18 : Hukuman

516K 32.9K 5.3K
                                    

ALEX mengusap wajahnya kasar, lalu membaringkan tubuhnya di kasur king size miliknya. Ia membuang nafasnya, setelah beberapa detik ia menahannya.

Rasanya dia sedikit merasa begitu banyak pikiran. Tentang dirinya, persahabatannya, dan gadis itu.

Alex memejamkan matanya untuk sejenak. Rasanya begitu sesak. Akhir akhir ini ia sulit untuk tidur, sulit untuk berkawan lagi dan tentunya di jauhi.

Dirinya sadar betul bahwa Zafran dan Andi sedikit diam ketika dirinya muncul untuk sekedar berbasa basi. Sial, jadi begini rasanya di jauhkan.

"Sial sial!" Pekiknya sembari menjambak rambutnya frustasi.

Bruk!

Alex sontak menegakkan tubuhnya saat mendengar gemuruh di bawah. Dengan segera ia keluar kamar dan langsung menuruni tangga dan saat ia melihat betapa terkejutnya ia melihat Sera -Ibunya- tersungkur di lantai dengan derai air matanya. Dan disitu sudah ada Embra -Ayahnya- yang tengah menatap Sera kesal.

Dengan segera Alex menghampiri Sera yang tersungkur di lantai, "Ma? Mama nggak papa?" Sera mengangguk lemah.

"Biarin itu ibu kamu! Untuk apa kamu membantunya?!" Suara Embra membuat Alex berkalut, dengan tatapan tajam ia langsung bangkit hendak melayangkan tinjunya namun di tahan oleh Sera.

"Sudah sayang...sudah..mama mohon.." suara Sera membuat Alex mau tidak mau menurut.

"BAJINGAN! KENAPA LO DORONG NYOKAP GUE SIALAN?!" Pekik Alex, dengan sangat erat Sera terus memeluk pinggang anaknya untuk menahan pergerakan Alex yang hendak menghampiri Embra di depannya.

"Ibu kamu itu jalang! Dasar wanita murahan!" Setelah mengatakan itu Embra melangkahkan kakinya keluar rumah. Alex emosi luar biasa dan langsung melangkahkan kakinya untuk menghampiri Embra.

Saat itu juga Sera terpekik, "SAMPAI KAMU KELUAR SELANGKAH SAJA DARI RUMAH, KAMU BAKAL LIAT MAMA MATI DI SINI ALEX!!!"

Langkah Alex langsung terhenti, ia menatap Sera yang sudah memegang sebuah pisau.

"Ma.." lirihnya.

...

"Kenapa bisa bertengkar lagi ma?" Tanya Alex parau sembari mengelap darah yang menyayat pergelangan tangan Sera.

"Kamu tahu kan Alex..Papa kamu sangat membenci mama." Ujar sera lemah.

"Ya tapi kenapa lagi? Biasanya papa kan nggak semarah ini?"

"Mama minta pisah."

Alex diam seribu bahasa. Dadanya sesak mendengar penuturan ibunya. Kenapa banyak sekali masalah yang dihadapinya?

"Kenapa ma? Alex masih nggak ngerti kenapa, mama belum pernah cerita apapun sama Alex."

Ya, yang ia tahu hanyalah ayahnya yang membenci ibunya dan dia tidak tahu alasannya mengapa karna Sera selalu mengalihkan pembicaraan ketika ia bertanya 'kenapa'.

Sera menunduk lemah.

"Ma, Alex mohon sama mama, alex sudah besar dan sudah semestinya alex tahu semuanya. Kenapa papa bisa sebenci itu sama mama?" Suara Alex yang parau membuat Sera serasa tertusuk belati.

Kenapa begitu menyesakkan?

"Alex..."

Alex masih terdiam menunggu kelanjutan dari Sera.

"Jadi..sebenarnya, mama itu.."

...

"Sebenernya kamu suka nggak sih Fan sama Asya?" Pertanyaan Tasya membuat Fano terdiam.

Asya Story (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang