Tiga orang dewasa dan dua balita itu mengisi satu kamar hotel yang luas. Manuel tidak tinggal di Alexandria, melainkan di Washington yang berjarak kurang lebih setengah jam dari rumah Ramona. Dia menginap di kamar royal suite hotel Four Seasons, membuat Ramona hanya melongo karena tarif satu malamnya sama dengan penghasilannya selama empat bulan. Tidak hanya itu, karena ada Ramona dan Alejandro yang ikut, pria itu juga menyewa dua kamar lain.
Yang membuat Ramona menyipitkan mata kepada Manuel adalah pilihan kamar untuknya dan Alejandro. Alejandro mendapatkan kamar yang semalamnya tujuh ribu Dolar, sementara dirinya di kamar yang seribu Dolar. Ramona bukannya tidak bersyukur, dia tetap berterima kasih bisa merasakan menginap di kamar semahal itu. Namun, baginya begitu jelas bagaimana posisi dirinya di hadapan lelaki itu. Bukan siapa-siapa jika bukan karena Alina.
Alina memandang takjub keluar jendela. Satu tangannya melingkar ke tengkuk sang ayah yang menggendong. "Apa itu?" tanyanya menunjuk ke kejauhan.
Mata tajam Manuel menangkap objek yang ditunjuk oleh putrinya. Dia melihat ada pemuda yang mengendarai segway di jalan raya sambil mengenakan headphone. "Itu namanya segway. Alina mau? Nanti Daddy—"
"Alina, kau belum memberikan cookies yang kita buat tadi untuk Daddy dan Matthias," potong Ramona dengan manis kepada putrinya. Saat balita itu menghambur dari gendongan sang ayah, Ramona memelototi Manuel. "I'm warning you! No more expensive gifts!" bisiknya di telinga Manuel.
Baik Ramona maupun Manuel tidak menyadari bahwa Alejandro memperhatikan. Ada senyum jahil tebersit—meski hanya sekejap—di bibir si tampan tersebut.
"Ini, Daddy!" Alina menyerahkan bungkusan cantik berisi biskuit yang dibuat olehnya—Ramona yang melakukan sebagian besar proses—kepada sang ayah. Kaki kecilnya lalu berjalan menuju ke atas ranjang dan menemukan Matthias yang pulas. Alina menatap malu-malu kepada Alejandro yang duduk di samping putranya.
Tersenyum ramah agar Alina tidak sungkan, Alejandro membuka suara. "Apa itu untuk Matthias?" tanyanya menunjuk ke bingkisan lain yang ada di tangan Alina. Anak perempuan itu mengangguk. Pipinya tersipu ketika menyerahkan benda itu kepada Alejandro. Di sisi lain, laki-laki tersebut menahan senyum lebar karena kelakuan menggemaskan balita yang kini dia ketahui sebagai adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Love Child
RomanceBuku pertama The Billionaire Series Ramona Martinez menjadi seorang ibu di usianya yang masih sangat muda. Tidak ada seorang pun selain dirinya yang tahu bahwa ayah dari anaknya bukanlah pria sembarangan. Keluarga pria ini secara turun temurun memp...