Buku pertama The Billionaire Series
Ramona Martinez menjadi seorang ibu di usianya yang masih sangat muda. Tidak ada seorang pun selain dirinya yang tahu bahwa ayah dari anaknya bukanlah pria sembarangan. Keluarga pria ini secara turun temurun memp...
Ada yang berbeda dari Damien dirasa oleh Ramona. Pria itu tampak menjauh, tetapi Ramona menganggap itu hanya perasaannya saja. Prasangka baik Ramona berakhir ketika Damien menolak panggilan teleponnya. Dia tidak pernah melakukan hal tersebut. Sesibuk apapun, dia pasti akan menyempatkan untuk mengangkat meski hanya bilang, "Aku sibuk, nanti kutelepon balik." Lebih buruk lagi, sebelumnya, sudah dua hari pria itu tidak menghubungi Ramona.
"Damien mana?" tanya Alina, merasa kangen dengan sosok kesayangannya tersebut. Lama tidak kelihatan batang hidungnya, membuat gadis kecil tadi merindukan Damien.
Seandainya ibumu ini tahu jawabannya, Nak. Ramona membatin. Dia mengangkat tubuh Alina lalu berjalan menuju ke beranda. "Damien lagi sibuk, Sayang. Nanti jika dia sudah tidak sibuk lagi, pasti dia menemui kita. Alina sudah kangen, ya?"
"Sangat!" jawab Alina mengecup dagu ibunya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Senyum lemah tersimpul di wajah cantik Ramona. Dia menyisir rambut cokelat gelapnya dengan jari sementara menatap nyalang kepada layar ponsel yang lampunya mati. Dia menunggu-nunggu layang itu menyala dan memamerkan nama Damien kepadanya. Dia sudah merinduan lelaki itu. Tercipta keinginan di benak wanita itu untuk berlari ke tempat tinggal Damien sekadar melihat sebentar wajah tampan berhias janggut tipis itu.
Langkah Ramona sempat limbung ketika mengantarkan Alina ke apartemen ayahnya. Mereka ada janji untuk makan malam bertiga.
"Looking good," puji Ramona ketika melihat Manuel membukakan pintu untuknya dan Alina. Ayah Alina itu mengenakan pakaian kasual berwarna terang. Janggutnya terlihat baru saja dicukur karena lebih pendek dari yang Ramona ingat kemarin sore. Wajahnya meski lelah kelihatan lebih segar karena sehabis mandi.
"Daddy, gendong," pinta Alina yang jelas langsung dituruti oleh ayahnya.
Ramona sempat kaget saat melihat Kayla ada di dalam apartemen Manuel. "Kayla? Hai. Kau ikut makan malam bersama kami?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kayla sambil merapikan kerah kemejanya memberikan gelengan disertai senyum. "Maaf sekali, aku harus segera pergi. Mungkin lain kali?" Wanita itu menyempatkan diri untuk menyapa Alina sebelum berbisik kepada Manuel, "Nanti kuhubungi lagi, ya." Dia benar-benar pergi setelah mencium bibir Manuel singkat.