BAB 11

7.3K 458 14
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story :)

______________________________

Satu minggu berlalu, dan hari ini adalah hari pertama Anan masuk sekolah kembali. Seperti biasa, dia selalu terbangun pada pukul 4 pagi dan tanpa Rayyan disampingnya. Lelaki itu pasti pergi berlari dan akan kembali ketika sarapan.

Anan tidak pernah tahu alasan Rayyan selalu pergi sebelum subuh. Ketika Anan bertanya pun, Rayyan hanya menjawab jika dia pergi berlari karena sudah terbiasa sedari kecil. Namun ketika Anan bertanya apakah Rayyan melaksanakan sholat subuh atau tidak, lelaki itu seakan menghindarinya. Ada apa dengan Rayyan? Seperti ada sebuah rahasia yang ditutupinya, tapi apa?

Anan menghembuskan napasnya perlahan. Lebih baik dia bersabar dulu, cepat atau lambat semuanya akan terungkap. Suatu saat Rayyan pasti akan terbuka kepadanya.

Akhirnya Anan memutuskan untuk bersiap-siap. Seusai menunaikan sholat subuh, Anan segera berangkat menuju sekolah karena jarak yang harus ditempuhnya sekarang sangatlah jauh.

Sepanjang perjalanan Anan mengisinya dengan membaca Al-qurán. Bulan ini dia ingin mengkhatamkan bacaannya, dan juga menambah hafalannya. Mungkin nanti dia akan meminta bantuan Rayyan untuk membantunya menghafal karena yang dia tahu Rayyan sudah hafal seluruh isi Al-qurán.

"Terimakasih ya, pak." Anan keluar dari dalam mobil, memasuki sekolah dan menuju kelasnya.

"Assalamuálaikum." Anan memasuki kelas yang hanya diisi oleh beberapa temannya saja. Sedangkan yang lainnya belum datang karena masih terlalu pagi.

"Hai, Nan." Sapa Hilya.

Anan meletakkan tasnya diatas meja, "Sekarang ada apel?"

"Lebih tepatnya upacara." Balas Putri.

Anan tersenyum, "Okay." Katanya, lalu pergi menuju lapangan upacara bersama Hilya dan Putri. Sesampainya di dekat lapangan upacara dia memisahkan diri menuju UKS. Ya, kewajibannya setiap hari senin adalah membantu siswa yang kurang sehat dan membawanya ke UKS untuk beristirahat.

Di depan UKS teman-temannya sudah berkumpul dengan setelan baju PDH dan syal kuning, tak lupa topi berlambang palang merah terpasang dikepala dengan begitu pas.

"Hai, Nan. Kemana saja kau seminggu ini? Aku tidak melihatmu disekolah." Tanya Azham sesampainya dia di UKS.

"Aku ada di rumah." Balasnya sambil tersenyum tipis. "Memangnya ada apa? Kau merindukanku ya?" godanya.

"Tentu saja aku merindukanmu." Balas Azham. "Sudah lama aku tidak mengejekmu." Tambahnya, kemudian tertawa.

Anan mendengus, "Seenaknya saja."

Dari kejauhan Aulia datang dengan terburu-buru, wajahnya terlihat panik. "Hei, aku punya kabar terbaaru."

Anan, Maya, Driella, dan Riana menatap bosan. "Raja gossip datang lagi." Gumam Driella yang masih didengar yang lainnya.

"Kukira dia sudah jatuh kedalam sumur." Tambah Riana.

"Kalau tidak salah kemarin aku sudah mengancamnya agar tidak membawa gossip murahan lagi." Dengus Maya.

"Kalian tahu? Tadi aku dengar dari salah satu guru bahwa ada siswi sekolah ini yang sudah menikah." Katanya penuh semangat 45. "Terus, aku dengar juga kalau siswi itu seangkatan dengan kita."

"Wah, seharusnya dia sudah dikeluarkan dari sekolah ini. Memang siapa orangnya?" timpal Azham.

Aulia menggeleng, "Aku tidak tahu." Balasnya, "Kalian ada yang tahu?"

Light in The Darkness - #1  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang