Jika pelangi datang setelah hujan,
Apakah...
Benci datang setelah rasa Cinta?,
Kecewa datang setelah rasa Percaya?,
Sakit datang setelah rasa Sayang?,
Derita datang setelah rasa Bahagia?,
Apakah semua itu benar?
#30Jingga melangkah memasuki kantin sekolahnya bersama sang sahabatnya.
"Lo mau makan apa?" Tanya Rita.
"Ketoprak aja deh, kalo Rita apa?" Ucap Jingga.
"Nanti gue pikirin lagi kalo udah sampe dikantin" kata Rita.
Dari kejauhan kantin nampak ramai sekali, banyak para siswa yang duduk di depan kantin mungkin karena tak kebagian tempat duduk.
Jingga dan Rita memasuki areal kantin, bau masakan menusuk hidung.
Jingga clingak-clinguk mencari tempat duduk, namun. Taka dan yang kosong, mungkin bukan keberuntungan nya untuk hari ini.
"Rita, kita makan ditaman aja ya" saran Jingga, Rita mengangguk.
Setelah mengantri panjang, akhirnya mereka berdua mendapatkan apa yang mereka mau.
*
Kini mereka berdua tengah duduk di tengah taman sekolah yang nampak sepi, mungkin karena jauh dari kantin namun masih ada beberapa anak yang berkunjung.
"Rita nanti liburan mau kemana?" Tanya Jingga, memang bukan libur semester namun libur karena kelas dua belas tengah melajsanakan UNBK.
"Gak kemana-mana" ucap Rita menggidikan bahunya sebari memakan siomay dari plastik.
"Rita mau gak liburan bareng Jingga?" Tanya Jingga dengan nada gembira berharap sahabatnya itu mau.
"Kemana?" Tanya Rita.
Jingga berfikir sejenak, ia tengah mencari tempat wisata yang pas untuk mereka berdua " kita ke Dufan aja gimana?"
"Sorry, tapi gue gak bisa" ucap Rita dengan nada menyesal.
"Kenapa?" Jingga menatap sahabatnya itu.
"Gue pingin fokus belajar" ucap Rita.
"Gak ngajak gue aja" suara bas terdengar dari belakang Jingga, Gadis itu menengok dan terpampang lah cowok yang akhir-akhir ini Jingga hindari, Dia adalah Alfa.
"Ngapain Jingga ngajak elo, mending gak usah pergi sama sekali dia" ucap Rita sengit.
"Gue tanya sama Jingga bukan sama nenek lampir" celetuk Jingga.
"Gue punya nama, nama gue Rita kalo Lo lupa" ketus Rita, Alfa Tersenyum miring.
"Bener kata Rita" ucap Jingga.
Tangan Alfa terulur untuk mengacak pucuk kepala Jingga namun tak Samapi, karena sebuah tangan kekar yang Jingga yakini itu adalah tangan kekasihnya.
Bugh,,,
Satu hantaman mengenai perut Alfa, membuat sang empu terkekeh. Namun berbeda dengan Jingga, gadis itu malah membulatkan matanya lebar-lebar.
"Juan, udah" jerit Jingga, ia mencoba melerai kedua manusia itu.
Begitupula dengan Rita, hingga pada akhirnya Jingga terjatuh karena terdorong tubuh Juan yang melebihi tubuhnya itu.
Sikunya terkena batu hingga mengeluarkan darah segar.
Jingga meringis, lalu tersenyum karena Juan dan Alfa berhenti berkelahi setelah mendengar Jingga mengaduh kesakitan.
"Lo gak papa?" Tanya Rita khawatir, Jingga mengangguk sebagai jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga (Tersedia Di Toko Buku)
أدب المراهقين#1 in Teenfiction 6/04/2019 #2 in Teenfiction 18/01/2019 #1 in fiksi remaja 28/03/2019 #1 in Perasaan #1 in School 18/07/2019 #2 in SMA 27/03/2019 #2 in school 17/07/2019 Ini cerita simple,, Cerita yang mengisahkan Jingga- si gadis polos nan cerob...