Warna langit berubah ketika sanga fajar muncul dari ufuk timur. Sinar matahari mulai menyinari dunia. Sepasang mata terbuka karna silaunya sinar matahari yang masuk menembus kaca jendelanya.
Asya berusaha untuk menyadarkan dirinya, lalu ia dengan segera mengubah posisinya menjadi duduk.
Yah, hari ini ia harus bekerja. Setidaknya melakukan pekerjaan seperti memasak mungkin?
Senyumnya mengembang membayangkan anaknya lahir, astaga asya benar benar bersemu saat ini. Sebenarnya ia berharap tuhan memberinya anak perempuan, agar ia bisa mengajarkannya untuk tetap menjadi lembut dan cantik tentunya.
Tapi tidak salah juga jika yang lahir nanti berjenis kelamin lelaki. Pasti anaknya tampan, yah! Seperti-
Asya termenung. Seketika hatinya berdenyut menyadari kenyataan.
Mungkin anaknya tidak akan separas dengan Fano. Kenapa begitu menyakitkan?
"Lamunin apaan sih hm?" Tanya seseorang sembari mengalungkan tangannya pada pinggang Asya. Asya terkejut bukan main, pagi pagi Fano sudah manja padanya.
"Masih pagi Fano..." balas Asya pelan.
"Yaudah tidur lagi lah." Ujarnya sembari memejamkan matanya.
Asya mendengus pelan lalu mengelus puncak kepala Fano sayang, ya sangat sayang tentunya.
"Fano masih ngantuk?" Tanya Asya sembari terus mengelus kepala Fano.
"Hmm." Gumamnya.
"Yaudah tidur lagi ya, aku mau beresin apartement dulu." Bisik Asya lembut, saat ia hendak melepaskan tangan Fano pelan-pelan dari pinggangnya, Fano malah semakin mempererat rengkuhannya.
"Jangan pergi...." racau Fano.
"Ih aku mau beres-beres!" Omel Asya.
"I don't care." Balas Fano membuat Asya mencebikkan bibirnya. Dengan kesal ia menarik paksa tubuhnya agar terlepas dari rengkuhan Fano.
"Lepas Fano lepas!!" Pinta Asya sembari berusaha melepaskan diri.
Tangan Fano masih setia di pinggang asya, tak lama Asya limbung dan akhirnya ikut terbaring di kasur. Dan saat itu juga Fano langsung menarik Asya ke dalam dekapannya dan sudut bibirnya pun tertarik karna ia berhasil membuat Asya jatuh.
"Nggak bisa lepas lagi." Bisik fano membuat Asya memanyunkan bibirnya pasrah.
Asya memilih pasrah dan akhirnya ikut memejamkan matanya. Rasanya dekapan Fano begitu nyaman dan akhirnya membuat dirinya terbawa suasana dan tertidur dalam dekapan Fano.
Begitupun Fano, dirinya memang masih lelah, maka dari itu ia terus memejamkan matanya dan juga tertidur. Keduanya melanjutkan tidurnya sampai siang.
...
Alex melangkahkan kakinya menuju rumah Tasya, dan pas sekali Tasya sudah tepat didepan rumah tengah sibuk berbicara dengan orang.
Alex dengan santai terus melangkahkan kakinya dan akhirnya sampai di depan Tasya. Orang yang mengobrol dengan Tasya pun izin pamit, dan akhirnya tinggal Tasya dan Alex.
"Kok lo jalan si lex?" Tanya Tasya bingung.
"Mobil gue rusak! Bannya lepas, sialan!" Jelasnya sembari melangkahkan kakinya memasuki rumah Tasya diikuti Tasya.
Lalu Alex duduk di ruang tamu.
"Loh? Tadi?"
Alex mengangguk membuat tawa Tasya lepas, lalu menepuk pahanya karna saking ngakaknya.
"Bahagia banget ya liat temennya susah." Cibir Alex dengan tampang kesal. Sedangkan Tasya berusaha untuk menyelesaikan tawanya.
"Ahaha maaf maaf. Lagian sih lo bikin ngakak, terus lo kesini mau ngapain?"tanya Tasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asya Story (SELESAI)
Teen FictionSudah di terbitkan oleh penerbit Rainbookpublishing (FOLLOW SEBELUM BACA!) TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU INDONESIA (offline maupun online) Rank #1 teenfiction 25/05/2019 Rank #1 Romance 05/06/2019 Rank #1 fiksiremaja 05/06/2019 Kisahku bermula keti...