ASYA tersenyum bahagia saat Fano mengajaknya berjalan jalan di taman dekat rumahnya. Angin berhembus kencang menerpa wajah Asya dan Fano saat ini. Rasanya ia tidak ingin kebersamaan ini berakhir begitu saja.
"Fano! Aku boleh minta tolong nggak?" Pertanyaan Asya langsung di angguki oleh Fano.
"Mau minta tolong apa?" Suara berat Fano membuat dada Asya berdebar. Fano terlalu tampan untuknya.
"Lo kenapa melamun dah." Dengan segera Asya tersadar, ia tersenyum watados membuat Fano mendengus malas.
"Itu aku minta fotoin, boleh?"
Tanpa ragu Fano langsung mengangkat ponselnya membuat Asya menampilkan raut bingung.
"Kok pake hape kamu? Pake hape aku-"
"Mau di foto atau enggak sama sekali?" Potong Fano cepat, membuat asya mau tidak mau menghela nafasnya pasrah. Ia berjalan agak menjauh dari fano, lalu dengan gaya Candid melihat ke arah lain.
Entah mengapa melihat Asya diam membuat Fano berdebar. Ia sendiri tidak tahu mengapa, tapi yang jelas, dirinya baru tersadar bahwa Asya sangat cantik.
Wajah Asianya begitu kental pada dirinya, jika di bandingkan dengan Tasya, Fano rasa, Asya lebih cantik dari Tasya. Tapi, entah mengapa Fano juga melihat Tasya-
"Fano, kamu udah foto belum sih? Kok nggak bersuara dari tadi." Itu suara Asya, dan dengan cepat Fano langsung mengambil gambar gadis itu.
"Udah udah." Ucap Fano.
Asya tersenyum senang lalu menghampiri Fano, dengan segera ia men-cek apakah gambar yang di ambil Fano bagus atau tidak.
Ketika melihat, Asya langsung tersenyum kecut.
"Kok ngeblur si Fan? Ih kamu bisa foto nggak sih?" Pertanyaan Asya membuat fano menstabilkan rasa yang menggebu di hatinya.
"Nggak."
"Yah.." asya mengerucutkan bibirnya.
Lalu Fano memberikan ponselnya pada Asya, sontak Asya mendongak seakan bertanya 'loh kok?'
"Foto berdua ajalah." Suruh Fano membuat Asya membeku seketika. Entah mengapa rasanya pasukan udara yang masuk begitu sempit di dadanya. Ya tuhan, tolong...selamatkan jantungku...
"Asya." Di sentilnya hidung Asya membuat Asya meringis.
"Buruan udah mau ujan." Dengan gemetar, Asya mengangkat ponsel Fano dan menampikan wajah keduanya.
Fano menatap Asya, membuat Asya kelabakan dibuatnya. Setelah selesai, Asya langsung menjauh dari Fano, tanpa aba aba lelaki itu langsung merebut ponselnya yang berada di tangan Asya.
"Pulang yuk, udah mendung." Setelah mengucapkan itu fano melangkahkan kakinya mendahului Asya. Melihat lelaki berperawakan tinggi yang tengah berjalan di depannya, sudut bibir Asya tertarik.
Ia rasa sekarang, atau tepatnya hari ini ia benar benar mencintai Fano. Fano suaminya, walaupun Fano belum menempatkan hatinya untuk Asya, tetapi Asya tetap mencintai Fano.
Selamanya akan mencintaimu Fano...sampai ajal menjemputku..
Setelah tertinggal jauh, dengan segera Asya berlari untuk mensejajarkan jalannya.
"Jangan lari lari. Tar jatoh." Omel fano sedikit kesal. Asya hanya menyengir, lalu berjalan mendahului Fano.
Manis... batin Fano sembari terus menatap gadis yang berjalan di depannya.
***
"Sya? Gue bener bener minta maaf sama lo ya." Ucap Fano pada Tasya, gadis yang tengah berhadapan dengannya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, dan Tasya bertamu. Asya lebih memilih berada di dalam untuk tidak mencampuri urusan mereka.
