RIN : 20

2.7K 155 14
                                    

Sebuah mobil melaju cepat di tengah keramaian yang ada. Tak sedikit pengemudi lain menghidupkan klakson mereka melihat aksi seseorang dalam mobil itu. Dia Faro.

"Akhh!"

Faro mengerem mendadak saat ingin menabrak seekor bebek yang melintas. Ia membenamkan kepalanya.

"Kenapa? Kenapa? Ya Allah, kuatkan hati ini," ucapnya.

Ia melirik jam yang ada di pergelangannya, waktu yang sudah lewat dari jam kerjanya. Sesegera mungkin ia melajukan mobilnya menuju rumah.

"Assalamualaikum"

Faro memasuki rumahnya dengan keadaan yang berbandik terbalik dari pagi tadi. Ia menuju kamar dan ingin menemui istrinya. Sampai-sampai ia lupa membelikan Rin tahu bulat.

"Rin? Kamu di mana?"

Faro mengelilingi kamarnya mencari Rin. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Rin di sana. Ia mencari di dapur dan menanyakan pada Bi Kar.

"Bi, Rin kemana?"

"Eh tuan. Nyonya ada di belakang, tuan. Katanya bosan di dalam terus," ucap Bi Kar.

Ia kembali mencari Rin di belakang. Tepatnya ada di taman yang ada di belakang rumah. Tampak istrinya yang sedang memainkan air di kolam ikan hias.

'Apakah aku harus melepaskanmu saat hati ini telah bersamamu?' batin Faro san mendekati Rin.

"Cacing! Ah ibu ada cacing! Bibi! Cacing!" teriak Rin berlari dari tempat itu.

Faro yang melihat dari kejauhan hanya menahan tawa melihat tingkah istrinya itu. Sesegera mungkin ia menangkap Rin yang kegelian melihat hewan kecil bernama cacing itu.

"Mas, ada cacing, hiks...," ucap Rin menunjuk pada kolam itu sambil menangis.

"Hush, sama cacing aja takut. Udah, kita ke dalam ya?"

Rin hanya menangguk dan nyaman ada di dekapan suaminya itu. Bi Kar binggung melihat Rin yang menangis padahal sebelumnya ia sangat senang ada di taman.

"Tuan, nyonya kenapa?"

"Ketemu sama monster, bi. Jadinya nangis," ucap Faro asal.

Bi Kar hanya beroh ria. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya sedangkan pasangan itu kembali ke kamar.

"Gimana? Udah enakan?"

Rin hanya mengangguk dan menatap tajam wajah suaminya itu. Entah ia merasa ada yang berubah dari suaminya. Ia melihat ke sekitar mencari sesuatu.

"Tahu bulat aku mana, mas?" tanya Rin mencari makanan itu.

Faro terdiam. Rin yang melihat suaminya diam itu tau artinya. Ia mengambil air putih yang ada di atas nakas.

"Kalau mas lupa belinya gapapa kok, mas ganti baju gih, udah mau maghrib," ucap Rin setelah meminum air itu.

"Maafin aku ya, tadi kelupaan," ucap Faro masih merasa bersalah.

Rin hanya menangguk dan menyuruh Faro pergi ke masjid. Ia pun melaksanakan ritual mandi dan menyiapkan makan malam.

***

Malam menyapa para umat manusia yang ada di bawah langit hitam itu. Bintang yang tersenyum manis pada mereka dan memancarkan cahaya malam.

Seorang wanita berjalan santai di atas trotoar jalan dengan membawa tas kecilnya. Hijab yang selalu bersamanya menemani setiap langkah kecilnya.

R I N ~ (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang