#3Apakah kalian tau apa arti cinta yang sebenarnya?
Belum menyerah?~
Setelah kepergian Rita, Jingga hanya duduk manis tepatnya di lantai dua depan ruang laboratorium kimia yang memang di samping kelas gadis itu.
Jingga memandangi langit yang cerah sebari memikirkan bagaimana ia pulang, mengayunkan kakinya yang memang menggantung lantaran dirinya yang memang bisa dikatakan pendek itu.
"Jingga telfon Ari aja kali ya?" Tanya Jingga pada dirinya sendiri.
Akhirnya Jingga memilih menelfon Ari daripada harus berjalan kaki yang memang jarak rumah Jingga dengan letak sekolahnya lumayan jauh.
Jingga mengeluarkan ponselnya lalu mencari kontak dimana tertera nama 'ari-ari' di ponselnya lalu mencoba menghubungi cowok itu.
Nomor yang and-
Bukannya Ari yang menjawab malah perempuan operator yang ngejawab telfon dari Jingga.
Sudah berkali-kali Jingga menghubungi Ari tetapi hasilnya tetap nihil.
Mulai kesal karena Ari susah sekali dihubungi Jingga lebih memilih turun dan menunggu angkot, siapa tau ada angkot yang lewat.
Disinilah sekarang Jingga berada di halte samping gerbang yang bertuliskan SMA Negeri 12 Jakarta sekolah kebanggaannya dan tepat di sebrang jalan bertuliskan SMA Negeri 26 Jakarta yang merupakan musuh dari SMA negeri 12 jakarta sejak dahulu kala.
Jingga mulai badmood karena angkot yang di tunggu-tunggu tak kunjung datang.
Mulai bosan akhirnya Jingga bernyanyi walaupun lirik yang jingga lontarkan tidak pas bahkan terbilang abstrak.
Abang tukang angkot mari-mari sini Jingga butuh kamu...
"Eh, eh Jingga. Gak butuh Abang tukang angkot tapi Jingga butuhnya angkotnya aja ding" serunya dan terkekeh geli sendiri.
Drett,,,drett,,,drett
Ponsel milik Jingga bergetar kencang bertanda ada panggilan masuk dan jingga berharap Ari yang menghubunginya balik.
Alih-alih Ari yang menghubunginya, eh malah bundanya yang menghubunginya. Jingga mengangkat telfon dari bundanya.
"Hallo bunda?" Kata Jingga memulai pembicaraan.
"Hallo Jingga, kamu dimana?"tanya bunda dari sebrang telefon dengan nada panik.
"Jingga lagi di rumah temen Bun, nanti setengah jam lagi Jingga pulang" bohong Jingga supaya bundanya tidak khawatir karena bundanya masih mengandung adik untuk gadis itu.
"Ya udah, pulangnya jangan larut yah, oh iya, sayang bunda nitip baso yak" ucap bunda Jingga lega setelah mendengar ucapan gadis kecil nya yang mengaku berada di rumah temannya.
"Ok, nanti Jingga beliin baso buat bunda, oh iya bang Rasya udah pulang belum?" sahut Jingga.
"Belum sayang, memangnya kenapa?" ujar bunda nya Jingga dari sebrang telefon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga (Tersedia Di Toko Buku)
Fiksi Remaja#1 in Teenfiction 6/04/2019 #2 in Teenfiction 18/01/2019 #1 in fiksi remaja 28/03/2019 #1 in Perasaan #1 in School 18/07/2019 #2 in SMA 27/03/2019 #2 in school 17/07/2019 Ini cerita simple,, Cerita yang mengisahkan Jingga- si gadis polos nan cerob...