Jingga*16 (®)

113K 5.2K 208
                                    

Aku tak sebodoh itu, untuk mempercayai ucapanmu lagi.

❤❤❤

Typo
Typo

🍁🍁🍁

"Udahlah cabut aja hukuman mereka" saran Rita dengan nada memelas.

"Alasannya apa? " tanya Jingga bingung.

"Emang lo gak gasihan sama mereka? Mereka kan terlambat itu juga karena kita" kata Rita meyakinkan.

"Ya udah deh, Jingga kesana dulu ya" ujar Jingga lalu bangkit dari bangkunya meninggalkan Rita dan siomay nya yang masih banyak itu.

"Rejeki anak sholeh mah dari mana aja" ujar Rita mengambil siomay milik Jingga.

Jingga berjalan menuju lapangan di mana ada Ari, Juan dkk.

"Hukuman kalian, Jingga cabut" ucap Jingga tersenyum manis.

"Yes, gitu dong. Ya udah yok kantin. Jingga traktir" seru Ari seenak jidatnya.

"Enak aja, enggak enggak" ujar Jingga setengah menjerit.

"Udah ayok kekantin, disini panas mending di kantin kita ngadem" ujar Andi menarik tangan Jingga, namun Jingga masih diam di tempat tak kunjung melangkah.

"Iya bener banget tuh,,mending kita kekantin, ayooo" kata Reza mengedipkan sebelah matanya, dan Jingga hanya memutar bola matanya malas.

"Ayo cepet gue udah baper, eh maksud gue laper" ujar Yudi menarik tangan Jingga kuat hingga Jingga mau tak mau harus menurut saja.

**
Jingga duduk di samping Ari dan didepannya ada Reza dan Andi sedangkan Yudi tengah memesan makanan.

"Nih siomay nya udah jadi, sekalian nih es teh nya" ujar Yudi membawa nampan berisi es teh sedangkan ibu kantin di belakangnya membawa nampan berisi siomay.

"Berapa Bu jadinya?" Tanya Jingga sopan.

"Tiga puluh lima neng" kata ibu kantin.

"Ini Bu, makasih ya Bu" ujar Jingga memberikan uang tiga puluh lima ribu rupiah.

"Iya neng sama-sama" sahut ibu kantin lalu pergi meninggalkan Jingga bersama Ari berserta teman-temannya.

"Puas gak?'' tanya Jingga sinis.

"Belum, kan si Juan belum makan" jawab Reza masih memakan siomaynya.

"Oh iya, ya, si Juan kemana sih?" Tanya Andi pura-pura berfikir.

"Gak tau gue" jawab Yudi.

"Biarin, dia kan biasa sendiri" uajar Ari cuek.

"Udah cep-" ucapan Jingga terpotong karena suara bas mengejutkan dirinya dari belakang.

"Oh, gini ya kerjaan OSIS. Kumpul bareng perusuh sekolah? Sedangkan yang lain sedang rapat?" Sentak seseorang dari belakang Jingga, dan ternyata itu adalah Juna, si ketua OSIS laknat.

"Maksud Lo apa, nyebut kita dengan perusuh sekolah?" Jawab Ari naik darah.

"Oh kesindir ya?" Ucap Juna menepukkan tangannya ringan, kebisingan ini membuat suasana kantin menjadi panas dan semua mata tertuju pada Juna dan Ari .

Jingga (Tersedia Di Toko Buku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang