Jingga*49

82.9K 3.3K 46
                                    


#49

Pagi ini, hari ini. Ujian akan berakhir dalam hitungan jam kedepan.

Tinggal dua mapel lagi yang harus Jingga taklukan, salah satunya bahasa Inggris.

Tentu saja gadis itu tak belajar, ia tak suka pelajaran bahasa Inggris. menurutnya, belajar bahasa Inggris tak ada gunanya.

Sia-sia belajar jika tak tau apa arti dari setiap kata dalam bahasa Inggris, bahkan setiap ulangan mapel bahasa Inggris, gadis itu selalu mendapatkan nilai merah bahkan dibawa KKM.

Taka apa, satu nilai tak mempengaruhi dirinya untuk menjadi peringkat pertama.

Jingga duduk dengan tegangnya, sekitar tiga lembar kertas sudah ada di depannya, pulpen dan pensil pun sudah tersedia.

Namun gadis itu masih tetap diam, memandangi soal didepannya yang berisi kata-kata asing menurutnya.

Semua kata yang ada di dalamnya tak ada yang ia tau, sedangkan Juan.

Cowok itu sangat teliti mengisi setiap soal yang ada, Jingga menggigit bibir nya, meremas pulpen dan tentu saja hanya bisa melihat Juan dari samping.

"Gak usah liatin gue, cepet kerjain Pumpung masih ada waktu" ucapnya tak sedikitpun memalingkan wajahnya ke Jingga.

"Jingga gak ngerti bahasanya"

"Makannya belajar"

"Jingga kan cinta bahasa Indonesia"

"Alasan"

Nyengir kuda, ya gadis itu hanya bisa menyengir.

Kembali mencoba fokus ke soal yang ada di depannya, memejamkan matanya berdoa agar bisa mengerjakannya.

Prinsip gadis itu saat mengerjakan soal bahasa Inggris adalah 'pelototin jawabannya kalo ada yang bersinar, itu jawabannya'. Tak masuk akal? Memang.

"Nih" suara Juan.

Itu suara Juan, Jingga membuka matanya, hampir saja ia tak bernafas. Didepannya sudah ada selembar kertas jawaban milik Juan.

"Buat Jingga?" Bisik Jingga tak ingin terdengar oleh pengawas.

"Gak usah banyak omong, cepet salin" ketusnya sama seperti Jingga menggunakan bisikan.

Gadis itu embgguk, dengan lincahnya ia menyalin seluruh jawaban milik Juan.

Tak seluruh sih, ada yang ia bedakan satu hingga dua jawaban pilgan supaya nilainya tak sama dan tak menimbulkan kecurigaan.

Setidaknya ia berusaha bukan?.

"Juan, makasih ya" ucapnya dengan nada yang masih sama, namun matanya tak lari dari kertas yang tengah ia tulis.

***

Panas matahari tengah hari membuat siapa saja akan menghindar, namun Taka dan alasan bagi seluruh murid SMA negri 12 untuk menghindari hal itu.

Semua murid baris di barisan kelasnya masing-masing, Tak ada yang berbicara, mereka sibuk mengibaskan apa saja yang bisa digunakan untuk kipas.

Ya,memang seperti itu keadaannya. Jika selesai ujian, memang sudah tradisi bagi seluruh murid untuk berkumpul sejenak di lapangan.

Jingga (Tersedia Di Toko Buku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang