35.2 To Get Over A Heartbreak

9.8K 359 40
                                    

Patah hati bukanlah hal yang mudah dilalui bagi Ramona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Patah hati bukanlah hal yang mudah dilalui bagi Ramona. Rasa ini sangat asing baginya. Mungkin karena sebelumnya, wanita ini belum pernah mencintai seseorang seperti dengan Damien. Namun, waktu terus berjalan dan Ramona tahu dia tidak bisa terus mengisi waktunya dengan bermuran durja. Dia punya kehidupan yang harus dilanjutkan.

"Momma?" panggil Alina pelan, bingung melihat mata ibunya yang sembab. Anak perempuan itu mengerutkan kening karena ibunya tidak merespons. Dalam pangkuan Ramona, Alina lantas mendekapkan tubuhnya kepada sang ibu.

Ramona menyadari dia sudah mengabaikan sang putri. Dengan tanggap, dia membalas pelukan Alina. "Maafkan Momma, ya, Sayang."

"Damien ke sini?" Alina ingat ibunya selalu tertawa dan gembira jika bersama Damien, dan dia ingin sekali melihat ibunya gembira.

Hati Ramona kembali teriris karena harus menjelaskan kepada Alina bahwa pria itu tidak akan hadir lagi dalam kehidupan mereka. Pada waktunya, nanti Ramona akan memberi pengertian kepad buah hatinya, tetapi untuk saat ini, dia hanya ingin memeluk tubuh mungil itu.

Manuel datang saat Alina sudah tertidur. Dia terlihat lelah dengan lingkar gelap di sekitar mata. Meski begitu, dia terlihat tetap tampan dengan kemeja yang digulung lengannya. Satu kancing paling atas terbuka dan dasi yang longgar serta jas yang disampirkan di lengan kiri. Dia tersenyum lemah kepada Ramona saat wanita itu menyambut membukakan pintu.

"Kau kelihatan buruk sekali," usil Ramona.

Mulut Manuel terkekeh. Dia lalu membalas, "Dan kau terlihat sangat cantik."

Pipi Ramona kontan merona menerima pujian pria itu. Dia memalingkan tubuh sambil berkata, "Masuklah. Putri kita sudah tidur, tadi dia menunggumu."

"Maaf aku baru bisa mampir sekarang. Banyak sekali yang harus kuurus. Kau sudah makan malam?"

Ramona menggeleng. Dia tidak memiliki selera makan sehingga hanya menyiapkan makan malam untuk Alina.

"Ayo kita keluar cari makan," ajak Manuel.

"Tapi Alina—"

"Biar aku yang jaga." Maria yang memakai piama sudah berdiri tidak jauh dari mereka. "Kau keluarlah cari udara segar. Aku masih belum mengantuk."

Tidak ada lagi alasan untuk menolak Manuel, Ramona pun ikut saja ketika pria tersebut membawanya keluar. Manuel memesan tempat di restoran yang memberikan mereka privasi.

Manuel menuangkan pinot noir ke gelas tangkai yang lebar milik Ramona. "Ini bagus untuk menemani saat suasana hati sedang tidak baik."

Ramona terkekeh. "Terima kasih. Dan terima kasih juga sudah mendengar keluh kesahku," ucap Ramona. Dia baru saja menuangkan isi hatinya, kegundahan dan kesedihan karena baru saja putus dari pacarnya.

"Ingat kataku, kau akan—"

"Menemukan orang yang bisa menerima kondisiku? Aku masih ingat."

Manuel tersenyum lembut, dia ikut merasakan kesedihan yang dialami oleh Ramona. Dia ingin sekali menyampaikan kepada Ramona bahwa dia dan Kayla memutuskan untuk memajukan tanggal pernikahan mereka. Namun, melihat Ramona sedang bersedih seperti ini, dia merasa waktunya tidak tepat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Billionaire's Love ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang