"H-hyung! Tadi itu berbahaya!" Pekik Jungkook pada Taehyung yang sibuk menyetir.
Namun Taehyung hanya membalas dengan kekehan menyeramkan yang membuat bulu kuduk Jungkook berdiri secara serentak.
"Itu pantas untuknya, sayang. Dia bahkan beruntung sudah kuberi kesempatan kedua untuk hidup namun sayang ia tetap berulah," Taehyung berujar tenang.
"Hah.. Lain kali jangan berbuat senekat itu hyung, tak apa jika aku terluka asal kau tidak menyakiti orang lain. Bagaimana jika kelakuan mu diketahui oleh seseorang? Lalu bagaimana jika ia melaporkan perbuatanmu pada polisi?" Jungkook memijit pangkal hidungnya.
"Bunuh saja dia."
"TAEHYUNG!" Pekik Jungkook kesal.
Mobil ditepikan, Taehyung memeluk kepala Jungkook dan meletakkannya di dada. Tangan besarnya menyusuri helaian rambut Jungkook dengan lembut seraya membubuhkan beberapa kecupan kecil disana.
"Maaf membuatmu khawatir, oke? Aku hanya tak suka jika seseorang menjelek-jelekkan manusia se-sempurna dirimu. Aku berjanji tak akan mengulanginya lagi," Taehyung mengacungkan kelingkingnya.
"Bagus! Ini baru Taehyungku," Kecupan di pipi di dapatkan, membuat Taehyung merona samar.
"Jangan buat aku merona terus, Jungkook." Taehyung mencubit pipi gembil itu sebelum kembali menginjak pedal gas.
"Ah, aku lupa mengatakan bahwa akan ada kejutan di rumah nanti."
"Rumah? Maksudmu rumahku?" Bingung si pemuda Jeon.
"Rumah kita, apartemenku."
"YAK!!" Dan kali ini, Jungkook yang sukses merona.
• • •
"Jadi.. Mana yang hyung sebut kejutan?" Tanya Jungkook sembari mengedarkan pandangannya.
"Tunggu saja.." Mendudukkan dirinya di sofa, Taehyung hanya diam memperhatikan Jungkook yang masih berdiri.
Hingga...
Guk!
"Oh? Hey! Dia lucu, hyung!" Ujar Jungkook antusias.
Anjing pom imut total merampas atensinya, Jungkook mengusel gemas pada bulu lebat anjing tersebut.
"Siapa namanya, hyung?" Tanya Jungkook.
"Yeontan. Kim Yeontan." Jawab Taehyung sembari mengecup hidung Yeontan.
"Jadi.. Apakah kita sudah terlihat seperti keluarga yang bahagia?"
Blush!
"Hyung! Ini bukan saatnya untuk menggombal," Rajuk Jungkook dengan bibir yang mengerucut.
"Hey, jaga bibirmu! Ingin kucium hm? Hm?" Taehyung menyosor pada Jungkook, sampai akhirnya Jungkook jatuh terbaring diatas sofa.
"Dasar mesuuum!" Jungkook mendorong dada bidang Taehyung, kakinya menendang acak di udara.
Tertawa keras, Taehyung mengecup kilat bibir Jungkook sembari mengambil alih Yeontan dari Jungkook dan pergi begitu saja.
"HYUNG!!!" Pekik Jungkook melengking.
Di dalam kamar, Taehyung meletakkan Yeontan di rumahnya sembari menahan tawa. Ia kembali berjalan menuju kekasihnya lalu memeluk Jungkook yang masih terduduk kesal di atas sofa.
"Jangan marah, Yeontan sudah ku singkirkan jadi kita bebas." Lidah Taehyung bermain nakal di telinga sensitif Jungkook.
"Ck, berhentilah menggodaku. Kasihan Yeontan jika kau kurung seperti itu," Jungkook menyentil pelan kening Taehyung.
"Biarlah untuk hari ini saja, oke? Sekarang lebih baik kita menghabiskan waktu berdua." Mengeratkan pelukan, menatap Jungkook begitu intens hingga membuat pemuda itu tersipu, lagi.
"Oh, atau kau ingin memberi Yeontan makan terlebih dahulu? Aku meletakkan keperluannya di kamar." Tawar Taehyung.
Ekspresi Jungkook berubah telak, binar matanya memancar polos. Bangkit dengan antusias, ia berlari menuju kamar Taehyung dan meninggalkan si pemilik apartemen dengan kekehan gemasnya.
"Hm... Oh! Itu dia," Jungkook mengambil kaleng makanan Yeontan beserta piring logamnya.
Berlari kencang, ia tak sadar bahwa dilantai ada kaleng soda yang lupa dibuang oleh Taehyung.
BRUK!
Jungkook sukses terjatuh dengan keningnya yang mencumbu mesra lantai apartemen Taehyung.
"Uh- PAPAA!!!~" Jungkook menangis kencang.
Dengan panik, Taehyung berlari kearah Jungkook dan menggendongnya seperti koala.
Oke, kemarin Daddy, sekarang Papa. Besok apa? Appa? Atau bahkan Abeoji? Astaga, Taehyung merasa menjadi seorang ayah sekarang.
"Papa, hiks- kening Kookie sakit.." Rengek Jungkook sembari mengusap keningnya yang memerah.
"Cup cup cup.. Jangan menangis ya sayang," Mengecupi kening Jungkook lembut, membuat isakan dari pemuda manja itu semakin mereda.
"Papa.. Mau Papa.." Lirih Jungkook sembari bersembunyi di ceruk leher Taehyung.
"Ehh?" Taehyung ambigu.
"Mau sama Papa, maksudnya.." Jungkook menggigit leher Taehyung keras.
"YAH!!" Taehyung menjerit sakit, tubuhnya tidak seimbang, menyebabkan dirinya jatuh keatas sofa dengan Jungkook di atas nya.
'Hell, posisi ini terlalu ambigu dan membuatku.. ARGH! THIS FUCKING BRAIN!' Monolog Taehyung sembari menutup matanya.
Matanya terbuka, dan sebisa mungkin Taehyung menahan hormon prianya saat Jungkook menatapnya sayu namun polos. Oke, jangan sampai adiknya terbangun..
Demi keselamatan, Taehyung kembali menutup matanya.
"A-anu.. Jungkook," Gugup Taehyung.
Namun yang terdengar hanya hening, akhirnya Taehyung kembali bersuara.
"Baby?" Dan lagi, yang terdengar hanya keheningan.
Membuka kembali matanya, Taehyung membuat kepala Jungkook menengadah dan ternyata pemuda itu sudah tertidur dengan pulas. Menghela nafas lega, Taehyung tersenyum sembari ikut memejamkan mata.
Melupakan Yeontan yang sudah mencakari rumahnya karena perutnya yang meronta untuk diisi.
Tbc. A/n: Aim bek!! 😭😭 senengnya bisa apdet lagi
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.