Sore itu Alexa dan Dave mencoba baju pernikahan mereka. Tak ada yang salah semua sempurna karena desainer dan penjahitnya adalah adik dari Alexa yang masih muda dan sudah menikah duluan. Dia bernama Alessandra dan mempunyai seorang putri bernama Eliza maka dari itu butik itu diberi nama Eliza.
"Ayah dan ibu sudah menyiapkan semuanya."
"Bagus."
"Ayolah Al! Pulang."
"Aku akan pulang tenang saja."
"Kau sangat cantik, sama seperti ibu."
"Terima kasih, dimana Eliza."
Eliza baru saja berumur 5 tahun dan Eliza sudah menjadi keponakan kesayangan Alexa sejak lahir.
"El sudah pulang duluan."
"Oke."
Kini Alexa sedang melepas gaunnya yang dibantu oleh Shasa. Shasha adalah nama panggilan dari Alessandra nama kakak beradik itu hampir sama memang padahal jarak usia mereka hampir 6tahun. Entah apa yang membuat kedua orang tua mereka memberi nama itu pada mereka.
"Apa kau yakin menikah dengan Dave?."
"Tentu saja."
"Sampai sekarang aku tak yakin padanya."
Mungkin karena Shasa tau jika Dave adalah pria terbrengsek yang pernah bersama Alexa. Shasa selalu tau jika Alexa adalah mahluk paling ingin sempurna termasuk kehidupannya. Jika sekali memilih seseorang Alexa menolak untuk dihentikan. Jika saja 5 tahun lalu saat Shasa hamil Eliza dan Alexa menerima perjodohan antar dirinya dan Dave mungkin Alexa akan menyadari betapa kejamnya Dave pada dirinya.
"Percayalah."
"Baiklah Al."
Shasa membuka gaun Alexa dan menatap tubuh kakaknya yang berwarna putih dia selalu ingin mempunyai tubuh indah seperti Alexa. Memang kulit Alexa lebih putih dari dirinya harus diakuinya. Alexa lebih mirip dengan ayahnya tidak dirinya yang mempunyai jenis kulit ibunya yang agak kekuningan.
"Apa ini?".
Alexa yang tersadar karena Shasha melihat lebam di bagian punggungnya mengambil cepat kaos oblongnya.
"Aku terjatuh di kamar mandi."
Shasha yang tak percaya pada Alexa menatapnya dengan penuh curiga.
"Benarkah? Bukan perbuatan Dave?."
"Tentu saja bukan!."
Alexa memutarkan matanya dirinya mengambil jaket kulit dan tas serta kacamatanya. Dia seperti menyembunyikan sesuatu kepada Sasha.
"Karena Lusa adalah pernikahanku, aku akan pulang hari ini."
Alexa meninggalkan Shasha yang masih kebingungan dengan tingkah laku kakaknya. Dia menghampiri Dave dengan kilat lalu menggandengnya dengan mesra.
Walau dalam benak Dave, Dave sangat tidak suka dengan sentuhan Alexa yang terlalu intim di publik area.
"Shasa aku pulang dulu."
"Oke."
Malamnya Alexa dan Dave makan malam disebuah restoran jepang kesukaan Alexa. Alexa makan dengan lahap karena memang cita rasa restoran ini membuatnya sangat bersemangat.
"Jangan terlalu cepat."
"Baik."
"Kau perhatian juga ternyata Dave."
"Aku hanya tak ingin kau tersedak lalu mati."
"Hahahaha."
Tawa Alexa pecah sekaligus mengasihani dirinya yang sempat menganggap perhatian Dave itu khusus padanya.
"Aku ingin menjadi direktur di perusahaanmu."
"Direktur????."
"Ya! Bukankah aku suamimu nanti seharusnya jabatanku lebih tinggi darimu."
Alexa tak menjawabnya dia hanya terdiam, bukankah perjanjiannya mereka menikah Dave hanya meminta sahamnya lebih tinggi dari yang dia punya asalnya. Lantas meminta posisi direktur darinya, Alexa tak bisa melepasnya. Apa kepemimpinan Dave di perusahaan bisa membuat perusahaan baik apa memburuk dengan reputasi Dave yang sangat buruk dalam pekerjaan.
"Yow Alexa! Ternyata kau ada di restoran ini."
Seseorang mengganggu percakapan Alexa dan Dave yang serius.
"Siapa?."
Dave dengan tajam bertanya siapa pada pria muda yang menyapa calon istrinya.
"Saya Martinez."
"Martinez???."
Dengan cepat pria muda itu duduk diaamping Dave dan Alexa.
"Kemana saja! Mengapa kau tidak mengabariku??."
Pria muda bernama Martinez itu mengajak Alexa terus berbicara. Dave pertama bingung dengan keakraban mereka berdua. Tapi, setelah memperhatikan sikap Alexa dan Martin yang sangat dekat satu sama lain dalam pikiran Dave dia sangat berterima kasih ternyata Alexa sama jalangnya seperti dia.
Martinez berlalu dan beranjak pergi dia berpamitan pada Dave menganggap Dave seperti kakaknya. Martin sangat tampan, muda dan berbody mirip seorang model. Dave menghela nafasnya karena memang suasana tadi sedikit panas baginya.
"Makan yang banyak pernikahan kita sebentar lagi."
"Undangan sudah kau sebar?."
"Sejak 3 hari yang lalu."
"Baiklah."
Alexa mulai makan sushi kesukaannya dan pembicaraan tentang posisi Direktur itu tak Dave lanjutkan lagi. Setelah selesai makan malam lalu Dave mengantar Alexa pulang ke rumahnya.
Dave mengikuti Alexa masuk ke dalam rumah membawa beberapa barangnya. Dave berprilaku seperti calon menantu idaman di rumah Alexa. Dan kedua orangtua Alexa terlalu terbuai dengan bibir manis yang di ucapkan Dave.
"Akhirnya kalian menikah juga."
Alfaro memulai pembicaraan dengan Alexa dan Dave yang hendak ingin memberi salam.
"Waktu yang lama bukan, om?."
Dave kini mulai terbawa arus pembicaraan dan Alexa menuju ruang dapur. Dia ingin menemui ibunya yang sedang menyiapkan beberapa camilan dan teh.
"Kau sudah datang sayang."
"Ibu???."
Alexa memeluk ibunya yang paling disayanginya.
"Akhirnya putri ibu menikah?."
"Apakah ibu senang?."
"Tentu saja sayang, hal yang menyakitkan itu melihat putrinya bersedih, mulai sekarang kau akan tersenyum terus bukan???."
"Hmmmm iya ibu, aku sayang ibu."
Alexa dan ibunya, Freya datang ke ruangan keluarga dan menikmati waktu bersama. Alfaro dan Dave sangat larut dalam pembicaraan bisnis dan Alexa juga Freya sibuk dengan acara pernikahan yang disusun ibunya agar lusa bisa sukses.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eraseme
RomanceMempertahankan pernikahan itu tak semudah mempertahankan keperawanan. Alexandra Cruise Wanita itu harus menderita dia yang menyebabkan Prim meninggal. Dave Geraldine