Maafkan diriku yang udah buat kalian penasaran :vSelamat membaca kawan!
.
.
.
.
.
"Kamu.."
Pria Kim segera menarik Jungkook menuju pelukannya kemudian menatap si lelaki dengan tajam. Lelaki itu terkekeh, lalu mengangkat kedua tangannya,
"Calm down, man! Aku tidak melakukan apapun," Sahutnya sambil terkekeh.
"Kamu benar Mark 'kan?! Mantannya Bambam? Ahahaha, masih jomblo ya sampai-sampai menyentuh kekasih orang?" Jungkook tiba-tiba tertawa keras sambil memukul bahu Mark, tidak peduli dengan tatapan aneh dari orang lain.
"Sayang, bicarakan diluar saja oke?" Bujuk Taehyung. Enak saja orang lain menatap Jungkook seperti itu, kepalanya belum pernah dipenggal menggunakan tongkat baseball ya?
Dan Jungkook menurut saat Taehyung menariknya menuju teras minimarket yang terdapat beberapa kursi sebagai spot mini untuk menyesap kopi atau mi cup yang sudah dibeli. Sedangkan itu Mark mengekori mereka dari belakang dengan mirisnya.
"Jadi.. Kamu masih belum move on dari Bambam?" Tanya Jungkook sembari menahan tawanya melihat wajah masam Mark.
"Sejujurnya, belum. Tapi karena melihatmu, aku jadi ingin memacarimu saja.. Hehe," Tawa Mark setelah mengungkapkan isi hatinya secara gamblang.
"Kau katakan hal seperti itu lagi, jangan harap kau bisa melihat matahari esok hari." Taehyung menatap tajam, membuat Mark hanya tersenyum bodoh.
"Dasar. Lalu sekarang bagaimana? Apa kau ingin mendekati Bambam lagi? Aku masih bersahabat dengannya, omong-omong." Tawar Jungkook dengan santainya.
"Tidak ah, aku denganmu saja." Dan Mark kembali mencoba menggombal.
"Nga-- YAK! HYUNG, TAHAN EMOSIMU!" Pekik Jungkook saat Taehyung sudah bangkit berdiri dan bersiap memberikan hadiah tahun baru berupa bogeman mentah untuk Mark.
Dalam hatinya Mark membatin, 'Orang ini benar-benar tidak bisa diajak bercanda.' Walaupun memang kenyataannya seperti itu.
Setelah Taehyung tenang; dengan cara diberi kecupan di bibirnya, barulah Jungkook berbicara serius dengan Mark.
"Apa.. Bambam sedang dekat dengan orang lain?" Wajah tampan Mark terlihat putus asa.
"Orang seperti Bambam? Tentu saja tidak. Hehe, jangan bilang padanya ya.. Nanti aku dijambak part dua," Memang sepertinya Jungkook adalah kebalikan Taehyung, terlalu banyak bercanda.
"Benarkah? Kalau begitu bisa antarkan aku kerumahnya? Aku ingin.. Meluruskan semuanya." Pinta Mark memelas.
"Heh, tidak bisa!" Sela Taehyung cepat.
"Mobilku hanya menerima satu penumpang saja, dan itu Jungkook. Kau pergilah sendiri! Biar kami berikan alamat--"
"HYUNG CEPAT!" Pekik Jungkook yang sudah berada di samping mobil Taehyung.
Dan Taehyung baru menyadari bahwa dua orang tadi sudah tidak ada di hadapannya.
"Si.al.an." Umpat Taehyung yang hanya bisa menurut saat dijadikan supir dadakan oleh dua orang di jok belakang.
• • •
"Ini rumahnya?" Mark mendongak untuk meneliti rumah mantan kekasihnya itu.
"Pakai bertanya pula. Sana masuk, kami pulang!" Taehyung mendorong Mark kedepan pagar rumah Bambam, namun tiba-tiba Jungkook keluar dari mobil.
"Jangan seperti itu hyung, kasihan Mark." Ujarnya sembari mengelus bahu Mark yang memasang wajah pura-pura sedihnya.
Ting tong! Ting tong! Tititititititing tong!
Pemuda Jeon memencet bel rumah Bambam tidak sabaran, membuat suara cempreng Bambam menggema dari dalam rumah.
"AKU TAHU ITU KAU, KOOK! BERHENTILAH MERUSAK BEL RUMAHKU!"
Dan ketika pintu terbuka, Mark dan Bambam bertatapan. Bambam terlihat kaget.. Mark juga ikut melongo. Bagai gerakan slow motion, mata Bambam berkedip perlahan, tangan Mark pun mulai terjulur dengan lebih pel--
"Cepatlah! Kalian berdua terlalu banyak menonton ftv ya?! Kutinggal juga lama-lama!" Maki Jungkook kesal, menghentak kakinya imut.
"Yeu, kau sendiri sering seperti itu. Omong-omong kenapa kalian ada disini?" Bambam kembali seperti biasa.
"Bam.. Aku.. Aku.. Aku ingin.." Ujar Mark terbata-bata.
"Ah, banyak bacot! Jelaskan, Kook!" Ucap Bambam yang habis kesabaran.
"Jadi, kami tak sengaja bertemu di minimarket dan berakhir mengobrol sebentar. Ia memintaku menunjukkan rumahmu, dan itulah sebabnya kami berada disini." Jelas Jungkook, dan Mark hanya mengangguk.
"Oh.. Lalu, untuk apa kau disini? Kami ingin mengobrol secara pribadi." Bambam mencoba mengusir secara halus.
"Kau ini, sudah kubantu bukannya berterimakasih. Besok-besok tidak ada lagi kupon gratis makan untukmu, untukku dan Lisa saja! Bye!" Menutup pintu, menghasilkan suara berdebum keras.
Bambam seketika panik, dari dalam ia berteriak, "JANGAN BEGITU KOOKIE! AKU HANYA BERCANDA!"
"AKU TIDAK PEDULI!"
Mark terkikik, sikap Jungkook dan Bambam memang tidak berubah. Kalau saja ada Lisa disini, lengkaplah mereka.
"Apa kau?! Senang ya aku tidak dapat makan gratis lagi?!" Bentak Bambam, membuat Mark terdiam dan menyengir.
"Hehe, aku bisa memberimu makan gratis setiap hari jika kau mau kembali denganku," Mark menjawil dagu Bambam, menggoda.
"Deal!" Terima Bambam bersemangat.
Mark sukses cengo di tempat. Tentu saja ia masih ingat berapa banyak porsi makan Bambam! Bisa bangkrut dia jika begini caranya!
"Ya.. Aku tulus kok. Kamu tidak perlu membelikanku makanan setiap hari. Jadi.. Hai pacar?" Bambam memeluk Mark dan entah bisikan darimana, suaranya lebih lembut daripada kapas.
"Hai juga, pacarku yang tersemok sedunia." Puji Mark, yang tidak menyadari kesemokan seorang Jeon Jungkook yang lebih membahana.
Tbc.
A/n: Hai! Maap pendek. Ntar aku usahain lebih panjang lagi ><Oh ya, ini yang baca beneran 30 ribu? Waw, terimakasih banyak semuanya ^^
Sampai jumpa chapter selanjutnya!

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Kim
Fanfiction[ END ] Tentang Kim Taehyung si guru tampan yang menggemparkan satu sekolah. ©KarenKellie, 2018