki most wantednya sekolah, cowok yang dikenal preman ini ditakutin sama semua anak. Katanya ini lah, itu lah. Halah dengkulmu cih.

Tapi sans, gue gak takut, buat apa gue takut, toh sama sama makan nasi, kalo ngapa ngapain gue tinggal tendang anunya kan beres.

"Kak, ini tuh mahal, dan gue gak punya duit buat beli lagi"

"Lo malak gue?!" sahutnya lebih santai, namun tatapan jahatnya masih bisa gue rasain.

"Gue cuman minta pertanggung jawaban, bulan malak" tegas gue, dia cuma menatap gue malas.

"Cih, jangan buang waktu gue!" Dia berjalan acuh meninggalkan gue gitu aja.

"Woyyy!!" Kacang

"GANTI WOY!!" Dikacangin

"AH SI KAMPRET" dikacangin itu sakit

"SONGONG BENER MONYET GANTI!" Dia berbalik dan memperlihatkan tatapan membunuh, nyali gue ciut gitu aja. Setelah itu dengan acuh dia pun jalan lagi tanpa memperdulikan gue.

Tanpa headset sekolah gue gak berarti. Ada ada aja cobaan idup guee. "Awas aja, gue teror lo tujuh turunan!!"

*

Dijam istirahat kedua, gue sendirian dalam perjalanan menuju kantin, gue melangkah bahagia disepanjang koridor sambil bersenandung.

Guru Olahraga (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang