Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
_______________________________
Di tengah malam yang sepi, Anan terbangun karena dia merasakan tenggorokannya kering dan membutuhkan air. Secara perlahan dia menggerakan tubuhnya yang semakin membesar karena usia kandungannya yang sudah hampir mencapai sembilan bulan. Dengan gerakan pelan, dia menuruni ranjang. Seolah tersadar, Anan menengok ke belakang untuk memastikan keberadaan Rayyan yang seharusnya ada di sampingnya. Pantas saja dia merasa seperti ada yang hilang. Ternyata yang hilang itu suaminya sendiri rupanya. Tapi, kemana Rayyan malam-malam begini? Apa mungkin Rayyan tengah sholat malam? Tapi ini masih jam 12 malam. Biasanya Rayyan sholat malam pukul dua malam.
Anan berjalan keluar kamar dengan perlahan sambil memegangi pinggangnya yang sedikit sakit. Satu persatu dia menuruni anak tangga dengan hati-hati, tangannya memegang pembatas tangga dengan erat. Dia harus berhati-hati karena ruangan saat ini sedang gelap, sehingga dia harus lebih waspada dengan pijakannya jika tidak ingin sesuatu terjadi.
Saat langkahnya berada di anak tangga terakhir, matanya seperti melihat seseorang yang tengah duduk di sofa membelakanginya. Anan memicingkan matanya mencoba mengenali sosok itu. "Rayyan?" panggilnya pelan.
Dan benar saja. Sosok itu seketika menengok kearahnya. "Dear?" terdengar suara Rayyan yang seolah memastikan. Berjalan cepat, Rayyan segera menyalakan lampu dan menghampiri istrinya yang ternyata berada di tangga. "Sedang apa kau malam-malam begini?" tanyanya khawatir.
"Aku hanya ingin mengambil minum, aku haus." Jawab Anan, melangkah kembali menuruni tangga.
"Hati-hati." Rayyan langsung memegangi tangan Anan dan menuntunnya dengan perlahan menuju sofa yang tadi di dudukinya. Rayyan menghela Anan agar duduk di atas sofa, kemudian dia mengambil kursi kecil agar Anan dapat meluruskan kakinya. "Kau tunggu disini, biar aku yang mengambil minum."
Anan mengangguk membiarkan Rayyan pergi mengambilkannya minum. Entah mengapa, dia merasakan jika ada sesuatu yang Rayyan sembunyikan darinya. Akhir-akhir ini, dia sering melihat Rayyan melamun dan terlihat resah. Apa yang sedang di sembunyikan Rayyan dari Anan sebenarnya? Kenapa Rayyan seolah berubah? Dia tidak seperti sebelumnya yang selalu menatapnya dengan penuh cinta, melainkan dengan tatapan resah dan khawatir. Dan juga bingung. Mudah-mudahan saja tidak ada masalah yang berat menghadapi Rayyan.
"Ini." Rayyan memberikan segelas air yang langsung di ambil oleh Anan. Di tenguknya secara cepat air tersebut oleh Anan. "Pelan-pelan minumnya, dear." Rayyan tersenyum geli memperingati istrinya.
Anan menghabiskan minumnya, lalu menatap Rayyan polos. "Aku sangat haus, maaf." Katanya sambil tersenyum.
Rayyan mengeleng pelan, mengambil gelas di tangan Anan lalu meletakannya diatas meja. "Sekarang kau tidur lagi ya." Katanya, lalu mengangkat Anan ke gendongannya.
"Hei, kenapa kau menggendongku? Turunkan aku, Rayyan! Aku berat!" protes Anan karena Rayyan tiba-tiba menggendongnya.
Rayyan mengacuhkan protesan Anan. Dia terus berjalan menaiki tangga menuju kamar mereka. Walaupun merasa sedikit berat, Rayyan terus menggendong Anan menuju kamar. Dia tidak tega melihat Anan yang sedang hamil besar harus berjalan menaiki tangga yang cukup panjang ini. Seharusnya dia dulu membuat tangga ini tidak terlalu panjang, dan terlebih lagi, dia seharusnya membuat kamar di lantai satu.
Rayyan membaringkan Anan diatas tempat tidur sesampainya di kamar. Sambil terus menatap istrinya, Rayyan duduk di sisi ranjang. Di perhatikannya wajah yang selalu menghiasi harinya selama hampir satu tahun ini. Matanya yang lembut, hidungnya yang kecil, dan bibirnya yang merah yang selalu di ciumnya setiap saat. Rayyan tersenyum menatap wajah itu, wajah wanita yang sangat di cintainya selamanya. Tak akan pernah ada seorang pun yang dapat menggantikannya walau banyak diluar sana yang terus mendekatinya. Dia hanya ingin Anan-lah yang akan selalu di sampingnya dan mendampinginya selamanya. Sampai waktu yang memisahkaannya, dan mempertemukannya kembali di surga.
![](https://img.wattpad.com/cover/169731806-288-k139798.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Light in The Darkness - #1 [COMPLETED]
Romansa---Seri pertama dari 'The Way of Love: Destiny'-- Cerita perjalanan hati seorang Rayyan Calief yang dikenal dingin dan kejam. Dirinya yang penuh misteri membuat siapapun enggan mendekat, termasuk Anandia. Namun Anandia tak akan pernah mampu pergi da...