Chapter 19

75 6 0
                                    

Sesampainya di rumah, mereka menyantap makanan pesanan seperti biasa. Setelah itu mereka ke kamar masing-masing. Tak lama, Ha Na kembali ke kama Yoon Gi.

"Itu... pemanas di kamarku kapan di servis?" tanya Ha Na. Ia sebenarnya tidak ingin merepotkan Yoon Gi karena harus numpang di kamarnya tiap malam. Yoon Gi mengendikkan bahu.

"Tidak tahu." Ucap Yoon Gi.

"Kok tidak tahu? Kan aku jadinya harus ke kamarmu terus." Ucap Ha Na sambil membuang dirinya ke kasur empuk Yoon Gi.

"Kau tidak suka bersamaku? Bukannya mau jadi istri yang baik?" ucap Yoon Gi sambil mendekat ke arah Ha Na. Merasa Yoon Gi yang semakin dekat tiba-tiba, rasa gugup mulai merayapinya.

"Jangan macam-macam ya..." ucap Ha Na memperingatkan dan Yoon Gi hanya menyunggingkan sudut bibirnya, membuat Ha Na makin gugup. Wajahnya bersemu merah. Tapi Yoon Gi sepertinya tidak mengindahkan ucapan Ha Na. Ia makin dekat, dan Ha Na yang melihat hal itu mulai menutup matanya. Melihat itu Yoon Gi hampir tertawa. Beberapa detik kemudian, hal yang ditakuti Ha Na tidak terjadi, tergantikan oleh bunyi familiar.

Ctekkk...

Oh? Kok tidak ada apa-apa? Tanya Ha Na dalam hati.
Pelan-pelan ia membuka mata dan melihat Yoon Gi sudah memasang muka bingungnya yang khas. Ia lalu melihat kesamping dan terlihat lampu tidur sudah menyala.

Sekejap rasa malu meluap dalam diri Ha Na, membuat mukanya memerah. Tapi untunglah Yoon Gi tidak menyadarinya karena cahaya lampu tidur yang berwarna kuning menutupinya.

"Kau pikir aku ngapain?" tanya Yoon Gi. Ha Na dengan cepat menggeleng.

"Tidak kenapa-napa." Ucapnya cepat dan langsung berbaring menarik selimut menutupi mukanya. Yoon Gi tersenyum.

"Kau pikir yang aneh-aneh ya?" tanya Yoon Gi lagi.

"Tidak. Sana cepat tidur." Ucap Ha Na dan membalikkan badannya sementara Yoon Gi hanya terus tersenyum penuh kemenangan.

***

Esoknya Ha Na buru-buru bangun. Ayahnya menelponnya pagi sekali dan mengatakan untuk menemani ibunya yang sedang sakit di rumah. Dirundung rasa khawatir, Ha Na menyiapkan keperluan Yoon Gi pagi-pagi. Yoon Gi terusik dan melihat istrinya mondar-mandir mengatur barang.

"Ada apa?" tanyanya.

"Oh, sudah bangun." Ucap Ha Na masih fokus memasukkan beberapa helai baju ke dalam tas jinjingnya.Yoon Gi hanya mengangguk menjawab pertanyaan Ha Na.

"Ayah menelponku, memintaku pulang sebentar ke rumah. Ibu lagi sakit." Ucap Ha Na lagi. Kali ini membereskan laptopnya.

"Ibu sakit apa?" tanya Yoon Gi lagi, ia masih duduk di ranjang sambil mengusap-usap matanya.

"Biasa... kecapekan." Ucap Ha Na.

"Aku antar ke sana." Ujar Yoon Gi dan beranjak dari tempat tidur langsung ke kamar mandi.

"Aku bisa sendiri. Kau langsung ke kantor saja." Ucap Ha Na lagi dan Yoon Gi kembali keluar.

"Oppa." Ucapnya pelan. Mendengar hal itu Ha Na berpikir sejenak. Namun sedetik kemudian ia mengerti. Ia kelepasan memanggil Yoon Gi dengan kata 'kau'.

"Ah iya. Maksudku... oppa langsung ke kantor saja hari ini. Tidak usah repot-repot mengantarku ke rumah." Ucap Ha Na lagi.

"Tidak ada yang kerepotan. Kau tunggu aku siap-siap." Ucap Yoon Gi kali ini dan Ha Na tidak bisa membantah lagi. Ia segera turun dan menyiapkan sarapan.

Semuanya terjadi seperti biasa, kecuali mengantar Ha Na ke rumah orang tuanya pagi ini. Di rumah mereka disambut oleh ayah Ha Na yang juga belum ke kantor. Yoon Gi duduk sebentar menemani ayah mertuanya lalu akhirnya pamitan karena sudah harus masuk kantor, dan berjanji dia akan menjemput Ha Na nanti malam. Ayahnya hanya mengangguk. Awalnya Ha Na ingin bermalam saja di rumahnya, tapi mendengar ibunya untuk menemani Yoon Gi di rumah Ha Na hanya bisa pasrah mengikuti kata ibunya.

Real Arranged Marriage [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang