Part 1 : Hello Mistake

1.7K 320 412
                                    

Gabriel POV

Gue adalah tipe laki-laki yang selalu ingat kejadian apapun yang terjadi selama mabuk. Dan gue benar-benar ingat kalo gue nidurin cewek pas weekend baru-baru ini.

Sebenarnya gue gak pernah nyewa cewek bayaran atau apapun yang serupa dengan itu. Malam itu gue bener-bener mabuk dan yah you know lah sebagai laki-laki mana bisa gue nyembunyiin hasrat gue pas ditawarin cinta satu malam.

"Daddy! Good moning!" seru William menghampiri gue yang baru aja keluar dari dalam kamar.

"Morning dear," jawab gue langsung menggendong William.

Oh ya, William anak gue, dia baru aja merayakan ulangtahunnya yang ke-2. Almarhumah istri gue memang berasal dari Australia dan gue harus berterima kasih padanya karena udah mewariskan wajah bulenya kepada William.

Karena itu pun gue sedikit gak tahan menghabiskan waktu dengan William karena ia terus mengingatkanku kepada almarhumah istri gue.

"Daddy harus kerja dear, kamu jangan lupa sarapan ya."

Ia menggembungkan pipinya nggak suka.

"Ya Daddy," jawab William akhirnya membuatku tersenyum kemudian mencium pipinya yang chubby.

***

Gue memarkirkan mobil gue di parkiran khusus dosen dan staf kampus. Hari ini merupakan hari yang penting buat gue, karena hari ini gue resmi menjadi direktur prodi International business di fakultas ekonomi.

Sebenarnya menjadi dosen bukanlah pilihan karir yang gue mau, gue lebih memilih menjadi seorang pengusaha dibanding dosen.

Mengajar merupakan hal yang merepotkan bagi gue. Berurusan dengan mahasiswa yang gak tahu aturan dan gak tahu sopan santun benar-benar sanggup bikin gue stress.

Tapi, karena almarhum bokap adalah mantan rektor, dan gue cukup dikenal dikalangan guru besar, maka dari itu gue diminta menjadi dosen di kampus ini.

Gue tersenyum puas ketika melihat papan nama gue di meja direktur prodi. Gue cukup senang karena mereka mengakui gue sebagai seorang pengajar.

"Selamat pagi Sir, saya Echa yang akan menjadi sekertaris." Seorang wanita yang sepertinya lebih tua dariku memperkenalkan diri.

"Mohon bantuannya Echa," gue tersenyum sopan sekedar berbasa-basi.

Gue pun kembali memusatkan perhatian ke meja kerja. Terdapat sebuah map kertas bertuliskan nama dan nomor induk mahasiswa di sampulnya.

"Rafaella..."

"Oh iya Sir, hari ini ada sidang proposal. File mab itu undangannya, mereka adalah mahasiswa tingkat akhir yang akan Sir bimbing."

Gue cukup kaget, karena setahu gue, mahasiswa akan langsung mendapat pembimbing skripsi ketika mereka menyerahkan judul penelitian mereka.

"Kok pas sidang proposal skripsi baru dapat pembimbing?"

"Iya Sir, ini kebijakan baru. Waktu sir cuti, fakultas memutuskan untuk memberikan dosen pembimbing skripsi ketika mahasiswa sudah menyediakan proposal skripsi mereka," Jelas Echa yang hanya gue balas dengan anggukan.

Ck, ada kebijakan baru kok gue gak dikasih tahu.

"Hai El!"

Gue melepas undangan yang gue baca demi melihat pemilik suara menyebalkan itu. Siapa lagi kalau buka Michael.

"Keren juga lo udah jadi direktur," ujarnya sambil seenaknya duduk di sofa kantor gue.

"Berisik lo Mike."

"Oh ya gimana weekend lo? Kata Regiel lo...."

Gak sempat Michael melanjutkan kalimatnya, gue udah duluan memukul kepalanya dengan kotak tisu.

"Sorry, sorry gue cuma mau ngajak lo ke ruang sidang."

Gue cuma bisa mendengus kesal dan berjalan keluar dari ruangan sambil membawa undangan sidang proposal.

Michael yang ngikutin gue dari belakang terus-terusan menanyakan fakta cinta satu malam gue.

"Ya udah deh kalo lo gak mau cerita," rajuk Michael langsung bikin gue ingin muntah saat ini juga.

Michael yang adalah sohib gue sejak zaman kuliah juga sama-sama menjadi dosen di fakultas ekonomi. Gue suka pusing bergaul dengannya, ia yang seorang ekstrovert sama sekali bertolak belakang dengan gue yang lebih banyak memiliki sifat introvert.

"El lihat deh, mahasiswi yang satu ini pembimbing satunya elo dan pembimbing duanya gue. Yeyy! Kok bisa couple gini sih kita," celoteh Michael sambil menunjukkan undangan yang memang bertuliskan nama gue dan dia sebagai pembimbing skripsi.

"Diem Mike, ya elah lo bikin malu aja."

"Soalnya ini salah satu mahasiswi favorit gue El, bukan cuma cantik dia juga ambisius gitu bikin gemes."

Gue melihat siapa gerangan mahasiswi yang menjadi favorit Michael melalui undangannya.

"Rafaella? Kok gue gak asing ya sama namanya," ujar gue ke Michael.

"Nah nah, itu dia masuk." Michael dengan semangat tingkat dewa menunjuk seorang mahasiswi yang sedang memasuki ruangan sidang.

Michael benar, gadis yang ber-ponytail itu lumayan cantik. Maksud gue cantik, gak lumayan. Emang cantik.

But, wait a minute.

"Mike lo yakin itu mahasiswi bimbingan kita?"

"Iya, Rafaella Charlotte."

Oh fuck.

"Mike, dia cewek yang tidur sama gue," bisik gue dengan pandangan kosong.

"Haa? What the fuck El, what's on your mind?"

Gue mengacak-acak rambut gue dengan kasar. "Gue gak tahu dia anak bimbingan gue."

Dibaca ya gaiss, jangan lupa vote dan komennya ehehhe.

Anw, kasih tahu aku kalo perlu centang mature content ya.

Next?

Beautiful MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang