#2

2.8K 219 8
                                    

Angkasa itu...
23 Januari 2005

Pagi yang lumayan cerah hari ini di Bandung, aku menikmati perjalanan singkatku dari apartemen yang tak seberapa jauhnya dari kampusku. Sebenarnya lumayan jauh, tapi aku suka berjalan kaki dipagi hari terlebih lagi Dipati ukur semakin hari semakin panas jika menjelang siang hari.

"Dis.."

Angkasa berlarian kecil ke arahku dengan tas abu yang tersampir dibahu kanannya. Seperti biasa, Angkasa selalu terlihat segar dan tampan meski hanya memakai kemeja navy dengan lengan yang digulung hingga sikutnya.

"Hai, Angkasa." Aku balas tersenyum mendapati pria yang selalu menjadi alasan jantungku selalu berdetak dengan menggila.

"Aku tadi jemput kamu ke apart. Taunya udah berangkat." Dia mengusak rambutku dengan gemas.

"Hehehe.. lagi pengen jalan - jalan."

"Yaudah yuk." Angkasa tersenyum, dengan manis dan berjalan serta membawa lenganku dalam genggamannya yang nyaman.

"Mau beli bubur dulu gak?"

Aku menggeleng, "Aku udah makan tadi. Bikin nasi goreng."

"Aku mau ke fakultas perternakan dulu. Jadi sekalian bisa anter kamu."

"Hah? Ngapain?"

"Nganterin obat untuk Cimi. Sapi betina yang lagi sakit."

Aku mengangguk mengerti. Fakultas Angkasa dan fakultasku berada lumayan jauh jaraknya. Aku di FH dan Angkasa di FK. Meskipun Angkasa bukan mahasiswa kedokteran hewan, dia banyak tau tentang penanganan untuk hewan yang sakit dan terluka, belajar dari pengalamannya sebagai animal rescue.

Dia akan sangat tenang dan terukur saat berada dalam dunia medis. Angkasa yang memiliki garis halus disekitar matanya karena tertawa dengan ringan akan terganti oleh Angkasa dengan wajah tegas dan serius menangani pasiennya.

Kalian harus melihat bagaimana Angkasa dengan sisi dirinya yang lain, dengan begitu kalian akan mengerti, kenapa aku jatuh sedalam ini padanya.

Hampir diseluruh Fakultas, dia memiliki teman atau kenalan. Sosoknya yang ramah membuat siapa saja betah dan nyaman berlama - lama bicara dengannya. Tidak terkecuali kaum hawa. Biasanya pria yang memiliki ketampanan diatas rata - rata seperti itu akan memiliki aura dingin dan dominan, yang membuat siapa saja segan mendekat.

Namun tidak dengan Angkasa dan pembawaannya.

"Selesai kelas jam berapa Dis?"

"Jam tiga sore, sebenernya mata kuliah hari ini cuma dua. Tapi beda jamnya jauh banget."

"Yah.. tadinya mau aku ajak ke kebun binatang. Aku kangen lihat simpanse." Angkasa menekuk bibirnya dan.. i want to bite that's cute lips.

"Besok deh, aku free dari jam sebelas siang."

Matanya langsung berbinar senang. Lagi - lagi aku akan mengatakan, Angkasa sangat menggemaskan.

"Yaudah, besok aku jemput ke fakultas kamu ya."

Aku mengangguk dan masih menikmati senyum kekanakan dari pria disampingku ini.

Terlahir menjadi seorang anak laki - laki satu satunya diantara dua saudara perempuannya membuat Angkasa terbiasa memperlakukan wanita dengan sangat baik dan manis. Terkadang, aku berpikir bahwa saat Angkasa berperilaku manis, itu hanya sebuah kebiasaan yang tidak berarti apa - apa untuknya.

Angkasa Putra Narundana.

Pangeran dari Fakultas Kedokteran, pintar bergaul, ramah, tampan, memiliki prestasi yang mumpuni. Apalagi yang kurang? Tentu saja tidak ada.

Hanya saja, Angkasa yang ini sama dengan Angkasa yang melindungi bumi. Luas dan tak terbaca.

Wajah sedih Angkasa, Di Fakultas Hukum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah sedih Angkasa,
Di Fakultas Hukum.

Dia, Angkasa✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang