Asya membaringkan tubuhnya untuk menenangkan pikirannya. Lagi dan lagi ia di ambang cemburu. Sepenting itukah sampai Fano memberinya kado, dan itu kalung pula?
Astaga, Asya benar benar cemburu. Ia menyembunyikan wajahnya di balik bantal sembari mencak mencak tidak jelas. Fano saat ini tengah sibuk mengerjakan tugas di ruang tamu. Bagus deh, jadi ia tidak melihat dirinya yang sedang dalam keadaan yang tidak jelas.
"Huft!" Asya melempar bantalnya sembarangan. Lalu ia mengubah posisinya kini menjadi duduk karna suara notif ponselnya.
Ada DM dari Tasya.
Leanorstasya
PDengan segera asya membalasnya.
Ada apa tas?
Tak menunggu lama, akhirnya Tasya mengetik.
Leanorstasya
Hm, besok dateng ke ultah gue. Sama fano ok.Asya mendengus pelan. Pencitraan! Dalam hatinya berucap. Bagaimana tidak, sebenarnya dalam rangka apa ia mengundangnya ke acara ulang tahunnya dia?
Asya pasti akan di pandang sebelah olehnya. Dengan berat hati Asya membalas.
Oh iya
Leanorstasya
Jangan malu maluin fano ok, jam 7 malm
Udh di gedung y, jgn ngaret. Nanti fano ikutan
Ngaret gr gr loAsya menatap pesan dari Tasya tidak percaya. Hanya padanya lah ia bersikap demikian. Memperlihatkan sifat aslinya yang tentunya tidak menyukainya.
Dengan perasaan berkecamuk Asya tetap tersenyum mencoba untuk tetap membalas pesan dari Tasya.
aku tktnya Fano mau manja
Manjaan dulu, gmn dong?😞Tanpa Asya tahu, Tasya meremas ponselnya kesal membaca pesan dari Asya. Sedangkan Asya tersenyum jahil melihat tulisan yang baru saja di ketiknya.
Leanorstasya
Oh y? Gabisa dong.
Fano nanti gue contact, biar g ngurusin
Cwk nyusahin kyk lo!Setelah membaca pesan itu, Asya langsung mematikan ponselnya. Ia malas untuk membacanya, kalau di teruskan bisa akan jadi masalah yang besar. Lebih baik ia diam dan tidak peduli.
Tasya memang masih berharap pada Fano. Itu sangat terlihat dari caranya menyikapi Asya. Seberusaha mungkin Asya mengendalikan amarahnya.
Tasya sanggup memancing amarahnya. Lagi lagi bayang bayang saat Fano memakaikan kalung yang akan di berikan kepada Tasya terngiang di pikirannya. Dengan kesal Asya memukul kepalanya.
"Ishh!!!"
"Lo apa apaan sih?!" Omel seseorang langsung mengambil alih tangannya dan itu Fano sudah berada tepat di depannya dengan wajah datar.
"Enggak, lepas!" Balas Asya yang masih kesal lalu berusaha untuk melepaskan tangannya yang digenggam Fano.
"Nggak akan. Lo kenapa?" Tanya Fano malah mempererat genggamannya.
"Tau ah! Terserah." Entah mengapa Asya berani mengatakan itu. Percayalah, moodnya sekarang sedang jelek. Maka ia sudah tidak dalam keadaan baik seperti Asya si gadis lugu yang penurut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asya Story (SELESAI)
Novela JuvenilSudah di terbitkan oleh penerbit Rainbookpublishing (FOLLOW SEBELUM BACA!) TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU INDONESIA (offline maupun online) Rank #1 teenfiction 25/05/2019 Rank #1 Romance 05/06/2019 Rank #1 fiksiremaja 05/06/2019 Kisahku bermula keti...