#61Aku disini, kamu disampingku tapi didepanmu ada dia yang selalu menjadi titik tumpu pandanganmu hingga kamu tak sadar ada aku tepat di sisimu.
Jingga masih duduk beralaskan tanah, ia tengah memandangi dua nisan didepannya.
Tepatnya batu nisan milik bunda nya dan milik sahabatnya, Jingga masih tak percaya jika dua perempuan itu meninggalkan dirinya benar-benar untuk berjuang sendirian.
Dibelakang gadis itu masih ada Rasya, Andi, Ari, Reza, Yudi, Juan dan juga Dito.
Mereka hanya bisa melihat Jingga yang tak bosan melihat batu nisan itu, menghembuskan nafasnya kasar, menerima keadaan bahwa kenyataannya memang seperti ini.
"Pulang" perintah Rasya, gadis itu hanya menggeleng.
Rasya menyikut lengan Juan, bisa disebut isyarat jika laki-laki itu harus membujuk mantan kekasihnya yang mungkin patuh kepadanya.
Juan mengangguk"gue tau" ucapnya lirih menatap Rasya tajam, Rasya hanya tersenyum simpul.
"Mer-" belum sempat Andi merusak suasana, mulutnya sudah dibekap oleh Yudi.
"Gak usah ngerusak suasana" bisik Yudi tepat ditelinga Andi.
Andi hanya memandang Yudi dengan tatapan benci, Juan melangkah namun belum sempat ia mengeluarkan kata-kata dari mulutnya. Dito, cowok itu ikut jongkok di samping Jingga dan merangkul pundak gadis kecil itu.
Ingin marah, itu yang Juan inginkan, namun ia ingat dimana ia sekarang berada.
Begitupun dengan Rasya yang menepuk pundak Juan dan sedikit membisikkan kata-kata yang membuat cowok itu sementara tuk meredakan emosinya.
"Jingga tau dimana tempat dia kembali" bisik Rasya, Juan hanya tersenyum datar.
"Jingga, kita pulang dulu yuk" ajak Dito lembut membuat Andi ingin sekali menjitak kepala cowok berambut tebal itu.
Namun tentu saja Yudi dan Reza yang berada di samping Andi hanya bisa menahan tangan cowok blak-blakan itu.
"Inget ini kuburan, Lo mau gue kubur sekalian" ancam Ari yang berada di depan mereka bertiga.
Andi memanyunkan bibirnya "gue terus yang salah" serunya sebal.
"Diem nyet" perintah Reza.
"Ngomong nya nyet" timpal Andi.
"Ck, bisa diem gak sih kalian, ngerusak suasana tau gak" omel Yudi.
Andi dan Reza kompak memalingkan wajah mereka menghadap berlawanan, sedangkan Yudi hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Dua tuyul itu, memang tak bisa diam. Selalu saja ada yang diperdebatkan dan lebih parahnya lagi, mereka tak kenal suasana dan tempat untuk berdebat.
"Dito?" Ucap Jingga.
"Kenapa?" Tanya Dito.
Gadis itu bangkit sebari mengelap air matanya"Jangan deketin Jingga ya, Jingga gak mau Rita marah" ucapnya lalu melangkah meninggalkan Dito menuju Juan dan Rasya.
"Jingga pengen pulang" seru Jingga lirih.
Juan melepaskan jaketnya lalu menyelimuti tubuh mungil gadis itu, Jingga mengok.
Tepat disampingnya, Juan berdiri menyangga bahu gadis yang lebih pendek darinya menggunakan kedua lengannya yang kekar.
"Makasih Juan, maaf sampe saat ini Jingga ngerepotin Juan terus" kata Jingga menghadap Juan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga (Tersedia Di Toko Buku)
Fiksi Remaja#1 in Teenfiction 6/04/2019 #2 in Teenfiction 18/01/2019 #1 in fiksi remaja 28/03/2019 #1 in Perasaan #1 in School 18/07/2019 #2 in SMA 27/03/2019 #2 in school 17/07/2019 Ini cerita simple,, Cerita yang mengisahkan Jingga- si gadis polos nan cerob...