3. Under The Moonlight

3.7K 357 115
                                    

Jisoo berjalan melewati lorong demi lorong sekolah menuju kelasnya: Kelas Sains 3-A. Sesekali gadis itu melambaikan tangan dan tersenyum menyapa siswa-siswi yang berpapasan dengannya, baik dikenal maupun tidak. Jisoo memang kelewat ramah—sudah jadi sifat permanennya.

Saat Jisoo hendak memasuki kelasnya, seseorang melompat di hadapannya. "DOR!" seru Seokjin keras.

Jisoo terkejut, nyaris saja terhuyung ke belakang jika tidak ada Kim Bobby yang menahan tubuhnya dari belakang.

Kim Seokjin sialan!

"Seokjin! Kalau dia jatuh bagaimana?" sembur Bobby kesal. Bobby lantas melepaskan pelukannya pada Jisoo. "Kau baik-baik saja kan Jisoo-ya?"

"Aku baik-baik saja. Terima kasih, Bobby-ah" Jisoo memberikan senyuman manis kepada Bobby. Lalu Jisoo memandang horror Seokjin. "Kau ini kenapa sih, selalu saja bertingkah menyebalkan?! Ini bahkan masih pagi!"

Seokjin mengedikkan bahu. "Memang sekarang masih pagi. Siapa bilang sudah malam?"

"Argh! Terserah!" Jisoo mencebik lalu menabrak bahu Seokjin keras sebelum duduk di bangkunya.

"Jangan ngambek! Kau tidak cocok memasang wajah begitu, sok imut." Seokjin menyusul Jisoo, dan duduk di kursi depan gadis itu.

Omong-omong, setiap siswa duduk sendiri di bangku tunggal yang telah disediakan.

"Wah, kau memotong rambutmu?" komentar Seokjin, menyadari rambut panjang sepunggung Jisoo berubah menjadi lebih pendek, tepat sebahu gadis itu. "Kau jadi tambah jelek, Soo-ya."

"Sialan! Memangnya tidak bagus, ya?"

"Kapan sih kau bagus di mataku?" ejek Seokjin tertawa. "Kenapa kau memotong rambutmu?"

"Aku hanya tidak ingin terlihat feminin."

"Kau benar-benar tidak merasa jadi perempuan ya?"

"Ya, begitulah."

"Astaga," Seokjin mendesah frustrasi. "Aku benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiranmu."

Jisoo tersenyum tipis.

"Hey, what did i miss?" Bobby ikut bergabung, ia menempati bangku di samping Jisoo.

"Tidak perlu berlagak pakai bahasa Inggris, Bobby-ah. Nilai ulangan bahasa Inggris masih remedial saja bangga kau." Seokjin mencibir, oh, kata-katanya membuat hati Bobby tercubit.

"Apa salahnya aku belajar?!" balas Bobby sewot.

Jisoo terkekeh geli. Kemudian ia menoleh menatap Bobby. "Bobby-ah, aku baru saja potong rambut kemarin sore. Bagaimana penampilanku? Apakah terlihat bagus?"

"Bagus, model rambutnya cocok dengan kepribadianmu," Bobby berucap jujur. "Mau bagaimana pun model rambutmu, kau selalu terlihat cantik, Jisoo-ya."

Pipi Jisoo bersemu. "Jinjja? Ah, gomawo, Bobby." balasnya sambil tertawa malu. "Kau tahu, Bobby, masa Seokjin tadi bilang kalau aku semakin jelek dengan model rambut seperti ini?"

"Memang begitu faktanya." kata Seokjin tak acuh.

Bobby melirik Seokjin sinis. "Tidak usah dengarkan dia, Jisoo-ya. Mungkin matanya mengalami gangguan. Percayalah, kau selalu cantik."

"Aigoo, kau memang yang terbaik, Bobby-ah."

Seokjin memutar bola mata memperhatikan mereka. Sungguh menggelikan.

Remember Moonlight | Jinsoo ft. Irene✔ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang