10 : sakit

523K 33.7K 2.9K
                                    

SYASYA menahan nafasnya. Dengan segera ia mengambil bukunya cepat cepat membuat lelaki itu berdesis.

Saat syasya hendak pergi, pundaknya tertahan.

"Mau apa lagi?!" Sentak Syasya.

Lalu Alex mendengus, "Ngapain lo sendiri disini?" Mendengar itu, Syasya menyerngitkan dahinya, "Sejak kapan kamu mau tahu tentang aku? Lepas," ujar Syasya lalu menepis tangan Alex keras keras.

Alex tertawa kecil, "Lo pergi jauh jauh deh dari sahabat gue." Ucapan Alex membuat langkah Syasya terhenti lalu ia membalikkan tubuhnya dan menatap Alex lekat lekat.

"Lo mau minta berapa? Bilang sama gue, habis itu lo pergi yang jauh dan nggak usah balik lagi," tambahnya lagi. Syasya tidak habis pikir, apa sih yang ada di dalam otak Alex? Kenapa dia tidak berfikir sama sekali. Dia begini juga karnanya. Coba saja dia tidak mengambil kehormatannya, pasti Syasya tidak akan masuk ke dalam hidup empat most wanted sekolahnya.

"Kak..." panggil Syasya sopan, "bisa nggak kakak mikir sedikit aja...kenapa setiap omongan yang kakak keluarkan seperti tidak dipikirkan terlebih dahulu untuk keluar."

"Untuk apa gue mikir? Jelas semua itu salah lo. Lo itu p*rek Sya. Seharusnya lo yang mikir. Lo godain gue dan mengambil keuntungan dari situ. Lo tuduh Fano, dan buat persahabatan kita hancur. Lo udah rencanain ini kan? Ya kan?"

Syasya bingung harus berkata apa lagi. Syasya benar benar tidak kuat. Kenapa Alex selalu menyalahkannya?

"Nggak usah lo pasang muka lugu lo itu seakan akan lo korban disini. Lo cuma mau uang! Karna lo miskin makanya lo lakuin itu. Dan satu lagi, gue akan menjamin hidup lo nggak akan tenang, Sya. Gue akan buat Fano sadar dan ninggalin lo."

Syasya sesak luar biasa, namun ia masih bisa menahannya.

"Inget, Sya...gue nggak pernah main main saja omongan gue. Lagipula Fano tuh cuma kasian sama lo, hati dia itu cuma buat Tasya. Lo nggak tahu kan Fano sama Tasya sebelum ada lo, mereka itu sangat dekat bahkan saling mencintai satu sama lain."

Setelah mengucapkan itu, Alex pergi meninggalkan Syasya yang baru saja tertancam belati putih yang sengaja di tusukkan pada relung hatinya.

Berharap Syasya sakit hati? Sudah jelas. Ia sangat sangat tersakiti. Kenapa tega sekali Alex berkata seperti itu? Kenapa?

...

Setelah membeli buku satu, dan ia juga tidak berminat membeli yang lain. Hatinya sudah terlanjur sakit.

Tiba tiba supir suruhan Erika menelponnya dengan segera Syasya bersuara, "ya halo, Pak?" Ucap Syasya berusaha untuk tegar.

"Non, bagaimana? Sudah mau di jemput?"

Syasya melirik jam tangannya,ia belum ada 1 jam keluar dari rumah Fano, ia menimang sebentar lalu bersuara.

"Entar aja, Pak, saya masih mau disini." Alibinya, padahal ia sudah muak berada disana. Justru sekarang ia tengah berada di luar mall dan sudah berjalan di trotoar yang cukup sepi ini.

"Oh yasudah Non. Nanti telpon saya aja ya non, kalau sudah mau dijemput."

"Iya pak makasih."

Setelah mengucapkan itu Syasya mematikan sambungannya. Lalu kembali melangkahkan kakinya yang semakin lama semakin berat.

Tatapannya memblur karna air matanya yang sudah sedari tadi di bendungnya akhirnya keluar juga.

Syasya menangis.

