#55Aku tak pernah merasakan rindu yang seperti ini, Rindu yang benar-benar ingin bertemu
Hari ini Jingga kembali bersekolah, gadis itu tengah menyantap sarapan paginya.
Sebenarnya ia tak benar-benar tak menyantap sarapannya, ia hanya mengaduk-aduk bubur yang terhidang didepannya membuat ketiga kakaknya bingung dengan tingkah adiknya yang sangat suka makan itu.
"Jingga, dimakan jangan di aduk-aduk nanti gak enak" ucap Andre yang duduk di depan Jingga.
Rasya dan Bagas hanya menghela nafasnya, akhir-akhir ini Jingga cenderung menampakkan wajah murungnya dibandingkan wajah cerianya.
"Jingga gak laper, Jingga mau berangkat sekolah aja" ucapnya lalu bangkit dari duduknya.
"Abang anter" ucap Bagas sebari memegang pergelangan sang adik.
Jingga menggeleng "gak usah bang, Jingga udah bisa mendiri kok" ucapnya.
"Gak usah sekolah kalo gak mau sarapan" suara Andre meninggi.
Bagas tak habis pikir dengan kakaknya itu, bukankah ini terlalu keterlaluan? Rasya hanya bisa duduk diam ditempatnya.
Sedangkan Jingga memandang mata Andre dengan tatapan sendu.
"Gak mau, Jingga mau bengakat" ucap Jingga menghardik penganan tangan Baggas.
Brak!!
Tak disangka, Andre menggebrak meja dengan kerasnya membuat Jingga sedikit tersentak kaget, ia tak pernah melihat kakaknya itu marah.
"Habisin sarapan kamu, gak usah manja kayak anak kecil!!" Bentaknya.
Sekuat tenaga gadis itu menahan air matanya agar tak lolos begitu saja.
"Jingga gak kaya anak kecil" ucap Jingga mengelak.
"Gak anak kecil tapi manja, iya?" Bentaknya lagi.
Air mata Jingga lolos begitu saja namun gadis itu menghapusnya secepat mungkin.
"Udah bang" ucap Rasya menenangkan suasana yang semakin panas.
"Kalo Jingga kaya anak kecil, Jingga bakalan ngelarang Abang buat berangkat, Jingga pasti maksa Abang buat tetap di rumah ini, Jingga juga bakalan marah kalo Abang ninggalin Jingga sendirian disini, Jingga bakalan nangis mohon-mohon minta Abang buat ada disamping Jingga terus" ucapnya mengeluarkan semua unek-uneknya dengan air mata yang terus mengalir dan tentunya ia hapus menggunakan tangannya.
"Jingga gak ngelakuin itu kan? Jingga cuma mau belajar mandiri, Jingga gak mau ketergantungan sama abang yang gak selalu ada buat Jingga" ucap Jingga.
Jingga langsung pergi berlari begitu saja tanpa mau mendengar ucapan kakak-kakaknya.
Tentu saja Rasya hendak mengejar, namun Andre melarangnya.
"Gila tau gak Lo, Jingga masih butuh kita" bentak Bagas didepan kakak dan adiknya.
"Terus Lo mau apa? Mau disini terus disamping Jingga? Enggak kan?" Sahut Andre frustasi sebari mengacak rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga (Tersedia Di Toko Buku)
Teen Fiction#1 in Teenfiction 6/04/2019 #2 in Teenfiction 18/01/2019 #1 in fiksi remaja 28/03/2019 #1 in Perasaan #1 in School 18/07/2019 #2 in SMA 27/03/2019 #2 in school 17/07/2019 Ini cerita simple,, Cerita yang mengisahkan Jingga- si gadis polos nan cerob...