"Siapa, Momma?" Alina maju ingin menyapa.
"Alina, kenalkan. Ini damien. Dia ini ... uhm, teman spesial Momma," jelas Ramona lalu menggendong balita itu.
Alina tertawa, membuat Damien tersenyum. "Halo, aku Damien. Senang bertemu, Alina."
"Senang temu denganmu juga," balas Alina dengan riang.
Oh, ini rupanya pacarnya Ramona. Manuel membatin, memperhatikan dari kepala hingga kaki penampilan Damien. Dia tiba-tiba merasa mengenali pria bermanik biru tersebut. "Aku yakin kita pernah bertemu," terka Manuel.
"Ah, aku sepupunya Chris." Damien berjabat tangan dengan Manuel. "Kita terakhir bertemu di pesta pertunangan Ysobel," terangnya.
"Daddy, Alina lapar," kata balita itu kepada ayahnya.
Ramona menahan napas, menanti reaksi Damien yang mendadak mematung dengan bola mata bergulir antara Alina dan Manuel. "Akan kujelaskan nanti, Damien," bisik Ramona kepada lelaki itu.
Damien, meski tidak mengerti secara pasti, bisa sedikit memahami apa yang tengah terjadi. Dia tersenyum setelah lama membeku lalu pamit. Dia menolak dengan halus ketika baik Ramona maupun Manuel menawari untuk bergabung. Lelaki itu memang sudah selesai makan ketika rombongan Ramona tiba di restoran. Ramona tahu bahwa dia berutang penjelasan kepada Damien dan berniat untuk melunasinya dalam waktu dekat.
"Dia lumayan tampan," komentar Manuel tulus. "Kau pandai memilih," pujinya, kali ini setengah menggoda.
Ramona mengusap alisnya. Mereka berempat sudah duduk manis menunggu pesanan dihidangkan. "Aku bukan hanya memandang tampang, tahu," protes Ramona tidak mau dianggap dangkal. "Yah, walaupun faktor itu juga mempengaruhi," kekehnya kemudian.
"Dia kelihatan terkejut saat Alina memanggilku Daddy. Kau belum beri tahu dia?"
Menghela napas, Ramona membenarkan poni rambut Alina. "Hubungan kami masih sangat baru. Tadinya, kupikir tidak perlu terburu-buru untuk menceritakan semuanya sekaligus."
"Sebaiknya kau secepatnya menjelaskan kepadanya tentang kita berdua. Pastikan bahwa dia tidak perlu mencemaskan apapun di antara kita," saran Manuel. Dirinya tidak mau menjadi sumber masalah dalam hubungan Ramona dan kekasihnya.
"Memang itu rencanaku," desah lawan bicaranya.
***
"Hai, Damien. Kau sudah tidur?" tanya Ramona melalui telepon. Setelah menidurkan Alina, tanpa menunggu wanita itu mengecek status aktivitas Damien di aplikasi messanger. Melihat pria itu baru saja dari online, Ramona menghubungi.
"Belum, aku masih mengerjakan sesuatu. Kau belum istirahat?" balas pria itu.
"Aku ingin mendengar suaramu. Rindu," goda Ramona.
Di seberang telepon, Damien tertawa. "Aku pun rindu. Akhir pekan ini kau luang? Bagaimana jika kita bertemu?"
Ramona berdeham. Dia punya ide lain. "Bagaimana jika kau kukenalkan dengan Alina?" usulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Love Child
RomanceBuku pertama The Billionaire Series Ramona Martinez menjadi seorang ibu di usianya yang masih sangat muda. Tidak ada seorang pun selain dirinya yang tahu bahwa ayah dari anaknya bukanlah pria sembarangan. Keluarga pria ini secara turun temurun memp...