Seoul, 2009...
Sorak-sorai para siswa dan siswi memenuhi lapangan basket Kyunggi High School. Seperti biasa, setiap hari Selasa, mereka akan disuguhkan pertandingan basket antara Kim Jisoo dan Kim Seokjin. Jisoo dan Seokjin adalah sepasang sahabat yang sering bertengkar, namun di sisi lain mereka juga selalu saling melindungi. Keduanya sama-sama populer seantero sekolah. Selain karena wajah keduanya memiliki daya tarik yang amat kuat—keduanya berprestasi dalam bidang olahraga, mereka juga memiliki sifat ramah dan mudah berteman dengan siapa saja.
"Siap?" tanya Bobby yang berada di tengah-tengah lapangan, memandang Seokjin dan Jisoo secara bergantian. Bobby memegang bola basket dengan sebelah tangannya.
"Siap!" teriak Jisoo dan Seokjin bersamaan.
Bobby melempar bola basket ke atas. Seokjin berhasil lebih dahulu menangkap bola itu, ia menyeringai. Namun, tak lama kemudian, dengan gesit dan cekatan Jisoo merebut bola dari Seokjin. Seokjin mengumpat kesal, "Ah, shit."
Teriakan semangat para penonton kian heboh. Seokjin terus berusaha merebut kembali bola, tapi Jisoo terlalu lincah. Gadis itu tidak mudah dikelabui. Jisoo berlari dan mendekat ke ring. Seokjin segera menghalangi Jisoo dengan berdiri di depannya.
"Coba saja masukan! Kau tak akan bisa melakukannya." Seokjin tersenyum meremehkan.
Cih! Dasar laki-laki sok jago! Jisoo menggerutu dalam hati.
Jisoo lalu menggunakan taktiknya mengelabui Seokjin. Jisoo berhasil melewati laki-laki itu. Berikutnya, Jisoo melompat, memasukkan bola ke dalam ring.
"ANDWAE!" teriak Seokjin.
"YES!" Jisoo mengepalkan kedua tangan di udara, memekik gembira.
Sorakan para penonton semakin menjadi-jadi.
Bobby meniup peluitnya.
Awas kau Kim Jisoo!
Permainan kembali dimulai. Jisoo lagi-lagi sukses menguasai bola. Ia menyerang pertahan Seokjin, dan hampir saja kembali merobek ring. Tapi sebelum itu terjadi, Seokjin menjegal kaki Jisoo sehingga gadis bertubuh mungil itu terjatuh.
"Waaahhh!" Para penonton ternganga kaget.
Dengan cepat Jisoo bangkit dari posisinya, menepuk-nepuk celana olahraganya yang kotor. Lalu ia menatap Seokjin tajam sambil menunjuk wajah laki-laki itu, "Hey, kalau tidak bisa main jangan berbuat curang!"
"Enak saja, jangan sembarangan, aku tidak curang!" Seokjin balas menunjuk wajah Jisoo.
"Jelas-jelas kau sengaja membuatku terjatuh!" Jisoo menuding Seokjin. "Apa namanya kalau bukan curang?!"
"Kau saja yang tidak hati-hati!"
"Dasar tidak tahu malu. Sudah salah, tidak mau mengakui. Enyah kau!"
Mereka berkacak pinggang, saling berteriak di hadapan wajah masing-masing.
Bobby, yang berdiri tak jauh dari mereka hanya membuang napas gusar.
"Mengapa aku bisa berteman dengan dua orang aneh ini?" gumam Bobby, frustrasi.
Pertandingan basket berubah menjadi ajang debat antara Seokjin dan Jisoo. Penonton terkikik geli mengamati keduanya. Pertengkaran mereka selalu menjadi hiburan yang lucu dan menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Moonlight | Jinsoo ft. Irene✔ [COMPLETED]
Fanfiction"Aku masih ingat bagaimana caramu tersenyum ketika memandang cahaya rembulan." Sejak kematian istrinya, Kim Seokjin menjalani kehidupan dengan status 'single parent'. Ia tidak memikirkan perkataan orang-orang yang memberikan saran agar ia sebaiknya...