Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
_______________________________
"Mommy!"
Anan menengokkan kepalanya ke belakang, menatap dua sosok yang tengah berlari menuruni anak tangga. "Hati-hati twins, nanti kalian jatuh." Teriaknya was-was.
Tanpa mempedulikan ucapan ibunya, mereka menuruni tangga dengan cepat lalu menghampiri Anan yang tengah menyiapkan sarapan di meja makan. "Mommy sudah ingatkan pada kalian, jangan berlari apalagi sedang menuruni tangga."
"Baik, mommy." Jawab Athala dan Alisha serempak. Kemudian mereka menempati kursinya masing-masing. "Lisha ingin makan roti, mom." Seru Alisha dengan senyum lebarnya.
"Okay, ini untuk princess mommy yang paling cantik." Anan memberikan roti coklat kesukaan putrinya. "Abang ingin makan apa?" tanya Anan pada putranya yang duduk tenang di kursinya.
Athala memang sangat mirip dengan Rayyan. Sikapnya dingin dan datar namun penyayang pada keluarganya. Dia juga sedikit arogan dengan apa yang dia inginkan. Sangat mirip dengan ayahnya. Apalagi kecerdasan yang dimiliki Athala sangat luar biasa.
"Apa saja, mom." Jawabnya. Seulas senyum tipis tersungging di wajahnya yang tampan. Semakin mirip saja dengan ayahnya.
"Ini untukmu." Anan memberikan roti selai kacang pada putranya. "Kalian belajar apa pagi ini?"
Setiap pagi, sesudah sholat subuh, kedua anaknya akan belajar agama dengan Rayyan. Mereka selalu mengaji setiap paginya sekaligus menghafal ayatnya, setelah itu Rayyan akan menceritakan kisah-kisah tauladan kepada mereka. Rayyan dan Anan memang menekankan agar kedua anaknya tahu seperti apa agamanya. Mereka berharap Athala dan Alisha dapat memiliki akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam.
"Kami tadi belajar surah Ar-Rahman, setelah itu daddy menceritakan kisah nabi Ayub." Jawab Athala tenang.
"Ternyata nabi Ayub itu sangat sabar ya mommy." Tambah Alisha bersemangat.
Anan tersenyum, "Iya, maka dari itu kalian harus bisa mencontoh kesabaran nabi Ayub."
"Baik mommy." Jawab Athala dan Alisha bersamaan.
"Hallo, kesayangan daddy." Rayyan datang menghampiri Anan dan kedua anaknya yang tengah asyik menikmati sarapan mereka.
Rayyan mencium kening Anan lalu duduk di samping istrinya. "Kalian sedang membicarakan apa?" tanyanya sambil menatap kedua anaknya yang sibuk dengan roti mereka.
"Tadi aku bertanya mereka belajar apa hari ini denganmu." Anan memberikan sepiring nasi goreng kepada Rayyan dan segelas susu hangat.
"Oh." Rayyan mengangguk mengerti lalu memakan nasi goreng buatan istrinya. "Oh ya, dear. Besok malam aku ada undangan ke sebuah pesta dari rekan bisnisku."
"Dan aku ingin kau ikut."
Anan mengerutkan keningnya, "Pesta? Kenapa kau baru memberitahuku sekarang?"
"Aku lupa." Jawab Rayyan lalu kembali menyuapkan nasi ke mulutnya. "Kau bisakan?"
Anan mengangguk, "Baiklah, aku ikut."
Rayyan tersenyum penuh arti kepada Anan. "Bagus kalau begitu."
.....
Anan menatap takjub pantulannya di cermin. Sangat berbeda, bahkan jauh berbeda. Dia terlihat seperti orang lain, bukan seperti dirinya sendiri. Gaun itu menjuntai indah di tubuhnya. Warna biru mudanya menyatu dengan warna kulitnya yang putih. Belum lagi tatanan jilbab yang membuat dia terlihat semakin elegan.
![](https://img.wattpad.com/cover/169731806-288-k139798.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Light in The Darkness - #1 [COMPLETED]
Romance---Seri pertama dari 'The Way of Love: Destiny'-- Cerita perjalanan hati seorang Rayyan Calief yang dikenal dingin dan kejam. Dirinya yang penuh misteri membuat siapapun enggan mendekat, termasuk Anandia. Namun Anandia tak akan pernah mampu pergi da...