Dengan cepat ia mengusap air matanya dengan punggung tangannya.

Ia terduduk di pinggir trotoar. Untungnya jalanan sepi, jadinya Syasya bebas menangis mengeluarkan segala sakit hatinya lewat tangisannya.

Ia terpekik...

"Kenapa sakit sekali ya Tuhan.." gumamnya sembari terisak.

Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, terpekik dalam sunyi. Mengeluarkan keluh kesah sendiri tanpa ada yang mengetahui.

Kenapa harus aku? Aku juga tidak mau hidup seperti ini...

...

"Fano!" Panggil Tasya membuat Fano mau tidak mau menoleh. Bagaimana Tasya bisa berada di rumah Zafran?

"Fano! Lo kaget ya gue bisa ada disini?" Tanya Tasya.

Fano menggeleng, "Zafran kan ya nyuruh?"

"Engga kok. Pas gue lewat rumah Zafran, gue liat mobil lo. Jadi ya gue mampir dulu!" Jelas tasya membuat Andi menyerngit jijik.

"Lo manja banget sama Fano,Tas. Inget, Fano udah punya istri." Celetukan Andi membuat Fano teringat pada Syasya. Kira kira sedang apa ya Syasya? Batinnya.

"Iya gue tau kali." Balas Tasya sinis.

"Kalo gitu gue balik dulu ya." Ucapan Fano membuat Tasya terkejut namun Andi dan Zafran tertawa penuh kemenangan.

"Loh-loh Fan? Kok pulang sih...gue baru aja dateng-"

"Hati hati ya, Fan! Nitip salam sama si polos Asya ya!" Potong Zafran.

"Hujan," gumam Fano saat melihat air turun dari atas langit.

Tiba tiba seseorang memeluknya dari belakang. Dan dia Tasya.

"Hujan kan, Fan? Pulang entar aja ya..." ucapnya mempengaruhi, namun Fano dengan segera melepaskan tangan Tasya yang melingkari pinggangnya.

"Gue harus pulang , Tas." Balas Fano lalu dengan cepat berlari menuju mobilnya.

Dia rindu Syasya-nya...Syasya-nya yang polos.

...

Asya POV

Rintikkan hujan membuatku terbawa suasana. Seakan akan dunia tahu bahwa aku tengah hancur dan ikut menangis bersamaku disini.

aku belum pulang. Ya, sudah hampir 1 jam lebih aku berada disini.

Yang ternyata jalannya sudah tidak terpakai lagi. Pantas saja dari tadi aku tidak menemukan orang berjalan atau membawa kendaraannya.

Tubuhku sudah menggigil sedari tadi, rasanya aku ingin mati kedinginan dan akhirnya bisa terlepas dari rasa sakit yang padahal hanya keluar dari mulut seseorang.

Memang sebaiknya ia mati saja. Biar semua orang bisa senang dan bebas. Kehadirannya untuk Fano hanya membuat bencana.

persahabatan Fano hancur...

Percintaan Fano dengan Tasya kandas karnanya...

Fano menderita...

Dan Fano menjadi susah karnanya.

Memang sebaiknya ia menghilang, dengan segera aku bangkit dari dudukku. Rasanya bokongku mati rasa karna saking lamanya terdiam dan duduk.

Aku menangis sejadi jadinya.

Lagipula Fano tuh cuma kasian sama lo, hati dia itu cuma buat Tasya. Lo nggak tahu kan Fano sama Tasya sebelum ada lo, mereka itu sangat dekat bahkan saling mencintai satu sama lain.

kaki ku mulai terangkat di atas jembatan yang bawahnya bebatuan serta air yang mengalir begitu deras. Rasanya aku ingin menikmati badanku remuk disana. Merasakan mati dan tidak ada yang peduli.

Dengan air mata yang terus mengalir. Aku mulai memejamkan mataku.

God...i want to meet you....

Aku melemaskan badanku lalu aku rasa tubuhku mulai tidak seimbang.

Tiba tiba saja aku ditarik oleh seseorang.

"What the fuck are you doing?!"

...

Besok lanjut!

Asya Story (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang