KEESOKAN harinya, keluarga Fano datang dan menikahkan Syasya dengan Fano. Tidak ada pesta, mahar hanya seperangkat alat solat, dan ijab kabul akhirnya selesai.
Syasya dan Fano sudah sah menjadi suami istri. Syasya terkena D.O dari sekolah, dan Fano masih tetap sekolah dikarenakan ia masih harus mengejar cita citanya.
Fano adalah cucu dari pemilik yayasan, tidak ada alasan ia untuk dikeluarkan.
semalaman Alex terus menghubungi Fano namun Fano tidak peduli sama sekali. Bahkan kini dia telah berstatus menikah, ia enggan untuk menganggap Alex sebagai temannya lagi.
Kini keluarga Fano dan Keluarga Syasya tengah berkumpul di ruang tamu rumah Syasya.
"Sekali lagi kami minta maaf sekeluarga atas kesalahan yang Fano perbuat," ucap Erika, -ibu Fano-.
"Biarkan dia ikut dengan kami," sambung Devan -ayah Fano-. Fano masih setia duduk tanpa mengalihkan pandangannya dari gadis yang masih terlihat menyedihkan disana.
"Silahkan. Lagi pula anak ini sudah melakukan hal yang memalukan keluarga kami. Bawalah! Kami sudah lelah mengurusnya," Ucapan yang keluar dari mulut Sandi yang adalah ayah Syasya, membuat Syasya yang mendengarnya begitu sakit luar biasa.
Begitu teganya ia berkata demikian.
"Seharusnya anda tidak berkata seperti itu," balas Devan.
"Kami pergi. Terimakasih untuk hari ini, anggap saja kita tidak pernah bertemu," Bahkan untuk mengatakan itu Devan begitu menahan amarahnya lalu melangkahkan kakinya keluar rumah kediaman Asya.
Diikuti Fano, dan disitu Erika memegang pundak Syasya.
"Ayo sayang. Kita pulang," Begitu lembutnya suara yang dikeluarkan Erika. Syasya mengangguk ragu lalu pergi meninggalkan rumah ibu dan ayahnya.
Memang sebaiknya ia pergi. Bahkan untuk berkata baik saja, orang tua Syasya tidak sudi.
Dia tidak tahu siapa keluarga Alfano Gibadesta.
***
Sesampainya dirumah besar milik Fano, syasya benar benar takjub luar biasa. Bahkan rumahnya bisa dikatakan besar, namun rumah Fano lebih besar dari rumahnya.
"Sayang, sini," ajak Erika, dengan cepat Syasya keluar dari mobil dan mulai melangkahkan kakinya mendekati Erika.
"Fano," panggil Erika.
Fano yang hendak berjalan menuju tangga langsung menghentikannya.
"Biarkan Syasya tidur dikamarmu." Ucap Erika.
Fano terdiam cukup lama lalu mengangguk.
"Ya," Singkatnya lalu kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Syasya.
Syasya menunduk lesu, sepertinya Fano sangat membencinya. Tapi, memang sepantasnya Fano membencinya. Untuk menyentuhnya saja bahkan Fano mungkin tidak pernah memikirkannya.
"Kamu sama Fano tadinya pacaran?" Tanya Erika tiba tiba,membuat Syasya tersentak.
"Aku?" Tanya Syasya balik sambil menunjuk dirinya sendiri.
Erika tersenyum. "Iya, kamu pacaran?"
Dan inilah, mungkinkah Syasya harus berbohong atau berkata yang sebenarnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Asya Story (SELESAI)
Teen FictionSudah di terbitkan oleh penerbit Rainbookpublishing (FOLLOW SEBELUM BACA!) TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU INDONESIA (offline maupun online) Rank #1 teenfiction 25/05/2019 Rank #1 Romance 05/06/2019 Rank #1 fiksiremaja 05/06/2019 Kisahku bermula keti...