Pengasuh

6.2K 487 24
                                    

Alexa sudah berada dirumah Dave sejak pagi, hari ini adalah hari pertama dirinya bekerja. Dave memberikan segala peraturan dan jam makan William dan Edward. Alexa hanya mengangguk dan mempelajari semuanya. Pikirnya mengapa Wyne meninggalkan anak-anak yang masih membutuhkan ibunya. Tapi itu bukan urusannya sama sekali. Yang jelas Alexa harus melunasi hutangnya agar bisa pergi dari jangkauan Dave.

Tempat bermain anak-anak di rumah itu sangat lengkap termasuk mainan untuk Rosie. Dave memberikan sebuah kamar nyaman untuk Rosie sama dengan kamar William dan Edward. Alexa tidur di kamar Rosie. Alexa sempat menolak, untuk apa dia tidur dikamar itu agar Dave bisa perlahan mengambil hati Rosie dan merebutnya. Pikiran itu yang sempat Alexa pikirkan tapi jika dirinya tidur dikamar khusus pembantu mengapa juga dia harus membuat Rosie tidak nyaman.

"Besok kau ke sekolah Rosie dan William?."

"Ya."

"Aku akan mengantarmu."

"Oke."

"Apa hubunganmu dengan dokter Luke?."

Alexa mengerutkan alisnya apa maksud Dave bertanya siapa Luke padanya. Apa dengan pura-pura mengaku kekasih Luke, Luke pasti takkan keberatan.

"Kami bertunangan."

"Apa?!!!!."

Dave menatap Alexa dengan tajam dirinya harus bisa mengontrol emosinya dia harus bisa berbaik hati pada Alexa. Dugaannya ternyata tidak salah saat melihat Luke dan Alexa sangat akrab dan berbicara sangat mesra kemarin. Mereka mempunyai hubungan khusus.

"Papah!"

Seorang anak lelaki mengucek-ngucek matanya membawa sebuah selimut berwarna biru. Itu adalah selimut kesukaan William yang tak pernah lepas semenjak dirinya mempunyai adik baru.

"Kemari nak Papah perkenalkan dengan seseorang."

William dengan muka mengantuknya berdiri dekat Dave.

"Itu Alexa dia pengasuhmu."

"Pengasuh? Aku harus memanggilnya apa?."

"Tante saja."

Alexa berjongkok tepat dihadapan William dan memberikan sebuah jabat tangan kecil. Alexa tersenyum dan memperkenalkan Rosie kepada William. Mereka adalah saudara satu ayah dengan perbedaan lahir tak jauh.

"Itu siapa Tante?."

"Ini Rosie anak Tante kalian harus berteman ya."

"Baik Tante."

William mengangguk dan mencium pipi Rosie. Anak itu sangat tak bisa diprediksi Alexa pikir William anak yang pendiam.

"Hei kamu ayo kita main."

William mengajak Rosie dan meninggalkan selimut tidurnya. Alexa melihat hal yang sangat ajaib. Ada apa dengan bocah yang akan di asuhnya mengapa setelah bertemu Rosie dia menjadi sangat agresif.

Karena keheranannya dengan menggelengkan kepalanya memperhatikan William dan Rosie, Alexa tak menyadari jika ada mata nakal yang melihat bongkahan padat yang terlihat menggiurkan saat posisinya sedang terduduk dibawah dengan satu kakinya. Dave menjilati bawah bibirnya dia sangat ingin menerkam Alexa. Tapi, bukan saatnya dia harus menghentikan pikiran gilanya.

"Apa yang kau lihat?."

Dave kaget bukan main dia memang sangat memperhatikan bagian itu. Alexa dengan tangannya menutupi bagian itu dan menatap Dave dengan mata yang ingin sekali menamparnya. Tapi Dave adalah majikannya sekarang Alexa harus banyak bersabar.

"Aku tak melihat apa-apa! Mandikan William dan Edward biasanya jam segini dia bangun aku akan pergi ke kebun dan pulang siang hari."

