#57
Maaf, jika aku tak seperti dirimu yang berlaga tak tau apa-apa dan tak terjadi apa-apa, aku terlalu bodoh dalam hal menyembunyikan rasa
Hari ini tepat dimana ketiga kakak dan ayahnya akan meninggalkan Jingga sendirian, dan hari ini pula akan diadakan pembagian raport.
Jingga tak memberikan surat pengambilan raport yang diterimanya kemarin dari wali kelasnya.
Ia tak mau membebani kakak-kakaknya, sudah cukup sampai disini dirinya tuk terus tergantung kepada kakaknya.
Jingga telah siap mengenakan seragam SMA nya, begitupun dengan ketiga kakak dan ayahnya yang sudah siap dengan tas besar berisi pakaian mereka.
"Jangan pikirin Jingga ya bang, fokus aja sama pekerjaan" ucap Jingga mencoba tersenyum.
"Gimana Abang gak mikirin kamu, kamu tetap selalu ada di pikiran Abang walaupun Abang tidur" ucap Bagas membuat Jingga tersenyum.
"Putri ayah baik-baik kan dirumah? Kalo ada apa-apa langsung telfon kakak kamu atau ayah" ucap Awang mengelus pucuk kepala Jingga sayang.
"Siap Ayah"
"Oh iya, gue udah bilang Ari sama Juan, dia bakalan ada buat kamu 24 jam" seru Rasya.
Jingga mendelik, bukankah terlalu berlebihan jika memberi tau mantan kekasihnya?, Ah,, bahkan Jingga lupa memberi tau keluarganya jika dia dan Juan sudah tak ada hubungan lagi.
"Ck, malu-maluin tau bang" ucap Jingga.
"Ya udah, pesawat pagi udah mau take off" ucap Andre mengecek jam ditangannya.
"Elo lah, gue kan berangkat jam setengah delapan" kata Rasya.
"Ya udah Lo tinggal aja ya?" Ledek Bagas, membuat ayak tertawa.
Kenapa didetik-detik nya dengan keluarganya sangat menyenangkan?, Sudahlah tak usah memikirkan berapa lama mereka akan kembali.
Jingga sudah memprediksikanya jika untuk menghubunginya saja akan sangat sulit, Jingga tau mereka sibuk dengan pekerjaan mereka di luar sana.
"Ya udah, Ayah berangkat ya?" Ucap Ayah, Jingga mengguk.
Ia menyalimi semua abangnya dan Ayah.
"Fokus sama pekerjaan ya, Jangan khawatiran Jingga terus, Jingga udah besar bahkan Jingga udah bisa buat nasi goreng sendiri" ucap Jingga.
Ketiga kakaknya tersenyum begitupun ayah, berat rasanya bagi laki-laki paruh baya itu meninggalkan putrinya sendiri dirumah.
Namun pekerjaannya harus ia tekuni jika ingin naik pangkat dan mendapatkan uang pensiun besok.
Semua laki-laki itu memasuki taxsi online yang sudah dipesan tadi, Jingga melambaikan tangannya tak kala taxsi itu berjalan menjauhinya.
"Gak usah sok kuat, kalo mau nangis silahkan nangis" ucap seseorang yang tiba-tiba sudah disamping Jingga entah datang dari mana.
"Ish,, Ari ngegetin tau gak, udah ah Jingga mau berangkat" judes Jingga.
"Udah gak cengeng ceritanya?" Goda Ari, laki-laki itu tau jika gadis didepannya itu tengah menahan air matanya agar tidak jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga (Tersedia Di Toko Buku)
Teen Fiction#1 in Teenfiction 6/04/2019 #2 in Teenfiction 18/01/2019 #1 in fiksi remaja 28/03/2019 #1 in Perasaan #1 in School 18/07/2019 #2 in SMA 27/03/2019 #2 in school 17/07/2019 Ini cerita simple,, Cerita yang mengisahkan Jingga- si gadis polos nan cerob...