[3] Awake

3.8K 913 144
                                    

*dari chapter ini dan seterusnya, aku bakal pake sudut pandang orang pertama. Nama Gunho juga kuubah jadi nama korea ya.

.
.
.

Detik jam mulai terdengar di telingaku. Suara pemanas udara pun semakin ketara bersahutan dengan bunyi elektrodiagram. Kepekaanku akan sekitar semakin menajam. Bersamaan dengan itu, dorongan untuk membuka mata semakin kuat.

Perlahan, aku mencoba kembali melihat dunia. Rasanya berat sekali. Sepertinya aku sudah tidur cukup lama. Butuh waktu beberapa saat sampai pandanganku menjadi jelas. Yang kurasakan saat ini adalah, hidung dan mulutku seperti di bekap sesuatu. Dan aku menyadari adanya masker oksigen yang bertengger disana.

Aku mencoba menggerakkan tubuh. Tenagaku masih belum terkumpul, rasanya seperti aku baru saja bangun dari kematian. Sehingga yang bisa kulakukan hanyal memiringkan kepalanya untuk melihat keadaan. Aku melihat, seorang pemuda yang tengah menenggelamkan wajah di balik tangan yang ia silangkan di tepi kasur.

Perlahan, tanganku mulai bergerak dan kemudian menyentuh pemuda itu. Dengan sedikit tersentak, pemuda itu mengangkat wajahnya.

"Kau sudah bangun Gunho?!" ujarnya bersemangat. Ia berdiri dari duduknya. "Aku akan panggilkan dokter."

Pemuda itu pergi berlari meninggalkanku yang masih tidak dapat melakukan banyak hal. Dalam hati, aku sedikit bingung.

Gunho?

"Kau benar-benar tidak ingat?" ujar pemuda tadi sambil memandangku serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau benar-benar tidak ingat?" ujar pemuda tadi sambil memandangku serius.

Beberapa waktu yang lalu, dokter datang dan memeriksa keadaanku. Aku terlihat linglung karena aku tidak mengenal siapapun serta tidak tau apa yang terjadi padaku. Sehingga saat pemuda ini mendatangiku, aku malah bertanya siapa dia.

"Aku Hyunsuk. Kau lupa?" ujar pemuda bernama Hyunsuk itu lagi.

Sejujurnya, dibanding lupa, lebih masuk akal jika kubilang aku tidak tau. Aku tidak mengenal orang ini sama sekali dan aku tidak merasa pernah bertemu dengannya. Dokter itu bilang pada pemuda kecil dihadapanku ini, bahwa mungkin aku mengalami lupa ingatan akibat kecelakaan yang kualami.

Tapi demi tuhan aku tidak lupa. Aku ingat semua. Aku ingat namaku adalah Keita serta bagaimana kehidupanku berjalan.

Keadaanku sudah sedikit membaik. Kini bahkan aku sudah bisa bersender sambil memandang Hyunsuk bingung.

"Jika kau cari ayahmu, ia sedang di luar kota. Karena itu aku disini menjagam," Hyunsuk menggeser tempat duduk mendekat kearahku.

"Ayah?" ujarku heran.

Aku kan tidak punya ayah.

"Oh iya, kau kan lupa ingatan," pemuda itu menepuk keningnya, lalu memandangku sambil tersenyum. "Maafkan aku Gunho."

altero ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang