Yoon Gi bangun dan melihat Ha Na masih tertidur pulas di sampingnya. Ia tersenyum, melihat wanita itu meskipun hatinya masih terasa sakit karena Ha Na masih belum bisa melupakan kakaknya.
Kupikir aku bisa menang dari Hyung jika aku mendapatkan Ha Na. Tapi sepertinya tidak. Pertama Ye Na, kemudian Ha Na juga menolakku. Rasanya ingin menyerah saja... Tapi Ha Na-ya... kenapa tadi malam kau membiarkanku menciummu? Apa itu artinya kau memberiku kesempatan? Tanya Yoon Gi dalam hati sambil terus menatap ke arah Ha Na.
Ia mendekati istrinya, dan Ha Na terbangun merasakan pergerakan kasur. Saat matanya melihat wajah Yoon Gi yang begitu dekat, ia langsung menarik selimut menutup mulutnya. Seketika mata Yoon Gi berubah sendu, tapi kemudian tersenyum lalu mencium kening istrinya.
"A-apa ini?" tanya Ha Na bodoh.
"Morning kiss? Kau harus mulai terbiasa." Ucap Yoon Gi dan beranjak dari tempat tidur membuka lemari baju dan berpikir. Ha Na menyentuh keningnya yang terasa panas sehabis dicium Yoon Gi. Ia senang, tapi sayangnya tidak sampai membuatnya tersenyum kegirangan. Ia pun bangun memperhatikan Yoon Gi.
"Ha Na-ya... aku ingin kau juga mencobanya." Ucap Yoon Gi sambil meletakkan kemeja di atas kasur.
"Mencoba? Apa?" tanya Ha Na bingung.
"Morning kiss." Kata Yoon Gi sambil melihatnya lurus. Jantung Ha Na langsung memburu.
"A-aku..." Ha Na terbata-bata. Ia bukannya tidak mau. Hanya saja... ia tidak tahu bagaimana harus menghadapi Yoon Gi setelah ia mencium pria itu. Laki-laki itu sangat susah untuk ditebak. Melihat Ha Na yang terbata-bata, Yoon Gi tersenyum.
"Pelan-pelan saja. Kenapa takut begitu?" ucap Yoon Gi lagi dan kali ini meninggalkan Ha Na ke kamar mandi. Ha Na memegang dadanya. Jantungnya tidak normal. Ia kemudian menggeleng dan merapikan tempat tidur.
***
Ha Na kembali ke kantor hari ini dan ia senang sekali bertemu dengan yang lain. Ia harus menyelesaikan editannya dan harus pulang ke rumah dengan cepat. Ia sempat bertemu dengan Seok Jin saat pria itu ingin berjalan keluar. Tapi Ha Na tidak berani menatapnya. Setelah berpikir semalaman, ia seakan tidak menyangka Seok Jin akan melukai hatinya sejauh ini. Ia ingin lepas dari rasa ini, dan caranya adalah melepaskan Seok Jin dari hidupnya. Kali ini ia berjanji untuk tidak lagi menangis hanya karena Seok Jin menunjukkan kemesraannya dengan Ye Na. Wajah Yoon Gi seketika muncul dipikirannya.
Ya... tanggung jawabku sekarang adalah kebahagiaannya. Ucap Ha Na. Dan melangkah pasti, menghindar dari Seok Jin.
Seok Jin melihatnya. Ia melihat Ha Na memalingkan pandangan darinya. Ia baru sadar langkah yang diambilnya gegabah. Bukannya Yoon Gi yang terjebak, tapi ia malah melukai Ha Na. Perkataan Yoon Gi tadi malam terngiang lagi di pikirannya. Tapi sudah sejauh ini, ia tidak bisa lagi mundur. Ia hanya bisa berharap bahwa langkah selanjutnya bisa menjebak adiknya. Maka seharian itu, ia terus lengket dengan Ye Na. Hal Itu terlihat oleh Yoon Gi. Tapi karena Ha Na terlihat baik-baik saja, ia juga akhirnya tidak menggubrisnya.
Setelah semua staff pulang, Ha Na menumpang di kantor Yoon Gi. Ia tidak tahan jika harus kerja di ruang editorial sendiri. Lagipula hari ini Yoon Gi libur karena mempersiapkan pembukaan perpustakaan umum minggu depan. Jadi tidak ada salahnya bekerja bersama. Proyek perpustakaan ini adalah proyek dibawah supervisi Yoon Gi, dan dibantu oleh kakaknya. Sehingga, ia mau tidak mau harus bekerja lebih keras.
Saat pulang, Ha Na melihat Seok Jin dan Ye Na jalan berduaan. Persis seperti yang ada di bayangannya tentang pasangan yang bertunangan. Lagipula pertunangan mereka sudah dekat, pastilah mereka sangat senang. Ternyata dibalik semua itu, Seok Jin hanya berakting karena ia tidak menyadari bahwa Ha Na masih ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Arranged Marriage [Complete]
Fanfiction"Perjodohan ini hanya akan kulakukan jika calon istriku adalah Park Ha Na." - Min Yoon Gi. "Yoon Gi-ssi... hampir saja aku percaya dengan kata-katamu tadi. Seandainya aku tidak mengingat status kita yang pada dasarnya tidak memiliki kewajiban untuk...