Rasa hangat melingkupi tubuh Jungkook sesaat setelah ia memeluk sosok ibunya yang sampai sekarang masih terlihat awet muda. Ia teramat rindu pada rumahnya, juga keluarganya."Eomma~ Kookie rindu," Jungkook mengusel di dada sang ibu yang sekarang tengah tertawa sambil mengusap surai putranya itu.
"Kookie terlalu sering bersama Taehyung sih, makanya kalian sering-seringlah datang kesini. Lagipula Eomma suka saat kalian berduaan, jangan ragukan Eomma sebagai mantan fujoshi." Bangga sang Eomma.
"Ah, itu pasti Eomma. Omong-omong, apa boleh Tae menginap disini?" Sahut Taehyung.
"Tentu saja! Lagipula tak ada alasan untuk menolak," Eomma Jeon mengulas senyum lebar sembari menepuk bahu Taehyung sayang.
"Ish, Eomma! Jungkookie diabaikan!" Jungkook melepas pelukannya dan menghentakkan kakinya kesal.
"WHOA, KOOKIE-AH!!" Tiba-tiba Hoseok datang dari kamarnya.
"HOBI HYUNG!!"
Bruk!
"Kapan pulang? Hyung kesepian di rumah," Tanya Hoseok setelah memeluk pinggang adiknya.
"Baru saja kok, Kookie juga kesepian tanpa hyungie!" Kookie mengalungkan kaki jejangnya di pinggang Hoseok.
"Hobi, kuenya sudah jadi. Eh- Tae? Jungkook?" Ujar sebuah suara dari dapur.
Yang dipanggil menoleh pada sumber suara, dimana Wendy tengah berdiri sembari membawa satu piring berisi kue bolu yang nampak lezat.
"Noona.." Panggil Jungkook.
Wendy menoleh dan mengangkat alisnya seolah berkata 'ada apa'?
"Mau itu.." Tunjuknya malu-malu pada piring yang digenggam oleh Wendy.
Gadis cantik yang sekarang berstatus kekasih Hoseok itu tersenyum manis, dengan lembut ia membawa Jungkook untuk duduk di sofa dan meletakkan piring berisi bolu tadi di hadapan si pemuda manis.
"Makanlah, Noona masih punya banyak." Ujarnya.
"Gomawo Noona!" Pekik Jungkook riang sembari menyantap bolu buatan Wendy.
Hoseok dan Taehyung terkekeh melihat Jungkook yang begitu antusias dengan makanan. Tak lama kemudian Appa Jeon muncul dari dalam bilik kamarnya dengan sang istri.
"Taehyung? Ingin mengobrol sebentar?" Tawar Appa Jeon yang kebetulan tengah membawa kopi untuk minum di teras.
Taehyung sama sekali tidak menolak dan hanya pasrah saat Appa Jeon mengajaknya untuk berbincang di teras rumah yang sangat sejuk.
"Bagaimana? Hubungan kalian baik?" Tanya Appa Jeon sembari menyeruput kopinya.
"Tentu, Appa. Bahkan setiap hari aku semakin jatuh dalam pesona putramu itu."
"Hahaha, jika anakku mendengar kalimatmu pasti dia akan tersipu sekarang." Appa Jeon terkekeh pelan.
"Kau serius dengan anakku, 'kan? Aku hanya meminta agar kalian bisa menjaga hubungan ini sampai menikah nanti," Appa Jeon memandang lurus ke halaman rumahnya.
"Ya, aku serius padanya Appa." Kalimat yang dilontarkan Taehyung membuat Appa Jeon merasa lega.
"Hah.. Aku tidak menyangka, putra kecilku Jeon Jungkook sudah tumbuh dewasa dan memiliki kekasih yang serius dengannya. Bahkan aku masih ingat kapan ia pertama kali memanggilku 'Appa', kapan pertama kali ia bisa berjalan, semua terbingkai apik dalam ingatanku."
Jeda sebentar, Appa Jeon menghela nafas dan tersenyum kecil.
"Maka dari itu, tolong jaga anakku dengan baik. Aku sudah tua, hanya Tuhan yang bisa menentukan apa aku bisa hidup lebih lama lagi supaya aku dapat melihat kedua anakku berdiri diatas altar bersama pasangannya masing-masing. Kuharap aku bisa menyaksikan kejadian itu sebelum aku tak bisa lagi melihat dunia,"
Netra hazel milik Taehyung berkaca-kaca, hatinya tersentuh saat mendengar ungkapan hati dari sang calon mertua yang terlontar dengan sangat tulus.
"Hey, jangan menangis nak. Kau harus menjadi lelaki yang kuat agar bisa menjadi tulang punggung bagi keluargamu kelak," Appa Jeon menepuk punggung Taehyung yang sedikit bergetar.
Anggukan menjadi balasan Taehyung, kemudian ia mendongakkan kepalanya dan menatap Appa Jeon dengan mantap.
"Aku akan menjadi lelaki yang kuat, Appa."
"Itu baru menantuku. Baiklah, sepertinya kau harus kembali kedalam untuk menemani putraku." Appa Jeon berdiri dari posisinya, diikuti dengan Taehyung.
"Baiklah Appa."
• • •
Taehyung menggigit pipi dalamnya gemas saat melihat Jungkook yang tertidur diatas sofa dengan bibir yang belepotan oleh remahan (?) bolu.
Oh astaga, padahal sekarang masih pukul 4 sore.
"Dasar bayi," gumamnya sembari mengambil tisu dan membersihkan noda di bibir Jungkook.
"Eung? Hyungie?" Jungkook tersadar dari alam bawah sadarnya.
"Ini aku, sayang. Mengantuk hm? Ayo pindah ke kamar," Ajak Taehyung.
"Tidak mau, malas hyungg.." Rengek Jungkook sembari menyamankan posisinya.
"Baiklah.."
"Huwaa!" Pekik Jungkook terkejut saat merasakan bahwa tubuhnya melayang. Taehyung menggendongnya!
"Hyungie, turunkan aku!" Kaki Jungkook menendang acak di udara.
"Diam saja, oke? Katanya tadi mengantuk?" Ucap Taehyung sembari menggoyangkan tubuh Jungkook yang diangkat seperti pengantin baru ke kanan dan kiri.
Ajaibnya, Jungkook menurut dan kembali tertidur di gendongan Taehyung.
"Astaga, bayiku~" Taehyung menggesekkan hidung bangirnya ke pipi Jungkook yang bulat.
Sampai di kamar Jungkook yang berwarna pastel itu, Taehyung segera merebahkan tubuh keduanya. Tangan Jungkook meremas baju yang dikenakan Taehyung seperti bayi.
Dan Taehyung sukses jatuh cinta entah untuk yang keberapa kalinya.
Tbc.
A/n: Kenapa bikin konflik itu susah? ಥ_ಥ
Nggak tega bikin Kuki sedih akutu :'("Liatnya biasa aja! Calon suamiku lho itu," -Jjk
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Kim
Fanfic[ END ] Tentang Kim Taehyung si guru tampan yang menggemparkan satu sekolah. ©KarenKellie, 2018