14. Remember Moonlight

2.8K 331 204
                                    

Tatapan dua sahabat baik itu berlangsung lama. Sebagai isyarat bahwa mereka saling merindukan dalam diam. Lucu, ketika dua orang yang dulunya sangat dekat dan selalu bersama, sekarang ketika dipertemukan kembali justru seperti baru pertama kali bertemu. Kaku, binggung, tidak tahu harus apa atau bagaimana.

Sampai pada akhirnya suara berat Kim Seokjin memecah keheningan, "H-hai." sapanya kikuk, dengan mata berbinar dalam.

Perlahan, Jisoo dan Seokjin melangkah saling mendekat.

Seokjin gugup, ia tak tahu harus berkata apa. Ia mengulurkan satu tangannya pada Jisoo.

Jisoo tersenyum. Dengan malu-malu, ia menerima uluran tangan itu.

Seokjin berdeham. "Lama tak jumpa, Kim Jisoo. Bagaimana... kabarmu?"

"Aku... baik," jawab Jisoo masih kaku. "Bagaimana denganmu?"

"Y-ya... seperti yang kau lihat. Pria itu terkekeh canggung.

Jisoo kecil dan Tzuyu terkikik melihat interaksi kaku tapi lucu antara Kim Jisoo dan Kim Seokjin.

"Ehm, Seokjin... maaf, tanganmu," kata Jisoo, membuat Seokjin tersentak. Sedari tadi Seokjin tidak melepaskan tangan Kim Jisoo.

Seokjin kontan melepaskan tangannya, "Ah, mianhae."

Jisoo kecil tersenyum, bahagia melihat ayahnya bisa kembali bertemu dengan Kim Jisoo. Anak itu menengadahkan kepala, menatap langit mendung berawan.

Ibu, apa sekarang kau sedang melihat ini? Ayah dan bibi Jisoo sudah bertemu.

Ibu senang, kan, melihatnya?

•••


Malam hari, Jisoo terduduk di balkon lantai dua, matanya tertuju pada lengkungan bulan sabit yang menghiasi langit malam. Jisoo melihat bayangan mendekat ke arahnya. Benar saja, seseorang datang dan menempati ruang kosong di sampingnya.

Seokjin tersenyum. "Hai."

Jisoo harus mengakui, senyuman Seokjin sama sekali tak berubah. Tetap manis, dan bahkan sekarang laki-laki itu terlihat semakin menawan.

"Sedang apa?" tanya Seokjin.

"Memandang bulan," sahut Jisoo. "Kau tidak tidur, Seokjin-ah? Chanwoo sudah memberitahumu, kan? Kau tidur sekamar dengannya."

"Sudah, kok. Hanya saja... aku belum mengantuk. Tidak apa-apa kan kalau aku duduk di sini?"

"Tentu."

Seokjin menatap wajah Jisoo dari samping. Rasanya seperti mimpi ia bisa kembali melihat Kim Jisoo. Terlalu mustahil untuk menjadi nyata. Terlalu nyata untuk jadi halusisnasi.

"Soo-ya," panggil Seokjin. Jisoo menoleh ke samping, balas menatapnya. "Kau terlihat semakin cantik."

Jisoo mengerjapkan mata. "Eh?"

"Aku tak percaya ini. Sekarang kau benar-benar berubah menjadi perempuan sungguhan," celetuk Seokjin meledek.

Bugh!

Satu pukulan keras Jisoo layangkan di punggung Seokjin. Seokjin meringis kesakitan, "Aduh, Soo-ya, sakit!"

Jisoo mendecih. "Makanya, jangan mengejekku!"

Seokjin mendengus geli. "Kau tahu, aku rindu bertengkar denganmu." Pria itu menatap Jisoo tepat di manik mata dengan tatapan yang bahkan Jisoo sulit artikan. "Aku merindukanmu, Kim Jisoo."

Remember Moonlight | Jinsoo ft. Irene✔ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang