Eighteen

20 4 0
                                    

"Mau kemana lo?" tanya Deka yang curiga dengan kakaknya yang sudah berpakaian grey shirt dibalut kemeja warna navy polos, dengan jeans gradasi. Sedang memakai sneakers favoritnya.

"Mau cari angin" ucap Salsa inget kata-kata Upin Ipin.

"Lah trus yang nggak keliatan ini apa La?"
Tanya Deka yang sok polos.

"Setan, kembaran lo. Tv yang nguasain lo. Lo nontonin apa si? Kata-kata si pinipin nggak tau?" balas Salsa yang jengkel.

"Tayo dong" ucap Deka ketus.

"Dih, inget umur. Gimana gue gak manggil lo bocil. Kalo lo aja masih nonton gituan" balas Salsa lalu tertawa lepas.

"Laknat lo La" ucap Deka sambil berjalan ke arah kulkas dan mengambil stok minuman dingin.

"Dah gue berangkat. Kuncinya gue bawa satu." ucap Salsa lalu bangkit dari lantai setelah memakai sneakers.

"Beliin gue apaa gituu La" pinta Deka memelas.

"Minta apaan? Uda ah lo aneh ntar gue berangkat" ucap Salsa lalu berlari cepat, menghindari Deka.

Deka yang ditinggal terkekeh.

"Yuhuu, gue bakal obrak abrik kamar Lala. Drakor an lebih nikmadd"

Cklekk..

"Lah sialan. Pake dikunci. Trus gue ngapain..." Deka kembali ke sofa yang ada di ruang keluarga dan menopang kepalanya.

"Daripada gue mati bosen disini. Mending nongkrong ma temen" aja la" idenya keluar. Ide paling notok. Idah gada ide lagi.

***

Bsquad minus Berly lagi sekarang sudah berada di mall dan tepatnya didepan ticket box.

"Ayo sal ikut gue" ajak Agnes untuk membeli tiket.

Hari ini mereka mau nonton film yang boom! Ini bener-bener ndadak. Jadi mereka sama sekali nggak tau jadwalnya.

Pada akhirnya keberuntungan sepertinya tidak pada mereka. Karena mereka tertinggal,30 menit yang lalu film sudah dimulai. Akhirnya rela menunggu dua jam untuk menuju film selanjutnya.

"Gila, ngapain aja dua jam. Gitu tadi gue gak gopoh-gopoh banget" gerutu Poppy.

"Aha" Salsa mengacungkan card bermainnya. Tiga card dengan gambar berbeda.

"Nahhh, ke foodstreet dulu kuy! Baru maen. Ntar patungan. Enam puluh ribu per card so? Atau seratus ribu buat se card?" usul Nia.

"Setujuu" sorak lain. Lalu mereka saling menepuk baru sadar mereka berada di mall. Lalu tertawa sambil melangkah ke eskalator.

Safyra yang berdampingan dengan Salsa menyikut bahu Salsa. Membuat Salsa terkejut dan meringis ngilu.

"Sat, paan? Kebiasaan bangett" maki Salsa sambil mengelus bahunya.

"Lo liat deh bangku deket cafe," ucap Safyra dengan lirikan mata kearah yang dimaksud.

Nyeri, itu yang dirasakan Salsa melihat pemandangan yang ia lihat. Safyra sial, malah dikasih tau.

Dua orang remaja perempuan dan laki sedang makan bareng diselangi candaan. Salsa berusaha tidak melihatnya. Tetapi rasa kepo nya tidak bisa dilawan. Ia sesekali melirik.

"Sabar sal, jalan tuhan. Lo cinta boleh, gue saranin jangan berharap lebih" ucap Safyra sambil menepuk bahu Salsa tangan kanannya tangan kirinya ia masukkan ke saku jeansnya.

"Cepat atau lambat lo bisa tau faktanya. Tapi lo  tipe orang yang keras. Meskipun lo tau faktanya, lo gabakal percaya kecuali dia yang bilang ke lo." lanjutnya sok cool bijaknya.

"Bener kata orang-orang cinta itu butuh perjuangan. Kadang sampe mati-matian diterbudakkan aja nggak ngerasa. Tapi lo bukan orangnya. Lo masih waras sal" Safyra kembali menepuk lengan Salsa dengan keras

"Aww, paan sih lo? Jomblo sok bijak. Bakul quotes? Sori ye gini-gini tahan sama gituan" sanggah Salsa tidak mau jadi korban.

Saat mereka keluar streetfood salsa lega, pemandangan itu tak lagi mengusiknya. Tetapi perasaan kecewa dan sakit masih ada.

Tak ada yang tau kecuali Safyra dan Salsa.

***
Mereka sudah masuk ke studio bioskop. Mereka sudah duduk menikmati iklan yang diputar sebelum filmnya.

Pengunjung lain, mulai berdatangan dan duduk di chairnya. Salsa mengalihkan pandangan saat pengunjung datang selalu.

Hatinya tambah retak ketika David dan doi nya juga tampak masuk ke studio mereka. Salsa hanya berharap kedua orang itu duduk jauh dari hadapannya atau minimal nggak menjangkau dirinya melihat.

Nyatanya, tuhan mengujinya dengan tidak menyetujui permintaan Salsa. David duduk di urutan depannya.

Safyra yang disampingnya "sabar, gue disini." tak sengaja Safyra memegang 'milik' Salsa.

Secara otomatis Salsa menggeplak keras punggung Safyra. Safyra langsung mengeluarlkan kata-kata bobroknya.

"Lo sal? Depan david kan?" ujar Agnes dispingnya spontan.

Salsa hanya mengangguk pelan. Sip, agnes sadar.

***

-aku melakukannya sampai hati ini benar-benar bukan hanya terluka tetapi cedera. Dan bentengku runtuh karena fakta" tentangmu dan dia.

-lirB

Bagaimana? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang