Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
_________________________________
Semua perlengkapan sudah disiapkan. Seluruh keluarga sudah berkumpul di dalam masjid. Hari ini adalah hari bersejarah bagi kedua mempelai, karena pada hari ini mereka akan mengikat janji sebagai sepasang suami istri. Rayyan duduk tegak di hadapan penghulu. Ia terlihat sangat tampan dengan balutan jas berwarna putih yang senada dengan tema pernikahannya.
Rayyan melirik ke sekitarnya. Di hadapannya telah duduk seorang penghulu dan Nasri. Di samping kanannya ada Juna sebagai saksi dari pihaknya, dan di samping kirinya ada Nasrul paman Anan sebagai saksi dari pihak Anan. Mereka duduk di tengah-tengah para keluarga yang menyaksikan. Di belakangnya, seluruh keluarga dari kedua belah pihak berkumpul, termasuk kedua sahabatnya yang lain.
Rayyan menghela nafasnya. Sungguh saat ini ia sangat gugup. Ini pertama kali baginya, dan mudah-mudahan menjadi yang terakhir juga. Ia menengok kebelakang ketika merasakan tepukan halus di pundaknya, senyum tipisnya tersungging tatkala melihat Ragata mengepalkan sebelah tangannya. Memberinya semangat dan dukungan tanpa suara bersama Leo.
Nasri menyedorkan tangannya ke hadapan Rayyan. Ia menganggukan kepalanya sebagai isyarat kepada Rayyan untuk menjabat tangannya. Dengan sedikit gugup Rayyan menjabat tangan Nasri. Ia membuang nafas perlahan untuk menghilangkan kegugupannya.
"Tidak usah gugup begitu, nak Rayyan. Pak Nasri tidak akan menggigit." Gurau pak penghulu yang membuat suasana menjadi riuh oleh suara tawa.
"Baik, mari kita mulai ijab qabulnya."
Nasri menganggukan kepalanya mengerti dengan maksud pak penghulu.
"Saudara Rayyan Calief bin Edward Calief, saya nikahkan Anda dengan putri saya Anandia Nasri binti Nasri Efendi, dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang sebesar 100 juta, dibayar tunai." Nasri menggerak tangannya, tanda Rayyan harus berbicara.
"Saya terima nikahnya Anandia Nasri binti Nasri Efendi dengan mas kawin tersebut, tunai." Ucap Rayyan dengan lancar.
"Bagaimana saksi, sah?" Tanya pak penghulu.
"Sah." Jawab kedua saksi.
Semua orang yang berada disana mengucap hamdalah bersama-sama. Rayyan tersenyum tipis. Akhirnya kini ia telah sah menjadi suami Anan. Walaupun mereka menikah di usia yang masih sangat muda, tetapi Rayyan berjanji akan membahagiakan Anan dengan caranya sendiri.
"Pak, bisa dipanggil mempelai perempuannya?" minta pak penghulu. Sepertinya ia tahu jika Rayyan sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Anan.
Nasri menganggukan kepalanya, kemudian ia meminta istrinya untuk membawa Anan ke tempat tersebut. Anan berjalan didampingi oleh ibunya dan Maya. Rayyan terpesona melihat Anan yang begitu cantik hari ini. Gadis itu memakai kebaya pengantin berwarna putih dan wajahnya dipoles oleh sentuhan make-up yang tidak terlalu tebal, membuatnya menjadi semakin cantik.
Anan duduk di samping Rayyan. Ia menatap ke arah lelaki yang kini sudah sah menjadi suaminya. Ia tersenyum gugup kepada Rayyan lalu meraih tangan Rayyan dan menciumnya. Anan merasakan perasaan tak nyaman ketika bersentuhan dengan Rayyan, mengingat ini sentuhan pertama dengan lelaki selain ayah dan adiknya.
"Silahkan dicium kening istrinya, nak Rayyan." Ucap pak penghulu.
Rayyan mendekatkan bibirnya ke kening Anan. Ia mengecup kening Anan, sehingga membuat orang-orang bersorak menggoda. Rayyan mengecup kening Anan cukup lama, hingga suara deheman pak penghulu menghentikan kecupannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/169731806-288-k139798.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Light in The Darkness - #1 [COMPLETED]
Storie d'amore---Seri pertama dari 'The Way of Love: Destiny'-- Cerita perjalanan hati seorang Rayyan Calief yang dikenal dingin dan kejam. Dirinya yang penuh misteri membuat siapapun enggan mendekat, termasuk Anandia. Namun Anandia tak akan pernah mampu pergi da...