Dave pura-pura melihat jam tangannya yang super mahal. Dan bergegas pergi dia harus menghilangkan pikiran gilanya di hadapan Alexa padahal tadi saja matanya sangat memuja bagaimana indahnya kedua gundukan itu yang dulu pernah dijamahnya. Dalam perjalannya Dave membayangkan masa lalunya dengan Alexa dan merinding karena ingin menghentikan hal gila itu.

Setelah Dave pergi Alexa mengejar William dan Rosie tapi mereka ternyata sedang bermain dan sangat akrab. Mengapa anak sekecil itu saat bertemu teman baru gampang sekali akrab ya? mungkin itu adalah hal yang sangat umum terjadi. Rosie tak bersekolah hari ini dan sudah ijin. William sangat menyukai Rosie terbukti sejak bertemu mereka tak mau dipisahkan. Alexa langsung memeriksa kamar Edward, ternyata benar apa yang dikatakan Dave dia sudah bangun dan tidak menangis sama sekali. Batita itu hanya duduk dan memandang jendela kamarnya sesekali mengucek matanya.

"Hai sayang sini, ayo sama Tante Alexa ya."

Alexa menggendong Edward dan mengambil peralatan mandi kedua bocah itu. Melihat William yang sangat asik bermain sebaiknya Alexa memandikan dulu Edward lalu William jika dikerjakannya bersamaan pasti akan kacau. Jika William sudah aktif sekolah dia harus menyusun strategi agar bisa sekaligus melayani 3 orang anak. Hidupnya bak seorang ibu rumah tangga dan kehidupan seorang ibu yang beranak banyak. Padahal dirinya hanya melahirkan satu orang anak saja.

Edward tak bisa berhenti berceloteh dengan bahasa bayinya. Setelah semua selesai sang pembantu menyiapkan sarapan mereka semua. Alexa merasa menjadi nyonya rumah padahal statusnya pengasuh. Hidangan sarapan adalah menu yang dirindukannya dulu. Dengan kehidupan seperti ini di pinggiran kota mana mampu Alexa membeli makanan menu seperti ini hanya dengan membuatkan makanan 4 sehat 5 sempurna yang ekonomis untuk Rosie dirinya sangat bersyukur.

"Tante aku ingin Zuppa soup."

William meminta di sajikan oleh Alexa.

"Oke sebentar ya."

"Mamah Zuppa soup itu apa?."

Rosie mulai penasaran karena biasanya dia akan sarapan bubur ayam wortel dan segelas susu saja yang Alexa hidangkan.

"Enak loh Rosie, ayo sarapan itu juga."

Belum Alexa menjawab pertanyaan anaknya William dengan lantang menjawab makanan itu enak.

"Mamah aku juga mau."

"Oke tunggu ya sebentar."

Edward yang duduk di bangkunya hanya menatap kedua bocah yang lebih tua darinya beberapa tahun kini sedang menunggu hidangan sarapan mereka. William memberikan sebuah lap di baju Rosie agar tak mengotori bajunya ketika akan makan.

"Kalau mau makan pakai ini ya."

"Em oke Will."

William dan Rosie tampak menikmati makannya. Alexa kini memberikan makanan pada Edward yang sangat menyukai makanannya. Edward bayi yang sangat tenang, untung saja dia tak berhadapan dengan anak-anak yang susah diatur karena mungkin akan membuatnya kelelahan.

Hari pertama menjadi pengasuh sedikit berakhir setelah bermain bersama-sama dan menyanyi mereka akhirnya tertidur karena kelelahan, karena sudah waktunya tidur siang. Dan tiba waktunya Alexa sedikit beristirahat, pekerjaan menjadi pengasuh tidak mudah. Dia harus segera terbiasa dan besok adalah hari pertama William sekolah. Alexa harus kuat dan menjaga staminanya.

Maaf ya sedikit dan agak flat 🙄 soalnya lagi bangun sedikit chemistry Alexa-Luke  dikit biar happy. Hehehehe happy reading guys.



ErasemeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang