[4] Undergo

3.7K 785 110
                                    

Aku berjalan gontai melewati pertokoan yang sudah berangsur sepi.  Para pengendara juga tinggal satu persatu. Wajar, ini sudah nyaris tengah malam.

Banyak sekali hal yang kupikirkan. Terlalu banyak sampai aku tidak tau bagaimana cara agar aku berhenti sejenak untuk berpikir. Beberapa orang gadis yang melihatku berbisik-bisik pelan. Namun masih bisa kudengar.

Mereka bilang aku tampan.

Aku mendecih.

Dulu, saat masih jadi Keita, tidak satupun manusia yang melirikku.

"Kau mau ku tendang, ha?!"

Langkahku terhenti. Aku melihat kedepan, ke arah Hyunsuk yang tengah bercekak pinggang sambil menatapku marah. Aku bingung kenapa dia semarah itu. Apa karena jaketnya kupinjam?

Ia mendekat ke arahku dengan masih memperhatankan wajah marahnya.

"Kau ingin aku mati?!" teriaknya didepan wajahku. "Aku kaget sekali mendapatimu yang tidak berada di ruangan!"

Oh, aku pikir dia kaget karena jaketnya kupakai.

"Maaf, aku—"

"Ayo kembali ke rumah sakit!" ia mencekut lengan bajuku.

Aku menepisnya. "Aku tidak mau."

Tiba-tiba Hyunsuk memegang dadanya. Ia terlihat kesakitan. Namun seperti dibuat-buat. Rasanya aku ingin tertawa. Aktingnya sungguh payah.

Klimaks dalam sandiwaranya pun terjadi, ia tersungkur di depanku dan memejamkan mata. Kulihat matanya bergerak-gerak. Mana ada orang pingsan seperti itu.

Oh, ayolah. Aku hidup selama delapan belas tahun sambil mengamati kebohongan yang dilakukan oleh manusia. Aku sudah profesional dalam menebak apakah mereka serius atau tidak.

"Aku ingin pulang saja," ujarku kemudian berjalan meninggalkannya yang masih berpura-pura pingsan.

Dia seketika bangun. Lalu ia menggaruk kepalanya bingung. "Biasanya berhasil."

Aku semakin tidak mengerti apa yang ia katakan.

"Hei, kalau kau ingin pulang, apa kau tau arah rumahmu?" teriaknya.

Langkahku terhenti. Benar juga. Aku tidak tau.

Ia berlari dan menyamai langkahnya denganku. Kemudian terkekeh. "Ah, kau masih lupa ingatan. Pantas aktingku tidak berhasil."

Itu karena aktingmu terlalu buruk, Hyunsuk hyung.

"Baiklah, jika kau ingin pulang, aku akan mengantarkan. Setidaknya kau butuh istirahat."

Aku terkagum-kagum melihat apartemen yang Hyunsuk bilang milikku ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terkagum-kagum melihat apartemen yang Hyunsuk bilang milikku ini. Sungguh tidak ada yang kurang disini. Aku yang terbiasa hidup penuh kesederhanaan merasa seperti dijatuhi kekayaan dalam sekejab mata.

altero ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang