Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
_________________________________
Seminggu berlalu setelah Rayyan melamarnya. Anan menjalani kesehariannya seperti biasanya, namun jauh dari dalam hatinya ia merasakan hal yang berbeda. Entah mengapa ia seperti telah membuka sedikit demi sedikit hatinya untuk Rayyan. Membiarkan Rayyan mengisi sebagian hatinya yang belum pernah disinggahi lelaki manapun. Tanpa ia sadari, hatinya telah menerima semua yang terjadi. Namun pikirannya justru berbanding terbalik dengan hatinya, mengingat sikap Rayyan yang begitu kejam. Ia baru mengenal Rayyan sebentar, tapi lelaki itu sudah melakukan kejahatan beberapa kali dihadapannya. Tapi ia akan berusaha untuk membuat Rayyan sadar dengan apa yang dilakukannya, dan semoga saja lelaki itu mau berubah menjadi lebih baik lagi.
Sejak kecil ia selalu menerima apapun yang didapatnya dengan ikhlas, sekalipun itu bukan hal yang diinginkannya. Karena ia selalu yakin, bahwa Allah pasti akan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya yang ikhlas. Sekarang pun sama saja, ia harus ikhlas dengan pernikahan yang akan dijalaninya, sekalipun pernikahan ini tidak diinginkan. Pasti ada hikmah dibalik ini semua.
Tanpa sadar, ia berjalan pada sebuah bangunan yang pernah ia datangi ketika Rayyan hampir membunuh seseorang. Karena melamun ia jadi tak memperhatikan arah tujuannya. Seharusnya ia berjalan menuju rumahnya, bukan kemari. Dan kenapa lagi-lagi harus berakhir di tempat ini? Ada apa dengan kakinya akhir-akhir ini?
"Suara siapa itu?" Anan mengerutkan keningnya saat terdengar suara seperti teriakan kesakitan. Terdorong karena keingintahuannya, Anan berjalan mengikuti arah asal suara yang didengarnya.
Memasuki lebih dalam gedung, cahaya matahari semakin berkurang karena ditutupi tumbuhan paku yang menempel di dinding. Keadaan yang semakin gelap, tidak membuatnya takut dan berhenti mengikuti asal suara itu. Bahkan Anan semakin mempercepat langkahnya saat suara yang didengarnya semakin jelas. Tepat di tengah gedung, suara itu terdengar jelas, dan Anan yakin ada beberapa orang disana karena ia sempat mendengar suara lain yang berbicara. Dengan mengendap-endap, Anan berjalan menuju sebuah pilar besar yang mampu menyembunyikan badannya, dan berdiam disana memperhatikan. Untung saja di atap tengah gedung terdapat lubang sehingga dia dapat melihat siapa saja yang berada disana.
Terdapat sekitar 8 orang disana, 2 orang memegang seorang pria yang sepertinya tadi berteriak. 5 orang lainnya ia tidak dapat melihat karena berdiri membelakanginya. Suara teriakan kesakitan terdengar kembali bersamaan dengan suara pukulan yang keras. Anan menggulum bibirnya menahan kengerian. Namun setelah itu suara tawa lemah terdengar disertai suara batuk beberapa kali.
"Kau ingin membunuhku bukan? Bunuh aku sekarang." suara itu terdengar pasrah. "Bunuh aku sekarang! Kau sudah menghancurkan perusahaanku, dan membunuh semua keluargaku. Dendamku sudah aku balaskan kepadamu. Sekarang, bunuhlah aku."
"Kau pikir aku akan sebaik itu membunuhmu secepat ini?" balas sebuah suara yang dalam, membuat Anan mengerutkan keningnya berpikir. "Kau tidak akan kubiarkan bahagia sekalipun kau akan mati. Kau harus merasakan sakit yang tidak pernah kau alami sebelumnya, karena kau sudah berani mengusikku."
Teriakan itu kembali terdengar, begitu menyakitkan. Anan melihat dengan matanya sendiri darah segar mengalir dari pundak lelaki itu akibat tusukan sebuah pisau. Dan sekali lagi, namun kini di lengan lelaki itu. Sebuah sayatan dalam yang membuat Anan meringis ngilu. Tanpa sadar Anan menutup mulutnya. Ia tak sanggup melihat hal seperti itu lagi. Sudah cukup ia menyaksikan perbuatan keji yang dilakukan Rayyan. Ia tak ingin lagi menyaksikan hal-hal seperti ini.
Anan melangkahkan kakinya dengan cepat. Ia tidak ingin berlama-lama di tempat ini. Cukup sudah keingintahuannya, jangan sampai membuatnya kembali celaka. Namun, karena tidak memperhatikan langkahnya Anan menendang sesuatu dan terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light in The Darkness - #1 [COMPLETED]
Romance---Seri pertama dari 'The Way of Love: Destiny'-- Cerita perjalanan hati seorang Rayyan Calief yang dikenal dingin dan kejam. Dirinya yang penuh misteri membuat siapapun enggan mendekat, termasuk Anandia. Namun Anandia tak akan pernah mampu pergi da...