"Enggak papa kok fan, gue cuma mau main. Emangnya nggak boleh apa?" Pertanyaan Tasya langsung mendapat gelengan dari Fano.
"Boleh Sya, nggak ada yang larang. Mau masuk?" Tanya Fano, Tasya langsung mengangguk antusias. Setelah masuk, akhirnya mata Tasya bertemu dengan mata gadis itu.
"Duduk aja." Suruh fano, lalu Tasya mengangguk. "Gue buat minum ya?"
"Lo tamu masa lo yang buat minum." Balas Fano sembari berdecak.
"Ahaha, nggak papa kali Fan." Mau tidak mau Fano membiarkan saja.
Lalu Tasya berjalan ke arah dapur, dan tepat sekali Asya baru saja selesai meminum susunya.
"Eh loh!" Sontak langkah Asya terhenti yang hendak saja meninggalkan dapur.
"Apa Tas? Kamu butuh bantuan?" Pertanyaan Asya membuat Tasya mendengus pelan.
"Bikin minum cepet. Buat gue sama Fano!" Asya terdiam sejenak mendengar perintah dari Tasya. Ternyata prasangkanya benar, Tasya tidak benar benar berubah. Dia masih Tasya yang sama seperti pertama dirinya bertemu. Beda sekali saat Tasya yang saat ada Erika -ibu Fano-.
"Loh kok bengong sih?! Nggak denger apasih. Cepetan Sya, tar Fano nunggu." Disentak membuat asya terkejut. Dengan hati hati Asya membuat minuman yang di suruh Tasya.
Setelah beberapa menit akhirnya selesai, Tasya langsung mengambil alih nampan yang tadinya berada di tangan asya.
"Sono lo pergi. Tidur udah malem."
"Kamu kok gitu sih tas." Balas Asya pelan.
"Berisik loh. Awas aja sampe ganggu gue sama Fano!" Setelah mengucapkan itu, Tasya melenggang pergi begitu saja.
Asya menghembuskan nafasnya yang terasa sangat berat. Kenapa semua orang begitu padanya? Astaga, Asya tidak habis pikir.
Lalu ia melangkahkan kakinya menuju kamar, namun langkahnya terhenti pada saat mendengar percakapan yang ada di ruang tamu.
"Nih lo yang buat kopinya?" Tanya Fano dan langsung di angguki oleh Tasya.
"Mantep juga. Gue kira model kek lo nggak bisa bikin ginian." Ucapan Fano membuat senyum Tasya mengembang, lain dengan Asya yang terlihat murung mendengar pujian yang di keluarkan oleh Fano untuk Tasya.
Dengan berat hati ia berjalan menuju kamarnya. Jikalau saja Fano tahu kelakuan Tasya.
...
Asya menarik nafasnya mencoba untuk menstabilkan rasa irinya. Ia harus bisa tahu dimana posisinya, seperti kata kata Fano waktu itu. Asya membaringkan tubuhnya di kasur sembari memejamkan matanya.
Lalu tak lama ia mendengar suara Fano menyapa telinganya,
"Sya? Udah tidur?" Asya berusaha sebisa mungkin untuk terlihat seperti tertidur.
Lalu Fano menghela nafasnya lega, dia mendekati Asya dan langsung menaikkan selimut sampai seleher Asya.
"Gue anterin balik Tasya dulu ya." Bisiknya lalu pergi.
Setelah itu, Asya mengelap sisa air matanya, entah mengapa ia begitu cengeng. Kenapa? Dirinya juga bertanya kenapa ia sampai seperti ini? Selalu ingin menempatkan diri di tengah tengah mereka?
Sehangat apapun Fano...percayalah, tidak sehangat seperti Fano sedang bersama Tasya.
...
HAII MAU UPDATE LAGI GAK?!
4k komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Asya Story (SELESAI)
Teen FictionSudah di terbitkan oleh penerbit Rainbookpublishing (FOLLOW SEBELUM BACA!) TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU INDONESIA (offline maupun online) Rank #1 teenfiction 25/05/2019 Rank #1 Romance 05/06/2019 Rank #1 fiksiremaja 05/06/2019 Kisahku bermula keti...