15. Tempat Kita Pulang

471 48 1
                                    











Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



***

Ciuman tampaknya menjadi hal yang b aja buat seorang Langit Aksara. Ya iyalah, secara sudah tak terhitung berapa kali cowok itu mendaratkan bibirnya di bibir cewek lain selain Kala. Ratusan? Bisa jadi. Hal itu pula yang membuat Kala sedikit merasakan perasaan aneh di hatinya sejak malam itu, sejak Langit menciumnya untuk kedua kalinya dalam dua tahun mereka pacaran. Rasanya aneh, bukan tidak bahagia tetapi mengingat ia bukan gadis pertama yang mendapat ciuman Langit membuatnya sedikit kecewa. Padahal Langit lah pemilik ciuman pertama dan keduanya.

Tapi it's okay. Berkali-kali Kala berpura-pura sok tegar ketika Citra dan Getta sibuk mengompori nya saat ia curhat soal ciumannya dengan Langit.

"Lama," Kala mendapati Langit berdecak sambil meliriknya yang baru saja datang dan masuk ke dalam mobil cowok itu.

"Ini tuh waktu tercepat yang gue bisa tau gak. Cuma sepuluh menit doang kali, biasanya lo sanggup nunggu sampe satu jam." Kala menggerutu sambil setengah melemparkan tasnya ke jok belakang.

"Sepuluh menit 45 detik lebih tepatnya." Langit berucap kesal sambil memasangkan seatbelt nya lalu menyuruh Kala untuk memasang miliknya juga dan Kala hanya bisa menurut sebab ia bertekad akan menjadi anak baik hari ini, no drama, no bete-betean, karena takut Langit akan tiba-tiba berubah pikiran dan menurunkannya di jalan.

Hari ini setelah menyelesaikan ujian akhir semester hari terakhir, Langit mengajak Kala ke rumahnya untuk merayakan Natal bersama mengingat perayaan besar itu akan terjadi hanya dalam hitungan hari. Dan Kala senang bukan kepalang cewek itu bahkan sudah mempersiapkan banyak hal untuk dirinya yang akan bertemu calon mertuanya, calon kakak-kakak iparnya, calon om dan tantenya, calon kakek-neneknya juga calon saudara-saudara nya nanti, maklum selama dua tahun berpacaran dengan Langit cewek itu baru sekali ke rumahnya. Itupun saat cowok itu sakit dan Kala bersama sahabat-sahabat Langit menjenguknya ke Jakarta bukan atas undangan langsung dari cowok itu seperti sekarang jadi wajar saja kalau Kala nervous dan banyak melakukan persiapan yang membuatnya repot sendiri.

"Eh Lang, kalo Natalan emang semuanya kumpul di rumah lo ya?" Langit menggeleng, masih fokus menyetir.

"Di rumah Kika-Nina, keluarga besar ngumpul di sana biasanya."

"Semuanya?"

"Harusnya si gitu, cuma kan sodara gue ga semuanya tinggal di Indo. Natalan hari ke-2 atau ke-3 kadang mereka baru bisa kumpul."

"Oooh..." Kala membeo sambil mengangguk-angguk.

"Berarti nanti ada kak Mika sama kak Satria juga dong?"

KALI KEDUA ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang