10. Manusiawinya Manusia

555 60 10
                                    












Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



***

Orang bilang, iri adalah saat dimana kita bersedih ketika melihat orang lain berbahagia.

Orang bilang, iri adalah saat dimana kita berbahagia ketika melihat orang lain bersedih.

Iri adalah ketidakmampuan.

Iri adalah ketika kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan sedangkan orang lain bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Iri adalah ketika kita tidak bisa melakukan apa yang ingin kita lakukan sedangkan orang lain bisa melakukan apa yang mereka ingin lakukan.

Namun kadang, iri tidak hanya soal ketidakmampuan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan atau lakukan. Lebih dari itu, iri bisa menjadi sebuah perspektif menyakitkan dimana kita tidak hanya dituntut untuk harus selalu mendapatkan apa yang kita inginkan melainkan kita juga dituntut untuk harus mendapatkan apa yang tidak kita inginkan.

Sebuah paksaan berbalutkan harapan dan masa depan.

Kala mengenal Diva sejak mereka masuk ke SMA yang sama, satu kelas di kelas sepuluh kemudian menjadi lebih dekat ketika sama-sama masuk ke Ganesha. Setahu Kala, keluarga Diva adalah keluarga yang open minded, meskipun kedua orang tuanya tidak terlalu mengikuti perkembangan zaman. Bahkan selama beberapa kali main ke rumah Diva, Kala bisa merasakan atmosfer kekeluargaan yang begitu hangat, sangat berbeda jauh dengan kehidupannya. Tapi sekarang, mendengar curhatan Diva padanya membuat Kala sedikit terkejut karena ternyata sekali lagi apa yang telah dilihatnya tidak pernah benar-benar sama dengan kenyataan yang terjadi.

Kadang memang orang hanya melihat luarnya saja tanpa tahu keadaan di dalamnya seperti apa.

"Kata Mama, gue anak durhaka kalo ga nurutin kemauannya."

"Astaga Div..."

Entah sudah yang keberapa kalinya Kala membawa tangan Diva ke dalam genggamannya, menguatkan.

"Emangnya gak bisa diobrolin lagi? Siapa tau lo sama Tante Mia butuh lebih banyak ruang dan waktu buat ngobrol dari hati ke hati."

Diva menggeleng lemah, setitik air matanya jatuh membasahi pipinya.

"Gue udah nyoba Kal, tapi pada akhirnya gue juga yang kalah. Setiap kali gue udah bertekad buat ngomong apa yang ada di hati gue ke Mama, begitu kita berhadapan semuanya lenyap gitu aja. Gue... Gue gak bisa ngomong apa-apa selain nangis."

Dan Kala membawa Diva ke dalam pelukannya, terlalu sesak melihat sosok sahabatnya itu yang biasa ceria, penuh semangat dan selalu optimis tiba-tiba bergetar dengan wajah yang pucat. Terlebih Kala sebenarnya bingung harus berbuat apa. Pengalamannya minim soal hubungan antara anak dan orang tua. Itu juga yang membuat Kala sering kali iri pada sahabat-sahabatnya yang memiliki keluarga lengkap dan bahagia. Tidak seperti dirinya yang tumbuh tanpa orang tua.

KALI KEDUA ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang