#68Mustahil jika sakit hati itu tak sakit.
Hari ini, Jingga benar-benar bangun pagi dan telah siap dengan kaus berwarna pink serta celana jeans hitam.
Ia sangat bahagia, untuk pertama kalinya ia diajak jalan-jalan sepagi ini oleh kekasihnya.
Semalam Juan yang mengatakan hal demikian, tentu saja Jingga menurut.
"Bng, Jingga cantik gak?" Tanya Jingga ceria sebari duduk di kursi makan.
Rasya menengok, pria bertubuh jakung itu tampak imut dengan celemek dan sarung tangan berwarna pink peninggalan bundanya.
"Iya" ucapnya ketus.
Jingga mengayunkan kakinya yang memang menggantung lantaran ia pendek dan kursi yang ia duduki sedikit tinggi"Ck, gak ikhlas ya?"
"Ikhlas kok" sahut Rasya membalikkan kembali badannya dan melanjutkan kegiatannya yang terhenti oleh adiknya.
"Bohong, kalo ikhlas pasti nadanya gak gitu" kata Jingga.
Rasya memutar bola matanya "Lo mau kemana pagi-pagi gini?" Tanya Rasya dengan tangan masih sibuk mengaduk bubur yang tengah ia buat.
"Bang Rasya lupa ya? Semalem kan Juan ngajak Jingga jalan-jalan" katanya ceria.
Juan mengkerutkan keningnya bingung "Lo percaya gitu?"
"Kenapa enggak?"
"Semalem Juan cuma mau ngerayu elo supaya elo mau masuk kamar terus tidur deh" kata Rasya.
"Bohong, Juan gak gitu orangnya gak kayak bang Rasya yang sukanya bohong" ejek Jingga.
"Ya udah kalo gak percaya, nih makan" ucapnya menyodorkan semangkuk bubur dengan toping bawang goreng.
"Bang Jingga kan gak suka bawang-bawang" ucap Jingga setelah melihat ada bawang di atas buburnya.
"Pindahin ke mangkuk Abang aja" sahut Rasya.
"Bang, semalem Ari nginep ya?" Tanya Jingga dengan tangan sibuk memindahkan bawang goreng dari mangkuknya ke mangkuk abangnya.
"Lo kok tau?"
"Diruang tv banyak kulit kacang" sahut Jingga simple.
Ya kulit kacang, dirumah gadis itu memang banyak sekali cemilan seperti kacang ataupun makanan ringan lainnya, namun ia tak suka memakannya begitupun dengan Rasya.
Dan jika makanan di seluruh meja berserta banyak sekali bungkus makanan itu artinya Ari berserta tiga temannya itu menginap.
"Gak usah bersihin, nanti Abang suruh lagi Ari yang bersihin" ucap Rasya.
"Nanti Abang mau kemana?"
"Ke kampus kayaknya"
"Kampus? Emangnya udah berangkat?"
"Belom, gue cuma mau lihat-lihat area kampus sana temen-temen sekalian hung out" ucap Rasya.
"Sepuluh hari lagi Juan pergi ya bang?" Tanya Jingga.
"Hemm"
"Padahal baru kemaren Jingga balikan, gak seru ya gaya pacarannya Jingga"
"Kok gitu?"
"Iya, kalo pasangan lainnya kan pasti pernah gandengan tangan terus pelukan gitu, lah Jingga kayaknya gak pernah ngerasain dibegituin" ucapnya.
"Lo tau kan sikap Juan, kalo Lo pingin dikatakan gituin Lo tinggalin aja Juan terus cari yang lain" katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga (Tersedia Di Toko Buku)
ספרות נוער#1 in Teenfiction 6/04/2019 #2 in Teenfiction 18/01/2019 #1 in fiksi remaja 28/03/2019 #1 in Perasaan #1 in School 18/07/2019 #2 in SMA 27/03/2019 #2 in school 17/07/2019 Ini cerita simple,, Cerita yang mengisahkan Jingga- si gadis polos nan cerob...