[16] Survive

2.4K 685 95
                                    

1 Januari.

Kurang dari 19 hari lagi, waktuku untuk hidup.

Beberapa jam lalu--tepat tengah malam--kembang api berdentum menghias langit kelam, orang-orang berhilir mudik menyambut pergantian tahun dengan penuh suka cita. Beberapa dari mereka melakukan banyak hal seperti membuat pesta akhir tahun atau sekedar meniup terompet.

Hanya aku yang berdiam dalam kamar tepat pukul dua dini hari--beserta buku cokelat Gunho dan sebuah bolpoin. Memandang miris bunga-bunga api yang tercetak mengagumkan lewat jendela kamarku.

"Kenapa mereka repot-repot merayakan betapa semakin berkurangnya waktu hidup mereka sendiri?"

Aku tidak suka ulang tahun. Sama halnya dengan tahun baru. Bagiku, keduanya adalah pertanda bahwa kematian semakin mendekat.

Mungkin, manusia merayakan hal tersebut karena berpikir bahwa mereka akan hidup lama. Jika mereka jadi aku--yang hanya akan hidup dalam beberapa hari lagi--bisa kupastikan mereka tidak akan sanggup lagi bicara soal waktu.

Orang-orang tau bahwa mereka akan mati. Tapi mereka hidup, seolah-olah mereka tidak akan pernah mati.

Aku mengalihkan netraku ke daftar hal-hal yang ingin kulakukan sebelum aku mati. Kemudian menulis tambahannya.

Hal yang ingin kulakukan sebelum hariku berakhir :

- Membuktikan aku tidak bunuh diri.
- Membersihkan nama Junkyu.
- Membuat kekasih Yoonbin bisa merelakannya.
- Membuat Yoshinori hidup lebih baik.
- Membuat Hyunsuk mau melakukan operasi jantung.
- Memastikan mereka semua baik-baik saja setelah aku mati.

Aku menceklis bagian Yoonbin, Yoshinori dan bagian Junkyu. Waktuku makin menyempit, tapi yang baru terlaksana hanya tiga. Aku baru sadar, aku terlalu banyak buang waktu. Mulai besok, aku akan berhenti melakukan hal tak berguna dan mencoba menyelesaikan semua ini.

 Mulai besok, aku akan berhenti melakukan hal tak berguna dan mencoba menyelesaikan semua ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelas hari berlalu selepas tahun baru. Ini sudah masuk tanggal dua belas. Tidak banyak hal yang kudapatkan--terutama soal siapa yang membunuhku. Entahlah, rasanya aku sudah tidak perduli lagi akan hidupku sendiri. Tidak ada bedanya apakah mereka menganggap aku bunuh diri atau tidak.

Aku sudah jarang ke panti. Sudah jarang berinteraksi dengan banyak orang. Aku akan pulang dan mengurung diri di apartemenku seusai melakukan aktivitas diluar. Menurutku, semakin aku dekat dengan mereka, semakin aku membuat mereka terluka.

Aku tercengang mendapati Hyunsuk berdiri didepan gerbang kampus. Ia pun terlihat kaget mendapatiku yang temgah menatapnya. Namun tak berangsur lama sampai ia tersenyum dan bersikap seperti biasa. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa padanya.

Ngomong-ngomong, Hyunsuk sudah tidak pernah ke kampus sejak kondisi jantungnya memburuk. Karena itu aku kaget dia disini sekarang.

"Kau sudah keluar dari rumah sakit, hyung?"

altero [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang