6. Scared to Losing You

2.4K 290 71
                                    

"Why am i so afraid to lose you, when you are not even mine?"

•••

Hari Minggu yang cerah. Jisoo memutuskan untuk jogging di sekitar sungai Han. Lisa menemani Jisoo berlari, keduanya memang sama-sama suka olahraga. Berbeda dengan Rose dan Jennie yang lebih memilih diam di asrama, menghabiskan waktu dengan hal-hal yang bersifat keperempuanan—seperti memasak, menjahit, membuat kerajinan, dan semacamnya.

Jisoo senang memiliki teman seperti Lisa yang karakternya tidak berbeda jauh dengannya.

Lisa juga seorang gadis yang tingkahnya seperti anak laki-laki, sama seperti Jisoo. Tetapi ia masih bersikap dan tetap memanjakan dirinya selayaknya perempuan pada umumnya. Tidak seperti Jisoo yang kelewatan sampai lupa diri bahwa ia perempuan.

"Jisoo-ya, aku lelah, kita istirahat dulu ya?" pinta Lisa dengan napas memburu akibat kelelahan. Jisoo mengangguk setuju. Mereka mengambil tempat duduk di bangku memanjang.

"Panasnya," keluh Jisoo sambil menyeka keringat yang mengucur di pelipisnya. "Sepertinya sekarang sedang puncak musim panas."

"Iya, tapi tak akan berlangsung lama. Minggu depan juga sudah memasuki bulan September. Musim gugur akan segera tiba, yeay!" Wajah Lisa berseri-seri.

Jisoo ikut tersenyum, "Yeah, aku sungguh tidak sabar menantikan musim gugur."

Lisa tertawa, kemudian bangkit dari posisinya. "Aku haus, ingin beli minum. Kau mau ikut atau menitip saja?"

"Aku menitip saja," Jisoo memberikan selembar uang kertas pada Lisa. "Minumannya samakan saja denganmu."

"Aye-aye captain!" Lisa pun melenggang ke tempat penjual minum yang berada tak jauh.

Jisoo memandang lurus ke depan. Sungai Han begitu luas, ada banyak tempat menyenangkan di sini. Jisoo senang bisa berada di kota ini.

"Soo-ya!"

Oh tidak! Itu suara yang amat Jisoo kenali. Akhir-akhir ini Jisoo menghindari pemilik suara itu; Kim Seokjin. Lagipula siapa yang memanggil Jisoo dengan panggilan 'Soo-ya' selain Kim Seokjin? Ya Tuhan, semoga saja Jisoo salah dengar. Ia sungguh tidak ingin bertemu Seokjin.

"Soo-ya! Hey!"

Seokjin muncul bersama Bobby. Dua laki-laki itu menyapa Jisoo dengan senyuman lebar.

"Annyeong, Jisoo-ya. Kau sedang lari pagi juga?" sapa Bobby ramah.

"Y-ya, begitulah..." jawab Jisoo tergagap. Ia berusaha menghindari tatapan Seokjin yang mengintimidasinya.

"Hey, apa kau menghindariku?" Seokjin memajukan wajahnya tepat di depan wajah Jisoo. "Aku merasa kau menghindariku beberapa hari ini. Apa aku melakukan kesalahan?"

Jisoo terperangah seperti seorang pencuri yang tertangkap basah. "A-aniyo. Untuk apa aku menghindarimu? Itu hanya perasaanmu saja."

"Kau tidak pandai berbohong, Kim Jisoo." Seokjin menatap tajam Jisoo. "Sebaiknya kau jujur."

"Apa? Aku berkata jujur kok!" elak Jisoo setengah mati.

Aish, mereka mulai lagi, batin Bobby, mulai frustrasi.

"Ada Seokjin dan Bobby juga rupanya." Lisa menginterupsi, memberikan seulas senyum cerah—terutama pada Bobby.

"Annyeong, Lisa-ya." Bobby tersenyum ramah kepada Lisa hingga kedua mata sipitnya semakin tenggelam.

Oh God, Bobby sangat manis! Lisa mengerjap, terpesona. Gadis itu sedang berusaha menahan teriakannya.

Remember Moonlight | Jinsoo ft. Irene✔ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang