Setelah kemarin mendapat pengakuan dari kedua belah bibir Taehyung sendiri, Jungkook cenderung menjadi pribadi yang ceria dan sering tersenyum.Bahkan saat pelajaran berlangsung, ia terus saja tersenyum tanpa alasan.
"Dasar gila," ejek Bambam.
"Biar. Kau tidak punya pacar sih, makanya tidak bisa sepertiku." sindir Jungkook.
"Huh, kurang ajar."
Mata Jungkook tetap fokus ke depan kelas, dimana Min Yoongi sedang mengajar. Kelas seni. Dia sangat terampil dalam mengajarkan.
"Apa ada yang tidak mengerti?" tanyanya setelah menjelaskan.
Jungkook hanya diam, memperhatikan setiap inci dari Min ssaem yang terlihat mungil. Dia malah terlihat seperti kucing.
"Jika sudah saya tutup pelajaran hari ini, terimakasih." ucapnya sembari membereskan barangnya yang berserakan di atas meja guru.
Setelah memberi salam, pemud Jeon segera menghampiri pria Min.
"Min ssaem!" Pekiknya.
Yoongi menoleh.
"Boleh aku ikut? Aku ingin menemui Taehyung." Pinta Jungkook memelas.
"Tentu, tapi ada syaratnya." Yoongi mengembangkan seringai kecil.
"Apa itu?"
Bruk!
"Bawa itu sampai ke ruangan ku." Ujarnya datar setelah menyerahkan semua bawaannya pada murid manis itu.
"Uh, hyungie jahat sekali!" Protes Jungkook.
"Hey, ini masih di sekolah. Dilarang memanggilku hyung," titah Yoongi.
"Menyebalkaaan!" Jungkook menghentakkan kakinya kesal.
Setelah sampai di ruangan Yoongi, Jungkook langsung menari semua barang tadi dan berbaring di atas sofa dengan bantal ber-motif kumamon.
"Seenaknya saja tidur di situ, dasar anak nakal. Aku akan mengadukanmu kepada Taehyung," ancam Yoongi.
"Adukan saja, Taehyung tidak akan marah. Dia kan sayang padaku." Jawab Jungkook acuh.
Yoongi kalah telak. Dia sebenarnya ingin memukul bocah sok berkuasa di depannya ini, tapi rasanya tidak tega karena wajah yang terlalu polos itu.
Tiba-tiba ponsel Yoongi berdering, ternyata yang menelepon adalah Taehyung.
'Sahabat bangsat' is calling...
Jangan tanyakan kenapa nama Taehyung diubah seperti itu, salah sendiri kemarin merepotkan Yoongi untuk memberi tugas pada kelas yang harusnya ia ajari kemarin.
"Halo?" Yoongi mulai mengangkat teleponnya.
"YOON, BAGAIMANA INI?! KOOKIE KU HILANG! HIKS.. DIA TIDAK ADA DI KEL--"
"Jungkook ada di ruanganku, cepat kesini." Jawab Yoongi datar.
Tuuuut....
Telepon terputus, akibat Yoongi yang terlalu jengah dengan sikap lebay Taehyung. Berlebihan sekali.
"Siapa hyung?" Tanya Jungkook yang dengan lancang nya sudah memakan biskuit di atas meja.
"Taehyungmu."
Hanya beberapa detik, tiba-tiba pintu terbuka dengan keras. Menampilkan Taehyung yang sudah berantakan dari kepala sampai kaki.
"Astaga, hyung!" Jungkook segera menghampiri Taehyung.
"Hiks--Kookie k-kenapa tidak--hiks, tidak b-bilang kalau K-Kookie ada disini? Hyung khawatir," Taehyung memeluk pinggang Jungkook dengan cepat.
Yoongi dan Jungkook berusaha sekuat mungkin untuk menahan tawa.
"Kookie pikir hyung disini, maaf hyung. Hyungie jadi berantakan begini," Jungkook merapikan rambut Taehyung dengan lembut.
"Janji jangan begitu lagi,"
"Janji. Kookie janji," Jungkook mengecup pucuk kepala Taehyung.
"Daripada menjadi nyamuk, aku akan memesan makanan untuk kita. Kalian pakailah ruangan ku,"
Dan setelah itu Yoongi keluar, menyisakan Taehyung yang masih terisak dan Jungkook yang terus menenangkan Taehyung.
"Hey, sudah menangisnya hyung. Nanti aku ikut menangis bagaimana?"
Tapi Taehyung tetap tidak mendengarkan. Ia malah semakin mengusal di leher putih Jungkook.
"Jangan begitu lagi, hiks--aku panik."
"Haha.. Iya iya, sini dulu hyung." Jungkook menuntun Taehyung untuk duduk di sofa.
Isakan Taehyung mulai mereda, ia merenggangkan pelukannya dengan Jungkook dan menatap kekasihnya itu dengan wajah lucu yang sebenarnya tidak sesuai dengan posisinya sebagai dominan.
"Kau harus tanggung jawab,"
"Eh? Apa yang harus kulaku--"
Kalimat Jungkook terpotong karena tiba-tiba Taehyung menyambar bibirnya dengan lembut. Matanya terpejam menikmati sentuhan Taehyung di bibirnya.
"Dengan begini, kau kumaafkan." ujar Taehyung sembari menyeringai kecil.
"Dasar." Jungkook mencubit ujung hidung Taehyung gemas dengan wajah memerah.
"Ah, kau malu? Ingin lagi yaa?" Goda Taehyung dengan wajah mesumnya.
"Taehyung!~" Rengek Jungkook manja sambil bersembunyi di dada Taehyung.
"Uuu~ Cayang~" Ujar Taehyung sambil tertawa. Tangannya mengusap surai Jungkook gemas.
Tiba-tiba pintu terbuka, menampilkan Yoongi dengan wajah datarnya tengah membawa satu nampan besar.
"Berhenti bermesraan di ruangan ku! Kalian membuatku emosi saja,"
Yoongi meletakkan nampannya di atas meja, sedangkan Taehyung dan Jungkook masih enggan bergerak dari tempatnya.
"YAK! Cepat makan atau kalian akan ku cincang disini!" Ancam Yoongi.
"Aku tidak peduli," jawab Taehyung cuek.
Yoongi sudah ancang-ancang melemparkan botol minumannya diatas meja,
"Ya! Ya! Kami makan!" Jungkook mengangkat dua tangannya menyerah sambil beranjak untuk makan.
"Kita seharusnya tidak menuruti kemauan kucing yang kurang belaian dari itiknya ini, Kook." Ejek Taehyung.
"Kurang ajar memang mulutmu itu!" Maki Yoongi.
Padahal dalam hati Yoongi,
'Huhu.. Chim kapan aku bisa bermanja denganmu lagi?' -Yoongi yang kurang belaian.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Kim
Fanfiction[ END ] Tentang Kim Taehyung si guru tampan yang menggemparkan satu sekolah. ©KarenKellie, 2018